A.
Pengertian
Pendekatan, Strategi, Metode, dan
Model dalam
Pembelajaran IPA SD
1. Pendekatan
(Approach) dalam Pembelajaran IPA
Pada umumnya kata approach diartikan pendekatan. Dalam dunia pengajaran, kata ini
lebih tepat diartikan a way of beginning
something. Jadi, kalau diterjemahkan, approach
ialah cara memulai sesuatu. Suatu approach
sangat menentukan dalam dunia pendidikan dan pengajaran. Approach mempunyai pengaruh besar terhadap hasil yang diharapkan.
Karena itulah, sebelum melaksanakan pengajaran, perlu dipikirkan terlebih
dahulu atau dipilih approach yang tepat.
Pendekatan pembelajaran merupakan titik
tolak atau sudut pandang suatu pembelajaran. Pendekatan pembelajaran IPA
merupakan landasan filosofi yang melatarbelakangi proses pembelajaran IPA. IPA
yang dibahas disini adalah natural
science, bukan social science.
Natural Science secara harafiah
merupakan ilmu yang mempelajari alam dan peristiwa-peristiwa yang berhubungan
dengan alam. Tujuan yang akan dicapai setelah seorang peserta didik belajar IPA
adalah mampu mempelajari diri sendiri dan fenomena alam. Pencapaian tujuan
belajar IPA tersebut dalam proses pembelajaran yang dimulai dari penentuan
pendekatan pembelajaran yang dapat diterapkan.
Pendekatan dalam pembelajaran IPA akan
mempunyai ciri khas yang membedakan dengan pendekatan dalam pembelajaran materi
yang lain. Karakteristik materi IPA yang khas juga memerlukan
pendekatan-pendekatan pembelajaran yang lebih spesifik. Karakter materi IPA
yang berupa pengetahuan faktual akan berbada dengan pengetahuan konseptual,
prosedural, dan metakognitif.
2. Strategi
dalam Pembelajaran IPA
Strategi pembelajaran adalah suatu
kegiatan pembelajaran yang dilakukan guru dengan tujuan proses pembelajaran
yang berlangsung di kelas dapat mencapai tujuannya secara efektif dan efisien.
Strategi juga dapat dikatakan sebagai cara untuk mencapai tujuan yang berupa
rencana. Dengan kata
lain, strategi merupakan “a plan for
achieving goals”. Menurut Margono (1995) strategi belajar mengajar adalah
kegiatan guru dalam proses belajar mengajar yang dapat memberikan kemahan atau
fasilitas kepada peserta didik agar dapat mencapai tujuan pengajaran yang telah
ditetapkan.
Secara
garis besar, macam-macam strategi pembelajaran ditentukan oleh 4 hal sebagai
berikut.
a. Sumber materi: siapa yang menyusun materi atau bahan
belajar? Guru, dalam arti sempit atau dalam arti luas (dengan hubungannya
sumber lain), atau merupakan teks terprogram seperti modul, atau bahkan oleh
peserta didik sendiri.
b.
Pembawa
materi: siapa yang membawakan materi? Perorangan,
berkelompok, atau dipelajari sendiri.
c.
Pendekatannya:
bagai mana cara materi itu disajikan dengan pendekatan deduktif dan induktif
atau yang lain?
d.
Penerima
materi : bagaimana dan berapa jumlah penerima materi ? perorangan,
kelompok kecil, kelompok besar, kelompok heterogen atau homogen.
3.
Model
dalam Pembelajaran IPA
Secara umum
pengertian model adalah tiruan/ konsepsi dari benda atau keadaan yang
sesungguhnya, sebagai gambaran atau contoh yang bermanfaat dalam pemecahan
masalah. Model pembelajaran dimaksudkan sebagai gambaran/ konsepsi bagaimana
pembelajaran dilakukan, yang mencakup : (1) rasional atau teori yg melandasi
model, (2) tujuan/ kemampuan yg dapat dicapai dengan model tersebut, (3) pola
urutan langkah-langkah (sintaks) pembelajaran, (4) lingkungan belajar dan
sistem pengelolaan yang diperlukan agar tujuan pembelajaran tercapai.
