Thursday, January 23, 2014

contoh cerpen tentang persahabatan

GUNDUL  BIKIN CERAI-BERAI

oleh: Alwan Indera Setia

Persabatan antara Rama, Baron, Pras , Han, dan Rahman. mereka berteman sangat akrab sejak duduk di SMA kelas 10 hingga kelas 12. Mereka selalu solid dan kompak satu sama lain, baik di dalam sekolah maupun di luar sekolah. Mengerjakan tugas sekolah mereka selalu bersama,

Kegaduhan di dalam ruang kelas merupakan hal yang lumrah terjadi di waktu istirahat. Rama, Baron, dan Rahman sedang berbincang-bincang tentang pembuktian kekompakan dan solidaritas dari persahabatan kelima orang ini,

“Baron, kita kan  sudah 3 tahun disekolah ini, 3 tahun kita menjalin persahabatan, gimana kalau hari ini kita semua potong gundul untuk membuktikan kekompakan persahabatan kita ? ” kata Rahman

“aku sih terserah “ jawab Baron dengan tenang

“namun, gimana dengan han dan pras kita gak tau mereka mau apa gak” sahut Rama dengan cemas

“ya harus mau kita sahabat ya harus mau” sahut Baron dengan tegas

Tiba-tiba Pras jalan menuju ke tempat ketiga sahabatnya yang sedang berbincang-bincang.

“hai bro, ada apa ini kok serius amat bicaranya” Tanya Pras

“ begini bro, kita bertiga sepakat untuk memotong gundul rambut kita untuk bukti kekompakan kita” jawab gigih

“ apa …?”kaget Pras

Pras terkejut mendengar kesepakatan dari ketiga temannya itu. Ia dengan cepat mengambil handphone untuk meminta persetujuan dari pacarnya, Rama mendekati pras seraya tak percaya

“ pras, kamu kenapa Cuma potong gundul aja kok, laki harus berani dong, dan membuktikan kekompakan kita”

Pras diam sejenak menunggu persetujuan dari pacarnya, dan mengacuhkan yang dikatakan oleh Rama. Tiba-tiba, ia menerima jawaban dari dari pras yang menyatakan tidak persetujuan dari pacarnya. Sebuah dilema yang diterima pras, antara lebih memilih sahabatnya atau pacarnya.

 

“ aku gak bisa”

“ alasannya kenapa ? sahut Rama

“ kamu gak ngerasain di posisi ku, ini pilihan yang sulit antara lebih memilih pacar dan sahabat” Pras tak bisa mengendalikan emosi

“semua keputusan di tangan mu pras, kalau kamu gak potong kita gak sahabat lagi dan saya gak mau bicara lagi dengan mu” sahut Rama sambil meninggalkan Pras

Bel berbunyi, kegaduhan itu sekejab lenyap ketika guru matematika member ulangan dadakan, semua siswa tamapk gelisah. Namun dari 24 siswa di kelas itu yang paling gelisah dan ditambah dengan tekanan batin adalah pras,dari 8 soal yang diberikan guru hanya 1 soal yang dia jawab sampai ulangan selesai.

 

 

*******

Sepulang sekolah Baron, Rama, Rahman, mengajak pras untuk ikut potong gundul. Dengan perasaan binggung, Pras akhirnya mau ikut ke salon.Rama mendekati Pras

“ ayo gak usah ragu  dan cemberut kaya gitu dong”

Sesampainya di tempat tujuan mereka, Rama, Baron, dan Rahman berjalang dengan percaya dirinya, namun rasa percaya diri itu tidak menghinggapi Pras, yang terbayang dipikirannya saat itu adalah memilih potong atau tidak.

Seperempat jam kemudian, Rama, Baron, Rahman, selesai mengguduli rambutnya hingga seperti tahahan nara pidana yang baru keluar dari penjara, bulatan yang berkilau bak kacang polong. Pras semakin gugup dengan model rambut yang berkilau itu, dia hanya terpaku pada bulatan tiga buah kepala. Dia tertawa terbahak-bahak sampai sampai dia tak sadar itu giliranya untuk digundul juga. Rahman mendekati Pras, dan menariknya untuk potong

“ Pras, sekarang giliranmu, ayo cepetan potong, nih kepala ku udah gundul, jangan langgar kesepakaton dong, aku gak mau kalo kamu begitu lho Pras “

“ hahaha rah, aku gak bisa bayangin kalo aku gundul seperti itu” sahut Pras sambil tertawa terbahak-bahak

Rahman yang sedang tonic menyela pembicaraan Rahman dan Pras    pras, ingat kalo kamu gak potong, kami semua gak mau bicara lagi dengan mu…!”

