Friday, March 27, 2020

MODEL, PENDEKATAN, STRATEGI, METODE DALAM PEMBELAJARAN IPA SD




A.    Pengertian Pendekatan, Strategi, Metode, dan Model dalam Pembelajaran IPA SD
1.      Pendekatan (Approach) dalam Pembelajaran IPA
Pada umumnya kata approach diartikan pendekatan. Dalam dunia pengajaran, kata ini lebih tepat diartikan a way of beginning something. Jadi, kalau diterjemahkan, approach ialah cara memulai sesuatu. Suatu approach sangat menentukan dalam dunia pendidikan dan pengajaran. Approach mempunyai pengaruh besar terhadap hasil yang diharapkan. Karena itulah, sebelum melaksanakan pengajaran, perlu dipikirkan terlebih dahulu atau dipilih approach yang tepat.
Pendekatan pembelajaran merupakan titik tolak atau sudut pandang suatu pembelajaran. Pendekatan pembelajaran IPA merupakan landasan filosofi yang melatarbelakangi proses pembelajaran IPA. IPA yang dibahas disini adalah natural science, bukan social science.
Natural Science secara harafiah merupakan ilmu yang mempelajari alam dan peristiwa-peristiwa yang berhubungan dengan alam. Tujuan yang akan dicapai setelah seorang peserta didik belajar IPA adalah mampu mempelajari diri sendiri dan fenomena alam. Pencapaian tujuan belajar IPA tersebut dalam proses pembelajaran yang dimulai dari penentuan pendekatan pembelajaran yang dapat diterapkan.
Pendekatan dalam pembelajaran IPA akan mempunyai ciri khas yang membedakan dengan pendekatan dalam pembelajaran materi yang lain. Karakteristik materi IPA yang khas juga memerlukan pendekatan-pendekatan pembelajaran yang lebih spesifik. Karakter materi IPA yang berupa pengetahuan faktual akan berbada dengan pengetahuan konseptual, prosedural, dan metakognitif.

2.      Strategi dalam Pembelajaran IPA
Strategi pembelajaran adalah suatu kegiatan pembelajaran yang dilakukan guru dengan tujuan proses pembelajaran yang berlangsung di kelas dapat mencapai tujuannya secara efektif dan efisien. Strategi juga dapat dikatakan sebagai cara untuk mencapai tujuan yang berupa rencana. Dengan kata lain, strategi merupakan “a plan for achieving goals”. Menurut Margono (1995) strategi belajar mengajar adalah kegiatan guru dalam proses belajar mengajar yang dapat memberikan kemahan atau fasilitas kepada peserta didik agar dapat mencapai tujuan pengajaran yang telah ditetapkan.
Secara garis besar, macam-macam strategi pembelajaran ditentukan oleh 4 hal sebagai berikut.
a.       Sumber materi: siapa yang menyusun materi atau bahan belajar? Guru, dalam arti sempit atau dalam arti luas (dengan hubungannya sumber lain), atau merupakan teks terprogram seperti modul, atau bahkan oleh peserta didik sendiri.
b.      Pembawa materi: siapa yang membawakan materi? Perorangan, berkelompok, atau dipelajari sendiri.
c.       Pendekatannya: bagai mana cara materi itu disajikan dengan pendekatan deduktif dan induktif atau yang lain?
d.      Penerima materi : bagaimana dan berapa jumlah penerima materi ? perorangan, kelompok kecil, kelompok besar, kelompok heterogen atau homogen.

3.      Model dalam Pembelajaran IPA
Secara umum pengertian model adalah tiruan/ konsepsi dari benda atau keadaan yang sesungguhnya, sebagai gambaran atau contoh yang bermanfaat dalam pemecahan masalah. Model pembelajaran dimaksudkan sebagai gambaran/ konsepsi bagaimana pembelajaran dilakukan, yang mencakup : (1) rasional atau teori yg melandasi model, (2) tujuan/ kemampuan yg dapat dicapai dengan model tersebut, (3) pola urutan langkah-langkah (sintaks) pembelajaran, (4) lingkungan belajar dan sistem pengelolaan yang diperlukan agar tujuan pembelajaran tercapai.
Model pembelajaran dapat berfungsi sebagai sarana komunikasi dalam menggambarkan bagaimana proses pembelajaran dilakukan. Guru-guru di tempat yang berjauhan dapat bertukar informasi mengenai pembelajaran yang dilakukannya dalam bentuk model pembelajaran tersebut. Dengan demikian jika seorang guru akan melakukan pembelajaran seperti yang dilakukan temannya di tempat yang jauh, ia dapat meminta temannya untuk mengirimkan model pembelajarannya, selanjutnya ia dapat mempraktekkannya berdasarkan model pembelajaran yang dikirim tersebut. Model pembelajaran juga memudahkan dalam mengevaluasi proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru, karena pola urutan dan langkah-langkah dalam suatu model pembelajaran telah tertentu. Variasi penggunaan model pembelajaran dapat memperkaya strategi mengajar guru dan cara belajar siswa.
Model – model pembelajaran diurunkan dari beberapa istilah, yaiu pendekatan pembelajaran, strategi pembelajaran, metode pembelajaran, dan teknik pembelajaran. Pendekatan pembelajaran adalah titik tolak atau sudut pandang kita terhadap proses pembelajaran, yaitu merujuk pada pandangan tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya masih sangat umum, di dalamnya mewadahi, menginspirasi, menguatkan, dan melatari metode pembelajaran dengan cakupan teoretis tertenu. Strategi pembelajaran adalah suatu kegiatan pembelajaran yang dilakukan guru dengan tujuan proses pembelajaran yang berlangsung di kelas dapat mencapai tujuan secara efektif dan efisien. Strategi merupakan rencana yang disusun untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dengan kata lain, strategi adalah “a plan for achieving goals”, sedangkan metode adalah “a way for achieving goals”. Metode pembelajaran adalah jalan atau cara yang ditempuh untuk mewujudkan rencana yang telah disusun secara nyata dan praktis di kelas untuk mencapai tujuan pembelajaran. Teknik pembelajaran adalah cara yang dilakukan oleh guru dalam melaksanakan metode pembelajaran.
Menurut Dick & Carey, Weils, Benety, pendekatan pembelajaran adalah muatan – muatan etis pedagogis yang menyertai kegiatan proses pembelajaran yang religius dan spiritual, rasional, atau intelektual, emosional, fungsional, keteladanan, pembiasaan, dan pengalaman. Strategi pembelajaran adalah cara-cara tertentu yang digunakan secara sistematis dan prosedural dalam proses pembelajaran untuk meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar metode pembelajaran adalah cara-cara yang berbeda untuk mencapai hasil belajar yang berbeda, dalam kondisi yang berbeda berdasarkan kompetensi pembelajaran yang ditetapkan (ceramah, diskusi, tanya jawab, dan lain-lain). Model pembelajaran merupakan kerangka konseptual yang melukiskan prosedur secara sistematis dalam mengorganisasikan pengamalan belajar untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Dari hasi pemaparan di atas maka dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan antara model pembelajaran, pendekatan pembelajaran, strategi pembelajaran, dan metode pembelajaran. Walaupun perbedaan tersebut tidak terlalu tegas, karena semuanya merupakan satu kesatuan yang saling mendukung untuk melaksanakan proses pembelajaran. Jadi, model pembelajaran adalah pembungkus proses pembelajaran yang di dalamnya terdapat pendekatan, strategi, metode, dan teknik pembelajaran. Hal yang membedakan adalah langkah – langkah yang dilakukan pada saat proses pembelajarannya.
Menurut Hamid (2011), model pembelajaran memiliki ciri khusus ciri yang harus dimiliki oleh model pembelajaran adalah :
a.     Mempunyai langkah – langkah pembelajaran yang dilaksanakan dalam suatu proses pembelajaran IPA.
b.    Mempunyai sistem sosial, dalam proses pembelajaran IPA sistem sosial dibangun dari interaksi yang terjadi antara peserta didik dengan peserta didik, dan peserta didik dengan guru.
c.    Mempunyai prinsip reaksi, guru harus mampu melihat, merencanakan, menangkap respons yang diberikan peserta didik, dan memperhatikan peserta didik dalam suatu proses pembelajaran.
d.   Mempunyai sistem pendukung, yaitu sumber belajar yang akan digunakan, media pembelajaran, dan sarana prasarana yang harus ada untuk terselenggaranya proses pembelajaran IPA.
e.    Mempunyai dampak instruksional atau dampak pembelajaran (instructional effect), dalam melaksanakan proses pembelajaran IPA terlebih dahulu ditentukan tujuan yang akan dicapai dari proses pembelajaran tersebu, dampak pembelajaran adalah sejauh mana pencapaian tujuan pembelajaran tersebut dalam bentuk hasil belajar ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik.
f.     Mempunyai dampak pengiring (nurturant effect), dalam suatu proses pembelajaran IPA dengan model pembelajaran tertentu akan memberikan efek iringan tertentu, efek iringan ini diharapkan membentuk nilai karakter yang ada pada peserta didik.
Model pembelajaran merupakan rumah atau bingkai dari implementasi suatu pendekatan,metode, dan teknik pembelajaran. Model pembelajaran merupakan kerangka konseptual yang melukiskan prosedur secara sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan pembelajaran. Model pembelajaran dalam menyampaikan materi IPA akan berbeda dengan materi IPS dan materi pelajaran lain. Hal ini berarti bahwa tidak semua model sesuai untuk semua materi pelajaran. Materi IPA pun mempunyai karakteristik tersendiri sehingga tidak dapat menggunakan semua model pembelajaran. Model pembelajaran yang disajikan dalam buku ini merupakan suatu alternatif yang dapat digunakan untuk menyampaikan materi IPA. Guru IPA dapat memilih dan menyesuaikan model pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik materi, karakteristik peserta didik, karakter lingkungan, dan konteksnya. Setiap model yang disajikan dalam buku ini menyajikan efek pengiring (nurturant effect) dan efek pembelajaran (instructional effect) masing-masing. Efek ini dapat digunakan sebagai acuan dalam menentukan nilai karakter yang akan dicapai dari suatu proses pembelajaran IPA.