Model
pembelajaran dapat berfungsi sebagai sarana komunikasi dalam menggambarkan
bagaimana proses pembelajaran dilakukan. Guru-guru di tempat yang berjauhan
dapat bertukar informasi mengenai pembelajaran yang dilakukannya dalam bentuk
model pembelajaran tersebut. Dengan demikian jika seorang guru akan melakukan
pembelajaran seperti yang dilakukan temannya di tempat yang jauh, ia dapat
meminta temannya untuk mengirimkan model pembelajarannya, selanjutnya ia dapat
mempraktekkannya berdasarkan model pembelajaran yang dikirim tersebut. Model
pembelajaran juga memudahkan dalam mengevaluasi proses pembelajaran yang
dilakukan oleh guru, karena pola urutan dan langkah-langkah dalam suatu model
pembelajaran telah tertentu. Variasi penggunaan model pembelajaran dapat
memperkaya strategi mengajar guru dan cara belajar siswa.
Model –
model pembelajaran diurunkan dari beberapa istilah, yaiu pendekatan
pembelajaran, strategi pembelajaran, metode pembelajaran, dan teknik
pembelajaran. Pendekatan pembelajaran adalah titik tolak atau sudut pandang
kita terhadap proses pembelajaran, yaitu merujuk pada pandangan tentang
terjadinya suatu proses yang sifatnya masih sangat umum, di dalamnya mewadahi,
menginspirasi, menguatkan, dan melatari metode pembelajaran dengan cakupan
teoretis tertenu. Strategi pembelajaran adalah suatu kegiatan pembelajaran yang
dilakukan guru dengan tujuan proses pembelajaran yang berlangsung di kelas
dapat mencapai tujuan secara efektif dan efisien. Strategi merupakan rencana
yang disusun untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dengan kata lain,
strategi adalah “a plan for achieving goals”, sedangkan metode adalah “a way
for achieving goals”. Metode pembelajaran adalah jalan atau cara yang ditempuh
untuk mewujudkan rencana yang telah disusun secara nyata dan praktis di kelas
untuk mencapai tujuan pembelajaran. Teknik pembelajaran adalah cara yang
dilakukan oleh guru dalam melaksanakan metode pembelajaran.
Menurut
Dick & Carey, Weils, Benety, pendekatan pembelajaran adalah muatan – muatan
etis pedagogis yang menyertai kegiatan proses pembelajaran yang religius dan
spiritual, rasional, atau intelektual, emosional, fungsional, keteladanan,
pembiasaan, dan pengalaman. Strategi pembelajaran adalah cara-cara tertentu
yang digunakan secara sistematis dan prosedural dalam proses pembelajaran untuk
meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar metode pembelajaran adalah
cara-cara yang berbeda untuk mencapai hasil belajar yang berbeda, dalam kondisi
yang berbeda berdasarkan kompetensi pembelajaran yang ditetapkan (ceramah,
diskusi, tanya jawab, dan lain-lain). Model pembelajaran merupakan kerangka
konseptual yang melukiskan prosedur secara sistematis dalam mengorganisasikan
pengamalan belajar untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Dari hasi
pemaparan di atas maka dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan antara model
pembelajaran, pendekatan pembelajaran, strategi pembelajaran, dan metode
pembelajaran. Walaupun perbedaan tersebut tidak terlalu tegas, karena semuanya
merupakan satu kesatuan yang saling mendukung untuk melaksanakan proses
pembelajaran. Jadi, model pembelajaran adalah pembungkus proses pembelajaran
yang di dalamnya terdapat pendekatan, strategi, metode, dan teknik
pembelajaran. Hal yang membedakan adalah langkah – langkah yang dilakukan pada
saat proses pembelajarannya.
