A.
Konsep Dasar sistem Informasi
Geografi
1) Pengertian SIG
Pengertian SIG antara lain sebagai berikut:
a. Sistem Informasi Geografis adalah suatu sistem
perangkat yang dapat melakukan pengumpulan, penyimpanan, pengambilan kembali,
pengubahan (transformasi), dan penayangan (visualisasi) dari data-data
keruangan (spasial) untuk kebutuhan-kebutuhan tertentu (Burrough, 1956).
b. Sistem Informasi Geografis adalah sistem yang
berbasis komputer yang digunakan untuk menyimpan, memanipulasi, dan
menganalisis informasi geografi (Petrus Paryono).
Karena merupakan suatu sistem,
informasi geografis terdiri dari 4 subsistem pokok, yaitu subsistem masukan
(data input), penyajian (data output, penyimpanan (data management), serta
pengolahan dan pengkajian (data manipulation and analysis).
2) Komponen SIG
SIG terdiri atas 4 komponen pokok, yaitu data, perangkat
keras, perangkat luak, dan manajemen.
a. Data
Data dalam SIG terdiri atas dua
jenis, yaitu data spasial dan data atribut
1) Data Spasial
Data spasial adalah data grafis
yang mengidentifikasikan kenampakkan lokasi geografi berupa titik garis, dan
poligon. Data spasial diperoleh dari peta yang disimpan dalam bentuk digital
(numerik).
a) Titik
Sebuah titik dapat menggambarkan
objek geografi yang berbeda-beda menurut skalanya. Sebuah titik menggambarkan
kota jika pada peta skala kecil, tetapi menggambarkan objek tertentu yang ebih
spesifik dalam wilayah kota, misalnya pasar, jika pada peta skala besar.
b) Garis
Sebuah garis juga dapat
menggambarkan objek geografi yang berbeda-beda menurut skalanya. Sebuah garis
menggambarkan jalan atau sungai pada peta skala kecil, tetapi menggambarkan
batas wilayah administratif pada peta skala bear.
c) Area
Seperti halnya titik dan garis,
area juga dapat menggambarkan objek yang berbeda menurut skalanya. Area dapat
menggambarkan wilayah hutan atau sawah pada peta skala besar.
2) Data atribut
Data atribut adalah data yang
berupa penjeasan dari setiap fenomena yang terdapat di permukaan bumi. Data
atribut berfungsi untuk menggambarkan gejala topografi karena memiliki aspek
deskriptif dan kualitatif. Oleh karena itu, data atribut sangat penting dalam menjelaskan
seluruh objek geografi. Contohnya, atribut kualitas tanah terdiri atas status
kepemilikian lahan, luas lahan, tingkat kesuburan tanah dan kandungan mineral
dalam tanah.
b. Perangkat Keras
Perangkat keras (hadware) adalah
perangkat-perangkat fisik yang digunakan dalam sistem komputer. Perangkat keras
yang dibutuhkan dalam pengoperasian SIG adalah seperangkat komputer yang
terdiri atas central processing unit (CPU), monitor, printer, plotter, disket,
hard disk, magnetic tape, digitizer, keyboard dan scanner.
c. Perangkat Lunak
Perangkat iunak (software) adalah
program yang digunakan untuk mengoperasikan SIG. Beberapa program yang dapat
digunakan antara lain Arc/Info, Are View, ERDAS, dan ILWIS.
d. Manajemen
Manajemen merupakan perangakat
dalam SIG yang terdiri atas sumber daya manusia. Suatu proyek SIG akan berhasil
jika dilakukan dengan manajemen yang baik. Oleh karena itu, SIG harus
dikerjakan oleh orang-orang yang tepat, yang memiliki keahlian dalam bidang SIG
sesuai dengan tingkatannya.