4.      Metode dalam Pembelajaran IPA
Metode (Yunani: methods = jalan, cara), dalam filsafat dan ilmu pengetahuan metode artinya cara memikirkan dan memeriksa suatu hal menurut rencana tertentu. Dalam dunia pengajaran, metode adalah rencana penyajian bahan yang menyeluruh dengan urutan yang sistematis berdasarkan approach tertentu. Jadi, metode merupakan cara melaksanakan pekerjaan, sedangkan approach bersifat filosofis/aksioma. Karena itu dari suatu approach, dapat tumbuh beberapa metode.
Orientasi proses pembelajaran IPA adalah suatu proses pembelajaran yang aplikatif, mengembangkan proses berpikir, kemampuan belajar, rasa ingin tahu, dan mengembangkan sikap peduli dan tanggung jawab terhadap lingkungan alam. Orientasi proses pembelajaran IPA tersebut dapat dilakukan dengan cara diskusi, demonstrasi, dan praktikum. Metode pembelajaran merupakan suatu cara yang dilakukan dalam mencapai tujuan pembelajaran yang ditentukan (A way to achieve goal). Sebagai suatu cara pencapaian tujuan, suatu metode pembelajaran akan mempunyai ciri masing – masing untuk materi – materi yang akan diberikan, termasuk materi IPA. Berikut akan disajikan beberapa alternatif metode pembelajaran yang efektif digunakan oleh guru dalam melakukan proses pembelajaran IPA yang sesuai dengan kurikulum 2013.

B.     Jenis-Jenis Pendekatan, Strategi, Metode, dan Model Pembelajaran IPA SD
1.      Pendekatan yang digunakan dalam pembelajaran IPA SD sebagai berikut:
a.       Pendekatan pembelajaran student centered approach/heuristik
                        Pendekatan pembelajaran yang berorientasi atau berpusat pada peserta didik (student centered approach) merupakan pendekatan pembelajaran aktif dimana guru berperan sebagai fasilitator, motivator, katalisator, dan pengontrol konsep. Pada pendekatan ini, peserta didik diposisikan sebagai pusat perhatian umum.
                        Pendekatan berorientasi pada peserta didik ini menggunakan metode heuristik yang dipromosikan oleh Prof. Amstrong pada abad ke-19. Menurut metode ini, peserta didik sendiri yang harus menemukan fakta ilmu pengetahuan. Pendekatan heuristik adalah pendekatan pembelajaran yang menyajikan sejumlah data dan peserta didik diminta untuk membuat kesimpulan menggunakan data tersebtu, implementasinya dalam pembelajaran menggunakan metode penemuan atau inkuiri. (Sagala, 2005)
Prinsip pendekatan heuristik oleh Rusyan (1993) adalah,
1)   Aktivitas peserta didik merupakan fokus utama dalam belajar.
2)   Berpikir logis dalam menemukan sesuatu.
3)   Proses menemukan konsep-konsep.
4)   Pengalaman yang penuh tujuan.
5)   Perkembangan mental seseorang.
                        Pendekatan heuristik merupakan pembelajaran aktif yang menitik beratkan pada kreatifitas peserta didik. Kreatifitas guru juga dituntut dalam melaksanakan pendekatan ini, kareana guru dituntut kreatif dalam menciptakan strategi pembelajaran yang tepat untuk merangsang kreatifitas peserta didik dalam proses pemahaman konsep. Melalui pendekatan pembelajaran yang dipilih oleh guru disesuaikan dengan materi yang diajarkan sehingga tercipta lingkungan belajar yang aktif.
            Alasan menggunakan pembelajaran aktif atau berpusaat pada peserta didik antara lain.
1)        Menurut Confusius, seorang peserta didik yang mengalami langsung (praktik/berbuat) maka akan mudah memahami apa yang menjadi tujuan pembelajaran.
2)        Menurut Mel Silberman, seorang peserta didik mudah menguasai materi ketika peserta didik mampu mengajarkan sesuatu kepada orang lain.
3)        Learning Styles (visual, auditori, dan kinestetik) peserta didik yang berbeda-beda.
                        Pendekatan pembelajaran yang berorientasi atau berpusat pada peserta didik sangat dianjurkan untuk dilaksanakan baik untuk tingkat pendidikan dasar, menengah, maupun pendidikan tinggi. Pendekatan ini melibatkan peran aktif peserta didik dalam memahami suatu materi dan dapat tersimpan kuat dalam otak, karena mereka mengalami sendiri melalui praktik dan dituntut mampu mengajarkan sesuatu kepada orang lain.

b.      Pendekatan pembelajaran teacher centered approach/pendekatan ekspositor
                        Pendekatan ini bertolak pada pandangan bahwa tingkah laku kelas dan penyebaran pengetahuan dikontrol dan ditentukan oleh guru/pengajar. Dalam menyampaikan pengetahuan peserta didik dipandang sebagai obejek yang menerima apa yang diberikan guru. komunikasi yang dilakukan berjalan satu arah karena peserta didik sebatas mendengarkan, mencatat, dan sekali-kali bertanya pada guru. kegiatan pembelajaran yang bersifat menerima ini bersifat ekspositori.
                        Dalam pendekatan ini, guru berperan lebih aktif dibandingkan peserta didiknya karena guru mengelola dan mempersiapkan bahan ajar secara tuntas. Pendekatan ini biasa disebut juga mengajar secara konvensional, seperti metode ceramah dan demonstrasi. Akan tetapi, jika dikelola dengan baik, pendekatan ini akan memberikan suatu proses belajar bermakna pada peserta didik. Dalam proses pembelajarannya guru mempersiapkan bahan dengan rapi, sistematik, dan lengkap sehingga peserta didik cukup menyimak dan mencernanya secara teratur.
            Pendekatan pembelajaran yang berorientasi atau berpusat pada guru (teacher centered approach) merupakan suatu pendekatan yang dalam kegiatan pembelajaran guru yang mempunyai peran utama sehingga terkadang mengabaikan peserta didik. Pendekatan pembelajaran ini dilakukan dengan metode ceramah.pendekatan ini baiknya digunakan untuk pemahaman konsep esensial dan disampaikan dengan strategi/metode yang tepat sehingga guru tidak bersifat otoriter dalam kegiatan belajar mengajar. Menurut David Ausubel (1975) dalam Sagala (2005), untuk mengembangkan potensi kognitif peserta didik melalui proses belajar mengajar verbal dikenal dengan “expository learning” yang berorientasi pada prinsip belajar tuntas (mastery learning). Oleh karena itu, pembelajaran yang berorientasi pada guru dapat dimulai dengan penggunaan “mastery” bagian kecil konsep dan dilakukan dengan strategi yang tepat sehingga dapat menyampaikan seluruh materi secara tuntas.