Menurut
Hamid (2011), model pembelajaran memiliki ciri khusus ciri yang harus dimiliki
oleh model pembelajaran adalah :
a. Mempunyai
langkah – langkah pembelajaran yang dilaksanakan dalam suatu proses
pembelajaran IPA.
b. Mempunyai
sistem sosial, dalam proses pembelajaran IPA sistem sosial dibangun dari
interaksi yang terjadi antara peserta didik dengan peserta didik, dan peserta
didik dengan guru.
c. Mempunyai
prinsip reaksi, guru harus mampu melihat, merencanakan, menangkap respons yang
diberikan peserta didik, dan memperhatikan peserta didik dalam suatu proses
pembelajaran.
d. Mempunyai
sistem pendukung, yaitu sumber belajar yang akan digunakan, media pembelajaran,
dan sarana prasarana yang harus ada untuk terselenggaranya proses pembelajaran IPA.
e. Mempunyai
dampak instruksional atau dampak pembelajaran (instructional effect), dalam
melaksanakan proses pembelajaran IPA terlebih dahulu ditentukan tujuan yang
akan dicapai dari proses pembelajaran tersebu, dampak pembelajaran adalah
sejauh mana pencapaian tujuan pembelajaran tersebut dalam bentuk hasil belajar
ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik.
f. Mempunyai
dampak pengiring (nurturant effect),
dalam suatu proses pembelajaran IPA dengan model pembelajaran tertentu akan
memberikan efek iringan tertentu, efek iringan ini diharapkan membentuk nilai
karakter yang ada pada peserta didik.
Model pembelajaran
merupakan rumah atau bingkai dari implementasi suatu pendekatan,metode, dan
teknik pembelajaran. Model pembelajaran merupakan kerangka konseptual yang
melukiskan prosedur secara sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman
belajar untuk mencapai tujuan pembelajaran. Model pembelajaran dalam menyampaikan
materi IPA akan berbeda dengan materi IPS dan materi pelajaran lain. Hal ini
berarti bahwa tidak semua model sesuai untuk semua materi pelajaran. Materi IPA
pun mempunyai karakteristik tersendiri sehingga tidak dapat menggunakan semua
model pembelajaran. Model pembelajaran yang disajikan dalam buku ini merupakan
suatu alternatif yang dapat digunakan untuk menyampaikan materi IPA. Guru IPA
dapat memilih dan menyesuaikan model pembelajaran yang sesuai dengan
karakteristik materi, karakteristik peserta didik, karakter lingkungan, dan
konteksnya. Setiap model
yang disajikan dalam buku ini menyajikan efek pengiring (nurturant effect) dan efek pembelajaran (instructional effect) masing-masing. Efek ini dapat digunakan
sebagai acuan dalam menentukan nilai karakter yang akan dicapai dari suatu
proses pembelajaran IPA.
4.
Metode dalam Pembelajaran IPA
Metode (Yunani: methods = jalan, cara), dalam filsafat dan ilmu pengetahuan metode
artinya cara memikirkan dan memeriksa suatu hal menurut rencana tertentu. Dalam
dunia pengajaran, metode adalah rencana penyajian bahan yang menyeluruh dengan
urutan yang sistematis berdasarkan approach tertentu. Jadi, metode merupakan
cara melaksanakan pekerjaan, sedangkan approach bersifat filosofis/aksioma.
Karena itu dari suatu approach, dapat
tumbuh beberapa metode.
Orientasi proses pembelajaran IPA adalah suatu
proses pembelajaran yang aplikatif, mengembangkan proses berpikir, kemampuan
belajar, rasa ingin tahu, dan mengembangkan sikap peduli dan tanggung jawab
terhadap lingkungan alam. Orientasi proses pembelajaran IPA tersebut dapat
dilakukan dengan cara diskusi, demonstrasi, dan praktikum. Metode pembelajaran
merupakan suatu cara yang dilakukan dalam mencapai tujuan pembelajaran yang
ditentukan (A way to achieve goal). Sebagai suatu cara pencapaian tujuan, suatu
metode pembelajaran akan mempunyai ciri masing – masing untuk materi – materi
yang akan diberikan, termasuk materi IPA. Berikut akan disajikan beberapa
alternatif metode pembelajaran yang efektif digunakan oleh guru dalam melakukan
proses pembelajaran IPA yang sesuai dengan kurikulum 2013.
B.
Jenis-Jenis
Pendekatan, Strategi, Metode, dan
Model Pembelajaran IPA SD
1.