Manusia sebagai pengguna SIG
memiliki tingkatan kemampuan yang berbeda-beda. Mulai dari tingkat spesialis
yang mendesain dan memelihara sistem hingga pengguna SIG. Namun, secara umum
orang-orang yang terlibat dalam SIG dibedakan menjadi tiga, yaitu staf operasional
yang meliputi pengguna akhir, staf profesional teknik yang meliputi atialis dan
programer, serta manajer yang bertanggung jawab atas SIG secara keseluruhan.
3)
Tahapan Kerja SIG
SIG dapat mempresentasikan dunia
nyata ke dalam layar monitor komputer. Oleh karena itu, SIG sama halnya dengan
lembaran peta yang mempresentasikan dunia nyata di atas kertas, meslcipun SIG
melalui komputerisasi memiliki kelebihan-kelebihan tertentu dibandingkan dengan
peta. Akan tetapi, sebuah peta dapat disebut SIG karena juga menginformasikan
data-data dalam ruang, khususnya muka bumi.
Sebagai sebuah sistem, tahapan kerja dalam SIG meliputi
masukan data, manipulasi dan analisis data, serta penyajian data.
1.Tahap Masukan Data
Masukan data merupakan fasilitas
dalam SIG yang dapat digunakan untuk memasukkan data dar mengubah data asli ke
dalam bentuk yang dapat diterima dan dapat dipakai dalam SIG. Masukan data
terdiri atas sumber data dan proses memasukkan data.
a. Sumber Data
Sumber data yang dapat digunakan dalam masukan data antara
lain data pengindraan jauh, data teristris, dan data peta.
1) Data Pengindraan Jauh
Data pengindraan jauh berupa
citra, baik citra foto maupun nonfoto. Apabila sumber data berupa foto udara,
harus diolah terlebih dahulu dengan cara interpretasi, kemudian disajikan dalam
bentuk peta. Namun apabila berupa citra satelit yang sudah dalam bentuk digital
dapat langsung digunakan setelah dilakukan koreksi seperlunya.
2) Data Teristris
Data teristris adalah data yang
diperoleh langsung dari pengukuran lapangan, antara lain pH tanah, salinitas
air, curah hujan, dan persebaran penduduk. Data teristris dapat disajikan dalam
bentuk peta, tabel, grafik, atau hasil perhitungan saja.
3) Data Peta
Data peta adalah data yang sudah
dalam bentuk peta yang siap digunakan. Guna keperluan SIG melalui
komputerisasi, data-data dalam peta dikonversikan ke dalam bentuk digital.
Sebuah peta harus benar-benar
mempresentasikan sebagian atau seluruh permukaan bumi. Oleh karena itu, sebuah
peta harus memenuhi syarat-syarat berikut ini:.
a) Jarak antartitik pada peta
harus sesuai dengan jarak antartitik sesungguhnya di permukaan bumi.
b) Luas wilayah pada peta harus
sesuai dengan luas wilayah sesungguhnya.
c) Sudut atau arah sebuah garis
pada peta harus sesuai dengan sudut arau arah yang sesungguhnya di permukaan
bumi.
d) Bentuk sebuah objek pada peta
harus sesuai dengan bentuk yang sesungguhnya di permukaan bumi.
b. Proses
Pemasukan Data
1) Data Spasial
Guna memasukkan data spasial ke dalam SIG dapat dilakukan
dengan dua cara, yaitu digitasi dan penyiaman (scanning).
a) Digitasi
Kegiatan digitasi merupakan
pekerjaan yang banyak menyita wakm karena dapat menghabiskan waktu hingga 60%
dari keseluruhan waktu pemrosesan data sampai dengan pengambilan keputusan.
Oleh karena itu, proses ini
merupakan hambatan bagi penyelesaian seluruh proses dalam SIG. Proses digitasi
terdiri atas empat tahap, yaitu berikut ini.
(1) Penyiapan peta yang akan
didigitasi.
Peta yang akan didigitasi
terlebih dahulu harus dalam keadaan baik dan henar. Artinya, peta merupakan
lembar bidang datar tanpa bekas lipatan, tidak sobek, dan harus jelas.
(2) Menentukan koordinat peta.