2.      Strategi yang digunakan dalam pembelajaran IPA SD sebagai berikut:
a.       SETS atau Sains, Lingkungan, dan Masyarakat
Dalam pembelajaran sains berpendekatan SETS yang perlu ditampilkan adalah sebagai berikut,
1)      Tetap memberi pengajaran IPA
2)        Siswa dibawa ke situasi atau memanfaatkan konsep IPA ke bentuk teknologi untuk kepentingan masyarakat.
3)        Siswa diminta menjelaskan kaitan antara unsur IPA yang dipelajari dengan unsur-unsur lain dalam SETS yang memengaruhi berbagai keterkaitan antar unsur tersebut.
Pembelajaran dengan pendekatan SETS adalah
1)      Pembelajaran dengan mengembangkan keterampilan proses dan cara berpikir tingkat tinggi (hinger order thinking) agar unsur teknologi dari sains tampak.
2)        Mengaitkan dampak lingkungan dengan melakukan model pembelajaran melalui kunjungan ke olbjek atau ke situasi buatan dengan sasaran yang memanfaatkan IPA dan teknologi yang diterangkan guru.
3)        Model pembelajaran dengan mempergunakan terminology cognitive agar siswa dapat menganalis pengaruh IPA dan teknologi bagi masyarakat.

Pembelajaran IPA yang diintegrasikan dengan konteks SETS memerlukan kesediaan guru atau pendidik untuk memiliki cara pandang terbuka di samping selalu mengikuti perkembangan-perkembangan yang terjadi di dalam masyarakat berkenaan dengan subjek IPA. Untuk itu, diperlukan kepekaan yang tinggi dari guru IPA terhadap situasi di masyarakat yang bernuansa IPA.

b.      Berbasis Inkuiri
Menurut kurikulum 2004 dan standar isi BSNP (Badan Standar Nasional Pendidikan), telah mencantumkan  inkuiri sebagai  proses maupun sebagai  produk yang diterapkan secara terintegrasi di kelas. Pembelajaran inkuiri  menekankan  pada semua pendidik agar menerapkan  kegiatan pembelajaran yang  menekankan proses  dalam pemahaman materi pelajaran. Pendidik seyogianya memahami bahwa inkuiri menjadi inti dari pembelajaran sains, yang oleh Alberta (2004) disebut sebagai  : the essence of scientific interprise, and inquiry as a strategy for teaching and  learning. Pemahaman  bahwa inkuiri sebagai sebagai inti pembelajaran sains ini adalah bahwa inkuiri memiliki sintaks di mana siswa memiliki kemampuan menarik kesimpulan sebagai suatu hasil dari berbagai kegiatan penyelidikan sederhana dalam pembelajaran sains.
Proses pembelajaran inkuiri yang diawali dengan pertanyaan dapat menumbuhkan keingintahuan siswa dalam melihat fenomena alam. Secara umum, inkuiri merupakan  proses yang bervariasi dan meliputi kegiatan-kegiatan mengobservasi, merumuskan pertanyaan yang relevan, mengevaluasi buku, dan sumber-sumber informasi lain secara kritis, merencanakan penyelidikan atau investigasi, me- review apa yang telah diketahui, melaksanakan percobaan atau eksperimen dengan menggunakan alat untuk memperoleh data, menganalisis, dan menginterpretasi data, serta membuat prediksi dan mengkomunikasikan hasilnya.
Tujuan utama pembelajaran berbasis inkuiri menurut National Research Council ( NRC, dalam Susanto, 2013: 173), sebagai berikut.
1)      Mengembangkan keinginan dan motivasi siswa untuk mempelajari prinsip dan konsep sains.
2)      Mengembangkan keterampilan ilmiah siswa sehingga mampu bekerja seperti layaknya seorang ilmuan.
3)      Membiasakan siswa bekerja keras untuk memperoleh pengetahuan.
Tujuan di atas dapat dicapai dengan mengikuti sintaks yang ada dalam pembelajaran inkuiri. Joyce & Well (dalam Susanto, 2013: 173) mengemukakan bahwa sintaks inkuiri sains terdiri atas empat fase, yaitu.
1)      Fase investigasi dan pengenalan kepada siswa
2)      Pengelompokan masalah oleh siswa
3)      Indentifikasi masalah dalam penyelidikan
4)      Memberikan kemungkinan mengatasi kesulitan atau masalah.
Namun demikian, pembelajaran inkuiri dapat dimulai dengan memberikan pertanyaan dan cara bagaimana menjawab pertanyaan tersebut. Melalui pertanyaan tersebut siswa dilatih melakukan observasi terbuka, berhipotesis, bereksperimen yang akhirnya dapat menarik suatu kesimpulan. Kegiatan seperti ini dapat mmelatih siswa membuka pikirannya sehingga mampu membuat hubungan antara kejadian, objek atau kondisi dengan kehidupan nyata.
Dalam pembelajaran inkuiri terdapat lima komponen yang umum, yaitu: bertanya, keterlibatan siswa, kerja sama, unjuk kerja, dan sumber-sumber yang bervariasi. Metode inkuiri dapat membantu perkembangan, antara lain : literasi sains dan pemahaman proses-proses ilmiah, pembendaharaan kata, dan pemahaman konsep, berpikir kritis, dan bersikap positif.  Menurut National Science Educational Standard 9NRC, 1996 dalam Susanto, 2013: 175), perencanaan pengajaran inkuiri dapat dilakukan dengan cara, sebagai berikut.
1)      Mengembangkan kerangka kerja jangka panjang (setahun) dan tujuan-tujuan jangka jangka pendek bagi siswanya.
2)      Memilih konten sains, mengadaptasi dan merancang kurikulum yang mmenuhi minat, pengetahuan, pemahaman, kemampuan, dan pengalaman siswa.
3)      Memilih strategi mengajar dan penilaian yang mendukung pengembangan pemahaman siswa dan memberikan dampak ringan terhdadap masyarakat pembelajaran sains.
4)      Bekerjasama sebagai kolega di dalam disiplin, juga lintas disiplin dan jenjang kelas.
Dalam hal ini, inkuiri menjadi pertanyaan – pertanyaan autentik yang diturunkan dari pengalaman siswa dan merupakan strategi sentral dalam pembelajaran sains. Dngan demikian, tahapan pembelajaran inkuiri pada mata pelajaran sains atau IPA di sekolah dasar dapat dikelompokkan ke dalam lima tahapan, yaitu .
1)      Adanya kegiatan merumuskan pertanyaan yang dapat diteliti melalui percobaan sederhana.
2)      Adanya perumusan hipotesis atau membuat prediksi.
3)      Merencanakan dan melaksanakan suatu percobaan sederhana.
4)      Mengkomunikasikan hasil pengamatan dengan menggunakan data serta peralatan yang digunakan dalam percobaan sederhana .
5)      Menyimpulkan hasil pengamatan atau eksperimen yang telah dilakukan.