Pendekatan
yang digunakan dalam pembelajaran IPA SD sebagai berikut:
a. Pendekatan
pembelajaran student centered
approach/heuristik
Pendekatan pembelajaran yang berorientasi atau berpusat
pada peserta didik (student centered
approach) merupakan pendekatan pembelajaran aktif dimana guru berperan
sebagai fasilitator, motivator, katalisator, dan pengontrol konsep. Pada
pendekatan ini, peserta didik diposisikan sebagai pusat perhatian umum.
Pendekatan berorientasi pada peserta
didik ini menggunakan metode heuristik yang dipromosikan oleh Prof. Amstrong
pada abad ke-19. Menurut metode ini, peserta didik sendiri yang harus menemukan
fakta ilmu pengetahuan. Pendekatan heuristik adalah pendekatan pembelajaran
yang menyajikan sejumlah data dan peserta didik diminta untuk membuat
kesimpulan menggunakan data tersebtu, implementasinya dalam pembelajaran
menggunakan metode penemuan atau inkuiri. (Sagala, 2005)
Prinsip pendekatan heuristik oleh Rusyan
(1993) adalah,
1) Aktivitas
peserta didik merupakan fokus utama dalam belajar.
2) Berpikir
logis dalam menemukan sesuatu.
3) Proses
menemukan konsep-konsep.
4) Pengalaman
yang penuh tujuan.
5) Perkembangan
mental seseorang.
Pendekatan heuristik merupakan pembelajaran aktif yang
menitik beratkan pada kreatifitas peserta didik. Kreatifitas guru juga dituntut
dalam melaksanakan pendekatan ini, kareana guru dituntut kreatif dalam
menciptakan strategi pembelajaran yang tepat untuk merangsang kreatifitas
peserta didik dalam proses pemahaman konsep. Melalui pendekatan pembelajaran
yang dipilih oleh guru disesuaikan dengan materi yang diajarkan sehingga
tercipta lingkungan belajar yang aktif.
Alasan
menggunakan pembelajaran aktif atau berpusaat pada peserta didik antara lain.
1)
Menurut Confusius, seorang peserta didik
yang mengalami langsung (praktik/berbuat) maka akan mudah memahami apa yang
menjadi tujuan pembelajaran.
2)
Menurut Mel Silberman, seorang peserta
didik mudah menguasai materi ketika peserta didik mampu mengajarkan sesuatu
kepada orang lain.
3)
Learning
Styles (visual, auditori, dan kinestetik) peserta didik
yang berbeda-beda.
Pendekatan pembelajaran yang berorientasi atau berpusat
pada peserta didik sangat dianjurkan untuk dilaksanakan baik untuk tingkat
pendidikan dasar, menengah, maupun pendidikan tinggi. Pendekatan ini melibatkan
peran aktif peserta didik dalam memahami suatu materi dan dapat tersimpan kuat
dalam otak, karena mereka mengalami sendiri melalui praktik dan dituntut mampu
mengajarkan sesuatu kepada orang lain.
b. Pendekatan
pembelajaran teacher centered approach/pendekatan
ekspositor
Pendekatan
ini bertolak pada pandangan bahwa tingkah laku kelas dan penyebaran pengetahuan
dikontrol dan ditentukan oleh guru/pengajar. Dalam menyampaikan pengetahuan
peserta didik dipandang sebagai obejek yang menerima apa yang diberikan guru.
komunikasi yang dilakukan berjalan satu arah karena peserta didik sebatas
mendengarkan, mencatat, dan sekali-kali bertanya pada guru. kegiatan
pembelajaran yang bersifat menerima ini bersifat ekspositori.
Dalam pendekatan ini, guru berperan
lebih aktif dibandingkan peserta didiknya karena guru mengelola dan
mempersiapkan bahan ajar secara tuntas. Pendekatan ini biasa disebut juga
mengajar secara konvensional, seperti metode ceramah dan demonstrasi. Akan tetapi,
jika dikelola dengan baik, pendekatan ini akan memberikan suatu proses belajar
bermakna pada peserta didik. Dalam proses pembelajarannya guru mempersiapkan
bahan dengan rapi, sistematik, dan lengkap sehingga peserta didik cukup
menyimak dan mencernanya secara teratur.