Pencatatan koordinat pada meja
digitasi mempunyai satuan milimeter. Jika data yang akan didigitasi berupa
peta, koordinat digitasi harus ditransformasikan sesuai dengan koordinat peta
dan skala harus diubah dari satuan milimeter ke meter.
Guna melakukan transformasi ini
minimal ada tiga btrah titik yang sudah diketahui kedudukannya di lapangan dan
harus ditransformasikan sebagai titik kontrol. Pengambilan ketiga titik
tersebut untuk mengontrol apabila terjadi pengerutan atau pembesaran objek yang
didigitasi. Oleh karena itu, peta yang didigitasi tidak boleh geser atau lepas dari
meja digitasi karena sistem koordinat pada meja digitasi telah disesuaikan
dengan sistem koordinat peta.
(3) Mengedit data sebelum
disimpan ke dalam data dasar
Pengeditan dilakukan karena
selalu terjadi kesalahan dalam proses digitasi. Kesalahan dalam proses digitasi
umumnya terjadi pada sambungan garis, garis yang terlalu panjang atau terlalu
pendek, kelolosan mencantumkan garis atau titik, pencatatan rangkap, kesalahan
kode, dan kesalahan lokasi.
b) Penyiaman (scanning)
Memasukkan data dengan alat penyiam
dapat menghemat waktu. Penyiaman dapat dilakukan menggunakan detektor
elelaronik yang dapat bergerak. Penyiaman yang terkenal ialah penyiaman tabung
(drum scanner) dan penyiaman datar (flatbed scanner).
Data spasial yang ialah
dimasukkan dan disimpan di dalam SIG dapat dibedakan menjadi dua model, yaitu
model data raster dan model data vektor.
a) Model Data Raster
Data raster adalah data yang
dibentuk oleh kumpulan sel atau pixel (picture element). Pixel adalah bagian
terkecil yang masih dapat digambarkan dalam sebuah citra. Setiap pixel
mempunyai referensi (koordinat) sendiri sebagai identitasnya dan mempunyai
nilai tertentu. Oleh karena in data raster dapat menggambarkan objek geografi
yang mempunyai satuan luas karena ukuran raste berkaitan erat dengan ukitran
sebenarnya di lapangan. Data raster berdimensi dua sehingga muda; disimpan,
dimanipulasi, dan ditampilkan.
b) Model Data Vektor
Data vektor merupakan model data
yang dapat digunakan untuk menggambarkan informasi geografi secara tepat. Model
data vektor menampilkan, menempatkan, dan menyimpan data spasial dengan
menggunakan titik-titik, garis; atau poligon beserta atributnya. Bentuk-bentuk
dasar data spasial dalan model data vektor ditampilkan dalarn sistem koordinat
kartesian dua dimensi (sumbu x dan y).
Di dalam model data spasial
vektor, garis-garis atau kurva merupakan sekumpulan titik-titik terurut yang
dihubungkan, sedangkan luasan atau poligon juga disimpan sebagai sekumpulan
titik-titik. Akan tetapi, titik awal dan titik ahhir poligon tersebut mempunyai
nilai koordinat yang sama sehingga.menjadi poligon tertutup. Informasi vang
diwakili oleh titik, garis, atau bidang mempunyai koordinat yang tepat. Titik
akan diikat oleh satu koordinat (x, y), garis diikat oleh dua atau lebih sistem-koordinat
sedangkan poligon atau bidang diikat oleh beberapa koordinat yang tertutup.
2) Data Atribut
Data atribut suatu objek dapat berupa data kualitatif dan
data kuantitatif.
a) Data Kualitatif
Data kualitatif adalah data hasi
l pengamatan yang dinyatakan dalam bentuk deskriptif. Data kualitatif dapat
diperoleh dari pengisian angket; wawancara, dan tanya jawab. Data kualitatif
berfungsi untuk memperlihatkan perbedaan jenis atau rupa. Sebagai contoh, data
kualitatif dalam peta tata guna lahan, antara lain permukiman, sawah, kawasan
industri, tegalan, dan hutan.
b) Data Kuantitatif
Data kuantitif adalah data hasil
pengamatan atau pengulcuran yang dinyatakan dalam bilangan. Data kuantitatif
berfungsi untuk memperlihatkan perbedaan nilai dari objek.