c.       Pemecahan masalah
Pemecahan masalah merupakan pengembangan kemampuan berpikir analitis-kritis melalui latihan meecahkan masalah dan didasarkan pada dunia nyata anak.
Ciri-ciri teknik pemecahan masalah adalah sebagai berikut.
1)      Pengajuan pertanyaan atau masalah
2)      Berfokus pada keterkaitan antar disiplin
3)      Penyelidikan otentik
4)      Menghasilkan produk/karya dan memamerkannya

d.      Diskusi
Teknik mengajar diskusi merupakan cara mengajar dalam pembahasan dan penyajian materinya melalui suatu problema atau pertanyaan yang harus diselesaikan berdasarkan pendapat atau keputusan secara bersama.
Tujuan penggunaan teknik diskusi agar siswa dapat:
1)      Mengembalikan pengetahuannya untuk mengatasi masalah
2)      Menyampaikan pendapatnya dengan bahasa yang baik dan benar
3)      Menghargai pendapat orang lain
4)      Berfikir kreatif dan kritis
Dalam teknik diskusi, siswa dilatih untuk:
1)      Merumuskan masalah
2)      Menetapkan tema pembicaraan
3)      Menyampaikan pendapat dengan bertanggung jawab
4)      Menghargai pendapat orang lain
5)      Menarik kesimpulan
6)      Menyusun laporan diskusi

e.       Tanya-jawab
Tanya-jawab ialah suatu cara untuk memberi motivasi para murid agar timbul keberaniannya untuk bertanya atau menjawab pertanyaan guru selama proses pembelajaran berlangsung.
Tujuan tanya-jawab adalah sebagai berikut:
1)      Siswa dapat mengerti dan mengingat kembali materi yang dipelajari, didengar atau dibaca
2)      Siswa dapat berpikir secara kronologi atau runtut
3)      Siswa dapat mengetahui taraf pengetahuan dan pemahamannya
4)      Siswa dapat memahami bacaan
Dalam tanya jawab siswa berlatih:
1)      Merumuskan pertanyaan
2)      Menyebutkan fakta
3)      Menyampaikan opini atau tanggapan
4)      Mengungkapkan kembali uraian secara runtut
5)      Menggunakan kata tanya
6)      Bersikap kritis

f.       Penugasan
Teknik penugasan merupakan tugas atau pekerjaan yang sengaja diberikan kepada anak yang harus dilaksanakan dengan baik.Tugas itu diberikan kepada anak untuk memberi kesempatan kepada mereka untuk menyelesaikan tugas yang didasarkan pada petunjuk langsung dari guru yang sudah dipersiapkan sehingga anak dapat menjalani secara nyata dan melaksanakan dari awal sampai tuntas.Tugas yang diberikan kepada anak dapat diberikan secara perseorangan atau kelompok.

g.      Karyawisata
Bagi anak, karyawisata berarti memperoleh kesempatan untuk mengobservasi, memperoleh informasi, atau mengkaji segala sesuatu secara langsung.Karyawisata juga berarti membawa anak ke objek-objek tertentu sebagai pengayaan pengajaran, pemberian pengalaman belajar yang tidak mungkin diperoleh anak di dalam kelas, dan juga memberi kesempatan anak untuk mengobservasi dan mengalami sendiri dari dekat.

h.      Demontrasi
Demonstrasi merupakan strategi mengajar yang menyajikan bahan pelajaran dengan mempertunjukkan secara langsung objeknya atau caranya melakukan sesuatu untuk mempertunjukkan proses tertentu. Demontrasi dapat digunakan pada semua mata pelajaran. Dalam pelaksanaan demontrasi, guru harus sudah yakin bahwa seluruh siswa dapat memerhatikan (mengamati) terhadap objek yang akan didemontrasikan. Selama proses demontrasi guru sudah mempersiapkan alat-alat yang akan digunakan dalam demontrasi tersebut.

Penerapan metode inkuiri pada mata pelajaran IPA di SD adalah sebagai berikut.
Kelas II Semester 2
Proyek 1
Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar
Energi dan Perubahannya
Mengenal berbagai sumber energy yang sering dijumpai dalam kehidupan sehari-hari dan kegunaannya
Mengidentifikasi sumber-sumber energi (panas, listrik, cahaya, dan bunyi) yang ada di lingkungan sekitar

Coba amati benda-benda di rumahmu.
Adakah benda-benda yang menggunakan energi listrik?
Apa kegunaan benda-benda tersebut?
Ayo, tanyakan kepada orang tuamu.
Beri tanda ü pada jawaban yang sesuai.
No.
Nama Benda
Energi listrik menghasilkan
1.

Panas
Bunyi
Cahaya
Gambar
2.





3.





4.





5.






Proyek 2
1.    Coba amati alat-alat di sekitarmu.
2.    Ayo, diskusikan perubahan bentuk energi pada alat-alat itu.
3.    Mari tuliskan hasil pengamatan dan diskusimu pada tabel berikut.
No.
Nama Alat
Perubahan Bentuk Energi
1.


2.


3.




3.      Model yang digunakan dalam pembelajaran IPA SD sebagai berikut:
a.       Model Pembelajaran Interaktif
                        Model pembelajaran interaktif sering dikenal dengan nama pendekatan pertanyaan anak. Model ini dirancang agar siswa akan bertanya dan kemudian menemukan jawaban pertanyaan mereka sendiri (Faire & Cosgrove dalam Harlen, 1992). Meskipun anak-anak mengajukan pertanyaan dalam berbagai kegiatan bebas, pertanyaan-pertanyaan tersebut akan terlalu melebar dan seringkali kabur sehingga kurang terfokus. Guru perlu mengambil langkah khusus untuk mengumpulkan, memilah dan mengubah pertanyaan-pertanyaan tersebut ke dalam kegiatan khusus. Pembelajaran interaktif merinci langkah-langkah ini dan menampilkan suatu struktur untuk pelajaran IPA yang melibatkan pengumpulan dan pertimbangan terhadap pertanyaan-pertanyaan siswa sebagai pusatnya (Harlen, 1992:48-50).

Langkah-langkah Model Pembelajaran Interaktif
1)      Persiapan: guru dan kelas memilih topic dan menemukan informasi yang melatarbelakanginya.
2)      Kegiatan penjelajah: lebih melibatkan siswa pada topik yang sedang dibahas
3)      Pertanyaan anak: saat kelas mengundang siswa untuk mengajukan pertanyaan tentang topik yang dibahas.
4)      Penyelidikan: guru dan siswa memilih pertanyaan untuk dieksplorasi, selama 1-3 hari, dalam selang 3-4 hari
5)      Refleksi: melakukan evaluasi untuk memantapkan hal-hal yang terbukti dan memisahkan hal-hal yang masih perlu diperbaikai.
Contoh-contoh Model Pembelajaran Interaktif
1)      Persiapan:
Sebelum pembelajaran dimulai, guru menugasi siswa kelas 3 SD untuk membawa hewan peliharaannnya dan mempersiapkan diri untuk menceritakan tentang hewan peliharaan masing-masing.
2)      Kegiatan penjelajahan:
Pada saat pembelajaran di kelas siswa lain boleh mengamati hewan-hewan peliharaan teman-temannya dari dekat (meraba, mengelus, menggendong) dan mereka boleh mengajukan pertanyaan
3)      Pertanyaan anak:
Selanjutnya pertanyaan siswa diarahkan guru sekitar proses pemeliharaannya
4)      Penyelidikan:
Guru dan siswa memilih pertanyaan untuk dieksplorasi lebih jauh. Umpamanya siswa diminta mengamati keadaan hewan-hewan yang tidak dipelihara, seperti dari mana mereka memperoleh makanannya, dimana mereka tidur, punya nama atau tidak, bbagaimana kebersihannya.
5)      Refleksi:
Pada pertemuan berikutnya di kelas dibahas hasil penyelidikan mereka, dilakukan perbandingan antara hewan peliharaan dan hewan liar untuk memantapkan hal-hall yang sudah jelas dan memisahkan hal-hal yang masih perlu diselidiki lebih jauh. Pada akhir kegiatan guru dapat memberikan tugas kepada siswa untuk mengamati benda-benda di sekitar mereka seperti buku dan tas sekolahnya.