“ aku juga tahu itu galang, tapi ini keputusan yang sulit, di salah satu sisi aku harus potong, di sisi yang lain aku gak boleh potong” sahut Pras

Baron  mendekati Pras dengan perasaan emosi namun masih tetap terkendali

“ siapa yang gak bolehin kamu potong ? pacarmu, pras…pras, jadi laki itu jangan mau di atur-atur sama perempuan. Nih seperti aku saya punya pacar tapi fine fine aja kok “

“ aku besok aja Baron, setelah nonton film sama pacar aku dulu, aku pasti potong kok” ujar Pras sambil tertekan oleh perasaan bingung

“ oke Pras kalo caramu begitu, saat keluar dari salon ini aku gak kenal dan gak mau ngomong lagi sama kamu…!” gertak Rama

*****

Keesokan harinya, Raman, Baron, dan Rama, menjadi bahan tertawaan di kelas semua mata tertuju hanya pada ketiga objek yaitu kepala yang berkilau. Sesuai dengan konsekuensi dari kesepakatan pras tidak di temani dan tidak diajak bicara lagi. Dia duduk menyendiri di bangku paling belakang. Rasa acuh tak acuh mulai muncul dari pras terhadap 3 temannya itu.

            Di hari kedua, akhirnya han berangkat sekolah, dia tak tahu kesepakatan apa yang di buat sahabatnya, dan tak tahu kenapa pras tidak berbicara dengan sahabatnya lagi. Rama berjalan kea rah Han

            “ Han, kamu harus potong gundul seperti kami juga lho “

            “lah aku gak tau kesepakatan yang kalian buat, terus kok pras gak potong gundul seperti kamu ? ”  tanya Han sambil kebingungan

            “kalo kamu gak potong seperti kami, kami gak akan bicara dan berteman lagi denganmu, itu orang aku gak kenal namanya, dia memang lebih memilih pacar daripada sahabatnya sendiri”

Keluh Rama

            Han meninggalakan Rama, dia mendekati Pras, untuk duduk di sampingnya. Han merasa kasihan terhadap Pras yang di acuhkan oleh sahabatnya karena dia tidak gundul, dia memutuskan untuk tidak potong. Sambil memegangi punggung Pras

            “ aku juga memilih tidak potong kok Pras, tenang aja aku masih menjadi sahabatmu. Eh ngomong-ngomong,  emang ada apa kok kamu gak potong Pras? Tanya Han

            “kamu gak tau posisiku han, pacarku gak bolehin aku potong, nih aku sama pacarku juga masih awal-awal, masa ya aku harus buat dia risih dengan kepala gundul saat aku jalan sama dia“ ujar Pras dengan mata layu

*****

Setelah 5 hari  Pras dan Han tidak di ajak bicara lagi oleh ketiga sahabatnya itu, Han dan Pras merasa bersalah karena membuat sahabat-sahabatnya kecewa. Han dan pras berniat meminta maaf kepada sahabatnya sepulang sekolah dan berniat mentraktir sahabatnya makan di kantin sepuasnya, karena dia merasa meminta maaf adalah jalan satu-satunya untuk memperbaiki ikatan batin yang telah mereka rajut selama 3 tahun selama di SMA.

            Bel pulang pun berbunyi, Pras bersiap menunggu sahabatnya keluar dari pintu kelas. Dengan perasaan gugup dan rasa bersalah, dia melontarkan kata-kata maaf untuk sahabatnya yang tepat di depan matanya sendiri

            “Baron, Rama, Rahman. Aku dan Han minta maaf atas kesalahanku yang aku perbuat kepada kalian, yang membuat kalian kecewa, aku sadar ini pilihan yang sulit tapi aku takan lagi membuat kalian kecewa, apa yang aku harus lakukan untuk menebus kesalahanku terhadap kalian”

            “ sekarang gini aja kita mau maafkan kamu dan han, tapi ada syaratnya  yaitu tanding adu jotos  2 lawan 3, gimana ? tempat dan waktu kalian yang tentuin “ sahut Baron dengan semangat

            “ ok gak apa, kami siap sekalipun kami mendapat luka-luka pada tubuh kami, karena luka luar dapat diobati, kalau luka di hati susah untuk diobati”ujar Pras

             Malam yang sepi di sebuah lapangan, meraka sudah bersiap tanding. 15 menit mereka pemanasan untuk bertanding, detik-detik yang mendebarkan bagi pras. Dia sudah tak peduli terhadap apapun yang terjadi pada tubuhnya yang dia cari adalah permintaan maafnya diterima oleh ketiga sahabatnya, namun di sisi lain Rama, Rahm, dan Baron ini merupakan kejutan bagi Pras dan Han, karena mereka berencana membuat perandingan palsu untuk mengelabui kedua orang tersebut. Saat pertandingan dimulai Baron, Rahman, dan Rama saling merangkul Pras dan Han.   

            “ bro, kami sudah maafkan kalian saat kalian mengucapkan maaf pada kami dan kalian sudah mengetahi kesalahan kalian, sekarang kita bersahabat bro” ujar Rama

            “terima kasih sahabat, kalian memang sahabat yang tak ternilai harganya. Yuk kita mampit ke cafĂ© kalian kan udah capek pemanasan, aku traktir kok tenang aja“ jawab Pras dengan gembira

            “berangkat….!” Sahut bersama

            Kelima orang ini menjadi sahabat lagi, cerita persahabatan mereka tak dapat dipisahkan  oleh gundul dan pacar. Karena persahatan lebih bernilai harganya jika dibandng emas ataupun uang. Persahabatan sejati takkan ditelan oleh hiruk pikuknya fantasi duniawi.