Data kuantitatif dapat dibedalcan
menjadi empat, yaitu data rasio, interval, ordinal, dan nominal.
Data atribut tersebut disimpan dalam bentuk tabel yang
rasional sehingga mudah untuk digunakan dalam jumlah data yang banyak. Contoh
data atribut adalah berikut ini.
2. Tahap pengelolaan data
Tahap pengelolaan data meliputi :
a.
Pengarsipan
Pengarsipan bertujuan untuk menyimpan data
yang akan dianalisis. Apabila akan dilakukan pemanggilan data, data yang akan
mudah diperoleh
b.
Pemodelan
Pemodelan dilakukan dengan membuat konsep
analisis untuk mendapatkan informasi baru. Pemodelan mengubah data untuk
dianalisis sesuai dengan keinginan pengguna
3. tahap manipulasi dan analisis data
Manipulasi
dan analisis data menghasilkan peta baru dengan tahapan sebagai berikut
a.
Buffering
Pembuatan polygon baru berdasarkan jarak
yang telah ditentukan, baik pada data titik, data garis, data area, maupun data
polygon
b.
Scoring
Dilakukan dengan member nilai dan parameter
yang digunakan untuk analisis. Contoh, penilaian jarak pemukiman dan sungai
dalam analisis banjir berisiko tergenang banjir sehingga nilainya rendah
c.
Overlay
Penggabungan data grafis secara tumpang susun
untuk memperoleh data grafis baru yang memiliki satuan pemetaan
4. Penyajian Data
Subsistem penyajian data
berfungsi untuk menayangkan informasi atau hasil analisis data geografi
Informasi yang dihasilkan dapat berupa peta, tabel, grafik, bagan, dan hasil
perhitungan. Melalui informasi itu pengguna dapat melakukan identifikasi
informasi yang diperlukan sebagai bahan dalam pengambilan kebijakan atau
perencanaan.
Keunggulan SIG
a. Mudah
dalam pengolahan data.
b. Pengumpulan data dan penyimpanannya
hemat tempat dan ringkas
c. Mudah diulang dan dilihat
kembali apabila sewaktu-waktu diperlukan.
d. Mudah diubah dan direvisi
apabila sewaktu-waktu ada perubahan.
e. Mudah dibawa, dikirim, dan
ditransformasikan (dipindahkan).
f. Aman, karena dapat dikunci
dengan kode atau manual.
g. Relatif lebih murah
dibandingkan dengan survei lapangan.
Manfaat SIG
1)
Untuk pengawasan daerah bencana alam, seperti:
a) memantau luas wilayah bencana alam;
b) memetakan wilayah rawan bencana;
c) pencegahan terjadinya bencana alam di masa datang;
d) menyusun rencana-rencana pembangunan kembali daerah bencana.
2)
Untuk mengetahui distribusi kawasan lahan,
seperti:
a) kawasan lahan potensial dan lahan kritis;
b) kawasan hutan yang masih baik dan hutan rusak;
c) kawasan lahan pertanian dan perkebunan;
d) pemanfaatan perubahan penggunaan lahan.
3) Bidang Sosial
1. untuk pendataan dan
kemungkinan pengembangan pusat-pusat pertumbuhan ekonomi;
2. mengetahui luas dan
persebaran, serta kualitas lahan pertanian dan kemungkinan pola drainasenya;
3. untuk pendataan dan
pengembangan permukiman penduduk, kawasan industri, pendidikan, rumah sakit,
perkantoran, sarana hiburan dan rekreasi, serta pembuatan jalur hijau;
4. mengetahui potensi dan
persebaran penduduk;
5. untuk pendataan dan
pengembangan jaringan sarana transportasi dan komunikasi.