b.      Model Pembelajaran Terpadu
Model pembelajaran terpadu merupakan salah satu model yang sedang trend dilakukan dewasa ini.Berdasarkan sifat keterpaduannya pembelajaran terpadu dapat dibedakan menjadi tiga, yakni model dalam satu disiplin ilmu, model antar bidang, dan modell dalam lintas siwa.Salah satu pendekatan pembelajaran terpadu melibatkan konsep-konsep dalam satu bidang studi atau lintas bidang studi.Suatu pola belajar mengajar dalam pembelajaran terpadu memadukan beberapa konsep IPA yang terkait menjadi satu paket pembelajaran sehingga pemisahan antar konsep tidak begitu jelas. Sifat model pembelajaran terpadu semacam itu termasuk model connected (Fogarty, 1991:55). Pelaksanaan pendekatan ini bertolak dari suatu topic atau tema sebagai paying untuk mengaitkan konsep-sonsepnya.Tema sentral hendaknya diambil dari kehidupan sehari-hari yang menarik dan manatang kehidupan anak untuk memicu minat anak belajar.
Sedikit terdapat empat kriteria yang harus dipertimbangkan dalam mengaembangkan model pembelajaran terpadu berkenaan dengan perkembangan anak (1), kebutuhan anak (2), karakteristik mata pelajaran (3), dan lingkungan sebagai sarana belajar (4),.Masing-masing kriteria memberi sumbangan tersendiri.
Kehidupan anak tidak terlepas dari lingkungan tempat tinggal mereka.Pendekatan lingkungan dapat digunakan dalam pembelajaran, terutama pembelajran IPA.Melalui model pembelajaran terrpadu guru dapat mengajar melalui lingkungan, guru dapat mengajarkan tentang lingkungan, dan guru dapat mengajar untuk kegiatan lingkungan.Melalui lingkungan yang dijadikan sarana dan sumber belajar hendaknya siswa lebih mencintai lingkungan sekitarnya.

Langkah-langkah Penyusunan Model Pembelajaran Terpadu
Terdapat sejumlah langkah untuk menyusun model pembelajaran terpadu. Langkah-langkah tersebut secara berurutan adalah sebagai berikut.
1)      Mengkaji GBPP IPA untuk menganalisis konsep-konsep penting yang akan diajarkan.
2)      Membuat bagan konsep yang menghubungkan konsep satu dengan konsep lainnya
3)      Memilih nama sentral yang dapat menjadi paying untuk memadaukan konsep-konsep tersebut
4)      Membuat TKP dan deskripsi kegiatan pembelajaran yang disesuaikan dengan tingkatan perkembangan untuk setiap konsep
5)      Membuat bahan bacaan berupa cerita yang mengacu pada tema, disertai gambar dan permainan
6)      Menyusun jadwal kegiatan dan alokasi waktu yang diperlukan secara proporsional
7)      Menyusun kisi-kisi perangkat tes dan soal tes.
Contoh Model Pembelajaran Terpadu
Untuk konsep-konsep IPA catur wulan pertama kelas 3 tentang Makhluk hidup dan Benda disiapkan tema sentral ‘’Ke Kebun Binatang’’, dan disiapkan lembar kerja sebagai berikut.
1)      Tujuan : siswa dapaat mengklasifikasi tumbuhan, hewan dan benda berdasarkan kriteria tertentu
2)      Alat dan bahan yang diperlukan: setiap siswa bebas membawa tumbuhan, hewan, dan benda untukdikumpulkan menjadi arena kebun binatang (Guru membagi tugas membawa bahan percobaan agar terorganisir).
3)      Langkah kerja:
1)      Kumpulkan tumbuhan, hewan, benda yang dibawa pada dua buah meja, dapat dilakukan di halaan sekolah jika memungkinkan’
2)      Susun yang rapi tumbuhan, hewan, dan bebas pada meja dengan kompisisi yang sama antara satu meja dengan meja yang lain
3)      Tugasi siswa untuk mengisi Lembar Pengamatan secara berkelompok untuk tiap meja. Suru siswa mengamati seakan-akan sedang berjalan-jalan di kebun binatang
4)      Diskusikan jawaban siswa. Mantapkan jika benar, perbaiki jika kurang tepat.

c.       Model Pembelajaran Siklus Belajar (Learning Cycle)
Model siklus belajar pertama kali dikembangkan pada tahun 1970 dalam SCIS (Science Curriculum Improvenment Study), suatu program pengembangan pendidikan sains di Amerika Serikat. Dalam pelaksanannya model siklus belajar terdiri atas tiga fase, yaitu eksplorasi, pengenalan konsep,, dan penerapan konsep. Siklus di sisni diartikan bahwa tahap-tahap tersebut dapat berulang.
Urutan Pembelajaran Siklus Belajar (Learning Cycle) antara lain:
1)      Eksplorasi
Pada fase ini siswa diberi kesempatan untuk melakukan penjelajahan atau eksplorasi secara bebas.Kegiatan ini memberi siswa pengalaman fisik dan interaksi social dengan teman dan gurunya.Pengalaman ini mendorong terjadinya asimilasi, dan menyebabkan siswa bertanya tentang konsep tertentu yang tidak sesuai dengan konsepsi awal mereka. Konflik kognitif ini diakomodasi melalui proses ekuilibrasi dan kemudian diasimilasikan ke dalam struktur kognitif.
2)      Pengenalan konsep
Pada fase pengenalan konsep guru dengan metode yang seusi menjelaskan konsep dan teori-teori yang dapat membantu siswa untuk menjawab permasalahan yang muncul dan menyusun gagasan mereka.
3)      Penerapan konsep
Pada fase ini siwa mencoba menggunakan konsep yang telah dikuasai untuk memecahkan masalah dalam situasi yang berbeda.Dalam hal ini guru menyiapkan masalah-masalah yang dapat dipecahkan berdasarkan konsep yang telah diperoleh siswa pada fase sebelumnya.
Contoh model pembelajaran Siklus Belajar (Kelas 5 Cawu ke-1).
4)      Tujuan
Tujuan Pembelajaran Umum (TPU) siswa memahami saling ketergantungan antarmakhluk hidup dengan melakukan pengamatan dan menafsirkan hasil pengamatan.

TPU Antara
Setelah meneliti jenis makanan sejumlah hewan, siswa dapat mengelompokkan hewan berdasarkan jenis makanannya.


Tujuan Pembelajaran Khusus (TPK)
a.1 setelah meneliti jenis makanan sejumlah hewan, siswa dapat mengelompokkan hewan yang termasuk pemakan tumbuhan
a.2 setelah meneliti jenis makanan sejumlah hewan, siswa dapat mengelompokkan hewan yang temasuk pemakan daging
a.3 setelah meneliti jenis makanan sejumlah hewan, siswa dapat mengelompokkan hewan yang termasuk pemakan daging dan tumbuhan
a.4 setelah berdiskusi mengenai sumber mengenai sumber makanan hewan, siswa dapat menyimpulkan bahwa semua hewan memperoleh makanan dengan cara memakan makhluk hidup lain.
5)      Konsep: Hubungan antarmakhluk hidup
Definisi konsep:
b.1 pemakan tumbuhan (herbivore) menggunakan tumbuhan sebagai makanan
b.2 peakan daging (karnivora) memakan hewan lain
b.3 pemakan segala (omnivora) memakan daging dan tumbuhan
b.4 pemakan (konsumen) memakan makhluk hidup lain sebagi sumber makanan.

Rancangan Alur Pembelajaran Menurut Model Pembelajaran Siklus Belajar
Pertemuan ke
TPK
Definisi Konsep
Deskripsi Pembelajaran
Asesmen

a.1
b.1
Eksplorasi
Siswa ditugasi mengamati jenis makanan hewan tertentu yang ada di rumahnya.
Siswa mencatat hasil pengamatan sesuai LKS dan melaporkan pada saat pembelajaran di kelas.
Hasil pengamatan
Tes tulis No.

a.2
b.2
Tes tulis No.

a.3
b.3
Tes tulis No.

a.4
b.4
Siswa               Siswa mengelompokkan hewan hasil pengamatan seluruh siswa berdasarkan makanannya.
pPengenalan Pengenalan Konsep. Guru siswa dalam diskusi untuk  meluruskan konsep tentang herbivore, karnivora, omnivore dan konsumen.
pe

Pengen
Pengenalan Konsep
Siswa diberi tugas rumah
untuk mencatat jenis
konsumen yang ada di
lingkungan tempat tinggal
siswa.
Tes tulis No.


d.      Model Pembelajaran Belajar IPA atau CLIS (Children’s Learning In Science)
Model CLIS dikembangkan oleh kelompok Children’s Learning In Science di Inggris yang dipimpin oleh Driver (1998, Tyler, 1996). Rangkaian fase pembelajaran pada model CLIS oleh Driver (1988) diberi namageneral structure of learning in science.

Urutan Pembelajaran
1)      Orientasi
Merupakan upaya guru untuk memusatkan upaya untuk memusatkan perhatian sisa, misalnya dengan menyebutkan dan mempertontonkan suatu fenomena yang sering terjadi dalam kehidupan sehari-hari, yang berkaitan dengan topik yang dipelajari. Upaya mengaitkan topic yang akan dipelajari  dengan fenomena lingkungan (misalnya produk teknologi) juga merupakan salah satu kegiatan dalam penggunaaan pendekatan sains teknologi asyarakat.
2)      Pemunculan gagasan
Merupakan upaya untuk memunculkan konsepsi awal siswa. Misalnya dengan cara meminta siswa menuliskan apa saja yang telah diketahui tentang topik pembicaraan, atau dengan menjawab beberapa pertanyaan uraian terbuka. Bagi guru tahapan ini merupakan upaya eksplorasi pengetahuan awal siswa.Oleh karena itu, tahapan ini juga dilakukan melalui wawancara informal.
3)      Penyusunan ulang gagasan
Pengungkapan dan pertukaran gagasan endahului pembukaan ke situasi konflik. Tahap ini merupakan upaya untuk memperjelas dan mengungkapkan gagasan awal siswa tentang suatu topik secara umum, misalnya dengan cara mendiskusikan jawaban siswa pada langkah kedua (pemunculan gagasan) dalam kelompok kecil, kemudian salah satu anggota kelompok melaporkan hasil diskusi tersebut kepada seluruh kelas. Guru tidak membenarkan atau menyalahkan.
Pada tahap pembukaan ke situasi konflik siswa diberi kesempatan untuk mencari pengertian ilmiah yang sedang dipelajari di dalam buku teks. Selanjutnya siswa mecari beberapa perbedaan antara konnsepsi awal mereka dengan konsep ilmiah yang ada dalam buku teks atau hasil pengamatan terhadap kegiatan yang dilakukan.
Tahap konstruksi gagasan baru dan evaluasi dilakukan untuk mencocokkan gagasan yang sesuai dengan fenomena yang dipelajari guna mengkonstruksi gagasan baru. Siswa diberi kesempatan untuk melakukan percobaan dan observasi, kemudian mendiskusikannya dengan kelompoknya.
4)      Penerapan gagasan
Pada tahap ini siswa diminta menjawab pertanyaan yang disusun untuk menerapkan konsep ilmiah yang telah dikembangkan siswa melalui percobaan atau observasi ke dalam situasi baru. Gagasan yang sudah direkonstruksi ini dalam aplikasinya dapat digunakan untuk menganalisis isu dan memecahkan masalah yang ada di lingkungan, misalnya isu yang berkaitan dengan topik pernafasan adalah mewabahnya influenza, isu kanker paru-paru sebagai penyakit yang menimbulkan kemmatian, dan adanya orang yang meninggal karena enggali sumur.
5)      Pemantapan gagasan
Konsepsi yang telah diperoleh siswa perlu diberi umpan balik oleh guru untuk memperkuat konsep ilmiah tersebut. Dengan demikian, diharapkan siswa yang konsepsi awalnya tidak konnsisten dengan konsep ilmiah sadar akan mengubah konsepsi awalnya menjadi konsepsi ilmiah. Pada kesempatan ini dapat juga diberi kesempatan membandingkan konsep ilmiah yang sudah disusun dengan konsep awal pada tahap b.

Contoh Model Pembelajaran CLIS
Contoh Model CLIS untuk Konsep Pernafasan di Kelas IV Caturwulan ke-2
Subkonsep: Mahkluk Hidup memerlukan udara dan pernapasan
No.
Tahap
Kegiatan Guru
Kegiatan Siswa
Keterangan
1
Orientasi
Menunjukkan kantung kresek warna hitam dan mengajukan pertanyaan: ‘’jika kantung ini dipasang ke kepala ibu/pak guru, apa yang akan terjadi?’’
Siswa menjawab bergantian, antara lain: “napas menjadi sesak, gelap, tidak bisa bernapas”
Guru meminta siswa memperagakan
2
Pemunculan gagasan
Menginstruksi siswa untuk menjawab pertanyaan No. 1-4 dalam LKS
Masing-masing siswa mengerjakan pertanyaan 1-4 di LKS
Siswa ingin mengetahui alat pernapasan pada manusia, hewan dan tumbuhan
3
Pertukaran gagasan
Memberikan aba-aba untuk mendiskusikan jawaban pertanyaan di atas dalam kelompok masing-masing
Diskusi kelompok untuk menentukan jawaban kelompok
Jawaban kelompok ditulis di kertas tersendiri
4
Situasi konflik
Membimbing kegiatan percobaan 1 & 2 di LKS 1
Mengerjakan kegiatan 1 & 2 secara berkelompok
Semua  anggota kelompok aktif berpartisipasi
5
Kontruksi gagasan baru
Membimbing siswa yang kurang mengerti dengan teknik bertanya “probing”
Diskusi kelompok menjawab pertanyaan pada kegiatan 1 & 2
Beberapa siswa memerlukan bimbingan

Penerapan gagasan
Mengamati dan membimbing kegiatan siswa
Diskusi menjawab pertanyaan no. 5-7 di LKS 1
Periksa jawaban yang belum konsisten dengan kosep ilmiah
6
Pemantapan gagasan
Mengungkapan salah satu konsepsi awal siswa kemudian dibandingkan dengan hasil percobaan
Mengemukakan argumentasi
Siswa dibimbing untuk membedakan oksigen dan udara


4.      Metode yang digunakan dalam pembelajaran IPA SD sebagai berikut:
a.       Metode Diskusi-Presentasi
Metode diskusi-presentasi merupakan cara pencapaian tujuan pembelajaran IPA dengan komunikasi interaktif dalam menyampaikan ide atau pendapat dalam suatu forum ilmiah untuk membahas suatu permasalahan IPA. Masalah yang dibahas dalam suatu diskusi merupakan kontroversial, masalah yang berhubungan dengan fenomena yang dihadapi peserta didik dalam kehidupan sehari-hari, masalah yang membutuhkan solusi pemecahannya (problem solving). Masalah-masalah yang dapat diajukan dalam proses pembelajaran IPA tematik integratif merupakan penghubung (bridging ) antara teori yang dipelajari dengan aplikasi secara kontekstual.
Kumpulan peserta didik dalam bentuk kelompok diskusi (group discussion) merupakan elemen pokok melaksanakan diskusi. Belajar bersama dalam bentuk keompok akan dapat meningkatkan resitasi bersama (socialized recitation). Peningkatan resitasi bersama dalam mempelajari IPA akan lebih optimal dengan menggunakan metode diskusi. Hal ini disebabkan produk IPA yang meliputi konsep, prinsip, hukum, dan teori IPA perlu penalaran lebih dalam memahaminya sehingga memerlukan bertukar pendapat atau sharingdengan guru dan orang lain.
Metode diskusi-presentasi diaplikasikan dalam proses pembelajaran IPA untuk :
1)      Mendorong peserta didik bepikir kritis.
2)      Mendorong peserta didik mengekspresikan pendapatnya secara bebas
3)      Mendoorong peserta didik menyumbangkan buah pikirnya untuk memecahkan masalah bersama.
4)      Mengambil satu alternatif jawaban atau beberapa alternatif jawaban untuk memecahkan masalah berdasarkan pertimbamgan yang seksama.

Kelebihan dari metode diskusi-presentasi diantaranya :
1)      Menyadarkan peserta didik bahwa masalah dapat dipecahkan dengan berbagai jalan.
2)      Menyadarkan peserta didk bahwa dengan berdiskusi mereka saling mengemukakan pendapat secara konstruktif sehingga dapat diperoleh keputusan yang lebih baik.
3)      Membiasakan peserta didik untuk mendengarkan pendapat orang lain sekalipun berbeda dengan pendapatnya dan membiasakan bersikap toleransi.
4)      Menanamkan karakter kooperatif atau mau bekerja sama dengan orang lain.

Kelemahan dari metode diskusi-presentasi sebagai berikut :
1)       Metode diskusi tidak dapat dipakai dalam kelompok yang besar atau kelas dengan jumlah yang besar.
2)       Peserta diskusi mendapat informasi yang terbatas.
3)       Dapat dikuasai oleh orang-orang yang suka berbicara/agresif sehingga peserta didik yang cenderung pendiam/nonassertivemempunyai kesempatan yang terbatas dalam menyampaikan ide/gagasan.

Pelaksanaan metode diskusi dapat didahului dengan suatu presentasi peserta didik dalam menyampaikan ide/gagasan. Penyampaian ide atau gagasan tersebut mampu mengoptimalkan keterampilan mereka dalam komunikasi di depan umum yang akan meningkatkan karakter dan percaya diri mereka.

b.      Metode Simulasi dan Role Playing
Metode Simulasi atau role playingmerupakan suatu cara yang ditempuh dalam mempelajari IPA dengan mengabstraksi kenyataan yang ada dalam bentuk pemeranan atau dihadirkan hal nyata yang ada dalam bentuk peran. Menurut Greenblat (1982) dalam Suparno (2007), simulasi adalah model dinamika yang menggambarkan atau mengungkapkan sistem fisik (nonmanusia) atau sosial (manusia) yang diabstraksi dari kenyataan dan disederhanakan untuk proses belajar. Metode simulasi atau role playing merupakan metode belajar yang menyenangkan (joyful learning). Metode ini mampu membuat pembelajaran IPA yang cenderung sulit menjadi menyenangkan sehingga peserta didk termotivasi dalam belajar. Motivasi yang diciptakan dari metoe ini adalah motivasi ekstrinsik.
Menurut Suparno (2007), sebagai metode pembelajaran, simulasi termasuk yang sesuai dengan teori konstruktivisme. Metode simulasi merangsang peserta didik untuk menemukandan menyusun sendiri suatu konsep IPA yang dipengaruhi oleh pengetahuan yang telah dimiliki peserta didik.
Ada beberapa langkah yang perlu diperhatikan dalam melaksanakan metode simulasi baik memerankan manusia maupun nonmanusia (Kindsvatter,dkk.,1996 dalam Suparno ,2007)
1)       Orientasi, guru dan peserta didik mendiskusikan arti penting simulasi, menjelaskan tujuan yang ingin dicapai dari simulasi, dan persoalan yang ingin dipecahkan dalam simulasi.
2)            Persiapan peserta, guru dan peserta didik bersama-sama mempersiapkan skenario dan persoalan yang akan digunakan dalam simulasi, menentukan prosedur yang dilaksanakan peserta didik, memilih pesrta didik yang akan memerankan, mengatur tata letak, dan menentukan pengarah.
3)            Perjalanan simulas, peserta didik diberikan kebebasan dalam melaksanakan simulasi dan guru berperan memfasilitasi agar simulasi berjalan lancar.
4)            Diskusi, pada akhir proses pembelajaran sebaiknya guru dan pesrta didik bersama-sama mendiskusikan tentang simulasi yang telah dilaksanakan.

Metode simulasi merupakanmetode yang menyenangkan dalam melaksanakan proses pembelajaran IPA. Hal yang perlu dalam melaksanakan metode ini adalah seorang guru harus dapat melakukan refleksi terhadap keseluruhan simulasi yang telah dilaksanakanoleh peserta didik dengan membuat kesimpulan dan pemaknaan. Hal tersebut penting dilakukan untuk mengatasi proses yang menyenangkan tetapi peserta tidak paham apa yang dilakukan dan larut dalam kegembiraan semata.
Metode simulasi bermanfaat untuk meningkatkan motivasi peserta didik dalam belajar IPA, proses pembelajaran menjadi menyenangkan. Jika peserta didik benar-benar menghayati peran maka peserta didik akan terus teringat materi IPA, meningkatkan kemampuan berpikir peserta didik ,meningkatkan kreativitas, dan partisipatif dalam pembelajarn IPA. Metode simulasi merupakan metode yang tepat dalam melaksanakan kurikuum 2013 yang cenderung konstruktif.

c.       Metode Eksperimen
Eksperimen dapat didefinisikan sebagai kegiatan terinci yang direncanakan untuk menghasilkan data untuk menjawab suatu masalah atau menguji suatu hipotesis. Suatu eksperimen akan berhasil jika variabel yang dimanipulasi dan jenis respon yang diharapkan dinyatakan secara jelas dalam suatu hipotesis, juga penentuan kondisi-kondisi yang akan dikontrol sudah tepat. Untuk keberhasilan ini, maka setiap eksperimen harus dirancang dulu kemudian diuji coba.
Melatihkan merencanakan eksperimen tidak harus selalu dalam bentuk penelititan yang rumit, tetapi cukup dilatihkan dengan menguji hipotesis-hipotesis yang berhubungan dengan konsep-konsep di dalam Sandar Kompetensi mata pelajaran, kecuali untuk melatih khusus siswa-siswa dalam kelompok tertentu, contohnya Kelompok Ilmiah Remaja.
Metode eksperimen dipilih sebagai metode pembelajaran IPA jika konsep IPA harus dipelajari melalui fakta-fakta yang dapat ditemukan oleh siswa. Melalui eksperimen pengembangan inkuiri lebih banyak, siswa lebih banyak menggunakan ketrampilan proses, terlatih kemampuan psikomotoriknya melalui teknik-teknik penggunaan alat-alat dan alat pada suatu percobaan.
Keunggulan-keunggulan metode eksperimen
1)      Fakta atau data yang diperoleh siswa secara langsung mudah diingat.
2)      Guru dapat berkeliling kelas sambil melakukan penilaian terhadap sikap dan psikomotorik siswa.
3)      Melatik kerja sama pada diri siswa karena metode eksperimen di sekolah biasanya dilakukan secara berkelompok.

Kelemahan-kelemahan metode eksperimen
1)      Memerlukan alat dan bahan praktik yang banyak
2)      Kalau siswa tidak diawasi dengan baik kadang-kadang ada yang main-main di kelompoknya
3)      Memerlukan waktu belajar yang lebih lama dari pada metode demonstrasi.

Untuk menerapkan metode eksperimen pada pembelajaran IPA, ada beberapa persyaratan yang harus dilakukan, diantaranya:
1)      Peralatan dan bahan yang tersedia dilaboraturium harus memadai untuk eksperimen
2)      Menggunakan bahan praktikum yang tidak berbahaya
3)      Menggunakan peralatan yang aman bagi keselamatan dan mudah digunakannya.

d.      Metode Ceramah
Metode ceramah dalam pembelajaran IPA merupakan metode yang sampai saat ini sering digunakan oleh  guru IPA. Metode ceramah merupakan metode yang diaanggap banyak orang merupakan metode yang dianggap banyak orang merupakan metode yng praktis, tidak memerlukan banyak waktu, biaya, dan persiapan.
Metode ceramah mempunyai kelebihan dan juga kekurangan. Kelebihan dari metode ini diantaranya :
1)      Metode ceramah sangat baik untuk materi yang belum tersedia dalam bentuk hard copy sehingga dapat dilaksankan di sekolah-sekolah yang memiliki keterbatasan buku-buku ajar.
2)      Guru mampu mengontrol materi yang akan diberikan
3)      Guru dapat merencanakan waktu penyampaian materi sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan dalam kurikulum.
4)      Guru dapat menyampaikan materi dalam waktu singkat
5)      Dapat digunakan dalam kelas besar
6)      Metode ceramah dapat digunakan dengan baik untuk tingkat kognisi dan atau afeksi rendah
7)      Metode ceramah lebih praktis, ekonomis dan efisien

Kekurangan pembelajaran dengan metode ceramah adalah :
1)      Metode ceramah memaksa peserta didik menjaga konsentrasinyadengan menggunakan indera telinga terbatas.
2)      Metode ceramah membuat siswa terganggu oleh hal-hal visual.
3)      Metode ceramah membuat peserta didik sulit menentukan gagasan guru yang bersifat analisis, sintesis, kritis, dan evaluatif.
4)      Metode ceramah  membuat peserta didik cenderung diperlakukan sama rata oleh guru.
5)      Metode ceramah membuat guru cenderung otoriter.
6)      Metode ceramah membuat kelas monoton.
7)      Metode ceramah membuat kelas doktriner.
8)      Metode ceramah yang disampaikan oleh  guru yang tidak pandai bertutur kata akan membuat kelas menjadi membosankan.
Metode ceramah dipersiapkan sebaik mungkin akan mampu menciptakan proses pembelajaran  IPA yang menarik. Cara yang dapat digunakan oleh guru IPA dalam melaksanakan metode ceramah yang baik adalah :
1)      Proses perencanaan dengan metode ceramah, guru IPA harus dapat merumuskan tujuan dalam proses pembelajaran yang akan dilaksanakan, media, dan sumber belajar yang akan digunakan.
2)      Proses pelaksanaan proses pembelajaran IPA dengan metode ceramah, guru IPA harus mampu bertutur kata yang dapat menarik perhatian peserta didik, berbahasa yang komunikatif dan mudah dicerna, menjaga penampilan yang sesuai, menanggapi respon, mengoptimalkan teknik bertanya dengan peserta didik.
3)      Kegiatan penutupan proses pembelajaran dengan metode ceramah sebaiknya guru memberikan suatu penguatan/reinforcement  tentang arti penting materi yang telah disampaikan untuk kehidupan peserta didik.
e.       Metode Demonstrasi
Metode demonstrasi merupakan cara penyampaian tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan dengan cara memperagakan barang, kejadian, aturan, dan urutan dengan menggunakan media atau alat peraga yang sesuai materi yang disajikan. Menurut Cole & Chan (1998), a demonstration was defined as a physical display of object or even. Metode demonstrasi berhubungan dengan tiga komponen . Pertama, materi pembelajaran yang meliputi fakta,hukum,teori,generalisasi, aturan dan prinsip. Kedua, contoh yang digunakan untuk mengilustrasikan materi pembelajaran. Ketiga, kerangka yang digunakan oleh guru dalam mengintegrasikan materi pembelajaran dengan contoh-contoh yang relevan. ( Cole & Chan,1998 )
Metode demonstrasi dalam pembelajaran IPA dapat dilakukan dengan menghadirkan objek nyata ke kelas,pemodelan,urutan suatu kegiatan eksperimen, grafik atau histogram suatu data, software komputer dan skema atau penampang lintang dua dimensi atau tiga dimensi.

Manfaat psikologis pedagogis dari metode demonstrasi dalam proses pembelajaran IPA adalah :
a.       Peserta didik dapat memusatkan perhatian pada objek IPA yang didemonstrasikan.
b.      Proses pembelajaran akan lebih terarah pada materi yang dipelajari.
c.       Pengalaman dan kesan akibat dari demonstrasi yang dilakukan akan lebih melekat pada peserta didik.
d.      Proses belajar peserta didik lebih terarah pada materi IPA yang sedang dipelajari.

Pemetaan penerapan metode pembelajaran sesuai dengan karakteristik materi IPA
No
Kelas
Topik
SK/KD
Metode
Catatan
1
1
Gerak Benda
4.     mengenal berbagai bentuk energi dan manfaatnya dalam kehidupan sehari-hari
4.1         Membedakan gerak benda yang mudah bergerak dengan yang sulit bergerak melalui percobaan
4.2         Mengidentidikasi penyebab benda bergerak (baterai, per/pegas, dorongan tangan, dan magnet)
Eksperimen
Dipilih metode eksperimen karena pada KD tertera bahwa kompetensi ini harus dicapai siswa melalui percobaan.
2
3
Sifat Benda
4)         Memahami sifat-sifat, perubahan sifat benda dan kegunaannya dalam kehidupan sehari-hari
3.2         Mendeskripsikan perubahan sifat benda (ukuran, bentuk, warna, atau rasa) yang dapat diamati akibat dari pembakaran, pemanasan, dan diletakkan di udara terbuka
Demonstrasi
Untuk topik ini harus dilihat faktor keselamatan sehingga sebaiknya guru cukup mendemonstrasikan percobaan dan siswa mengamatinya.
3
4
Jenis Makanan Hewan
3.             Menggolongkan hewan berdasarkan jenis makanannya
3.1         Mengidentifikasi jenis makanan hewan
3.2         Menggolongkan hewan berdasarkan jenis makanannya
Diskusi-Presentasi
Hewan sangat beragam sehingga tak mungkin sihadirkan ke kelas. Guru dapat menyajikan materi dengan memperlihatkan gambar dan siswa mendiskusikannya.
4
5
Struktur Bumi
7.             Memahami perubahan yang terjadi di alam dan hubungannya dengan penggunaan sumber daya alam
7.3         Mendeskripsikan struktur bumi
Ceramah
Struktur bumi hanya dapat diperlihatkan dalam bentuk gambar atau modelnya. Oleh kar3ena itu penyajiannya dapat menggunakan metode ceramah dengan bantuan poster atau model.
5
6
4.      Gerhana Bulan dan Gerhana Matahari
1.             Memahami matahari sebagai pusat tata surya dan interaksi bumi dalam tata surya
1.3         Menjelaskan terjadinya gerhana bulan dan gerhana matahari
Simulasi- Role Playing
Pada topik ini siswa dapat bermain memerankan bulan, matahari, dan bumi





























BAB III
PENUTUP


A.    KESIMPULAN
Pendekatan dalam pembelajaran IPA akan mempunyai ciri khas yang membedakan dengan pendekatan dalam pembelajaran materi yang lain. Karakteristik materi IPA yang khas juga memerlukan pendekatan-pendekatan pembelajaran yang lebih spesifik. Karakter materi IPA yang berupa pengetahuan faktual akan berbeda dengan pengetahuan konseptual, prosedural, dan metakognitif. Strategi pembelajaran IPA adalah suatu kegiatan pembelajaran yang dilakukan guru dengan tujuan proses pembelajaran yang berlangsung di kelas dapat mencapai tujuannya secara efektif dan efisien. Model pembelajaran IPA merupakan kerangka konseptual yang melukiskan prosedur secara sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan pembelajaran. Model pembelajaran adalah pembungkus proses pembelajaran yang di dalamnya terdapat pendekatan, strategi, metode, dan teknik pembelajaran. Metode pembelajaran merupakan suatu cara yang dilakukan dalam mencapai tujuan pembelajaran yang ditentukan
Jenis dari pendekatan IPA meliputi pendekatan student centered approach dan teacher centered approach.
Jenis dari strategi IPA meliputi; SETS, Pemecahan Masalah, Diskusi, Tanya jawab, Penugasan, Karyawisata dan Berbasis Inkuiri.
Jenis dari Model IPA meliputi; Interaktif, Terpadu, Siklus Belajar, dan CLIS
Jenis dari Metode IPA meliputi; Diskusi-presentasi, Simulasi/Role-Playing, Ceramah, Demonstrasi dan Eksperimen.

B.     SARAN
Setelah mempelajari materi ini, diharapkan bagi calon pengajar (guru) dapat menerapkan berbagai macam pendekatan, strategi, model, dan metode dalam melaksanakan proses belajar mengajar IPA di Sekolah Dasar sehingga dapat meningkatkan kualitas siswa.





DAFTAR PUSTAKA


BSNP, (2006). Standar Kompetensi Mata Pelajaran IPA SD/MI. Jakarta: Depdiknas

Hardini, Isriani dan Desi Puspitasari. (2012). Strategi Pembelajaran Terpadu (Teori, Konsep, &Implementasi. Yogyakarta : Familia (Group Relasi Inti Media).

Nasution, Noehi, dkk. (2007). Pendidikan IPA di SD. Jakarta: Universitas Terbuka

Samatowa, Usman.  (2011). Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar. Jakarta Barat: Permata Puri Media.

Sunarti dan Subana. (2011). Strategi belajar mengajar Bahasa Indonesia. Bandung: Pustaka Setia.

Susanto, Ahmad. (2013). Teori Belajar Pembelajaran Di Sekolah Dasar. Jakarta: Prenadamedia Group.

Widi, Asih dan Eka Sulistyowati. (2014). Metodologi Pembelajaran IPA. Jakarta: Bumi Aksara.



https://drive.google.com/file/d/1Awf1LqNy5loi_bRavoihtZ147TC5E1Ni/view

                                         FULL MAKALAH ------->