Pendekatan
pembelajaran yang berorientasi atau berpusat pada guru (teacher centered
approach) merupakan suatu pendekatan yang dalam kegiatan pembelajaran guru yang
mempunyai peran utama sehingga terkadang mengabaikan peserta didik. Pendekatan
pembelajaran ini dilakukan dengan metode ceramah.pendekatan ini baiknya
digunakan untuk pemahaman konsep esensial dan disampaikan dengan
strategi/metode yang tepat sehingga guru tidak bersifat otoriter dalam kegiatan
belajar mengajar. Menurut David Ausubel (1975) dalam Sagala (2005), untuk
mengembangkan potensi kognitif peserta didik melalui proses belajar mengajar
verbal dikenal dengan “expository learning” yang berorientasi pada prinsip
belajar tuntas (mastery learning). Oleh karena itu, pembelajaran yang
berorientasi pada guru dapat dimulai dengan penggunaan “mastery” bagian kecil
konsep dan dilakukan dengan strategi yang tepat sehingga dapat menyampaikan
seluruh materi secara tuntas.
2.
Strategi
yang digunakan dalam pembelajaran IPA SD sebagai berikut:
a. SETS
atau Sains, Lingkungan, dan Masyarakat
Dalam pembelajaran sains berpendekatan
SETS yang perlu ditampilkan adalah sebagai berikut,
1) Tetap
memberi pengajaran IPA
2)
Siswa dibawa ke situasi atau
memanfaatkan konsep IPA ke bentuk teknologi untuk kepentingan masyarakat.
3)
Siswa diminta menjelaskan kaitan antara
unsur IPA yang dipelajari dengan unsur-unsur lain dalam SETS yang memengaruhi
berbagai keterkaitan antar unsur tersebut.
Pembelajaran dengan pendekatan SETS
adalah
1) Pembelajaran
dengan mengembangkan keterampilan proses dan cara berpikir tingkat tinggi (hinger order
thinking) agar unsur teknologi dari sains tampak.
2)
Mengaitkan dampak lingkungan dengan
melakukan model pembelajaran melalui kunjungan ke olbjek atau ke situasi buatan
dengan sasaran yang memanfaatkan IPA dan teknologi yang diterangkan guru.
3)
Model pembelajaran dengan mempergunakan
terminology cognitive agar siswa dapat menganalis pengaruh IPA dan teknologi
bagi masyarakat.
Pembelajaran IPA yang diintegrasikan dengan konteks
SETS memerlukan kesediaan guru atau pendidik untuk memiliki cara pandang
terbuka di samping selalu mengikuti perkembangan-perkembangan yang terjadi di
dalam masyarakat berkenaan dengan subjek IPA. Untuk itu, diperlukan kepekaan
yang tinggi dari guru IPA terhadap situasi di masyarakat yang bernuansa IPA.
b. Berbasis
Inkuiri
Menurut kurikulum 2004 dan standar isi
BSNP (Badan Standar Nasional Pendidikan), telah mencantumkan inkuiri sebagai proses maupun sebagai produk yang diterapkan secara terintegrasi di
kelas. Pembelajaran inkuiri
menekankan pada semua pendidik
agar menerapkan kegiatan pembelajaran
yang menekankan proses dalam pemahaman materi pelajaran. Pendidik
seyogianya memahami bahwa inkuiri menjadi inti dari pembelajaran sains, yang
oleh Alberta (2004) disebut sebagai :
the essence of scientific interprise, and inquiry as a strategy for teaching
and learning. Pemahaman bahwa inkuiri sebagai sebagai inti
pembelajaran sains ini adalah bahwa inkuiri memiliki sintaks di mana siswa
memiliki kemampuan menarik kesimpulan sebagai suatu hasil dari berbagai
kegiatan penyelidikan sederhana dalam pembelajaran sains.
Proses pembelajaran inkuiri yang diawali
dengan pertanyaan dapat menumbuhkan keingintahuan siswa dalam melihat fenomena
alam. Secara umum, inkuiri merupakan
proses yang bervariasi dan meliputi kegiatan-kegiatan mengobservasi,
merumuskan pertanyaan yang relevan, mengevaluasi buku, dan sumber-sumber
informasi lain secara kritis, merencanakan penyelidikan atau investigasi, me-
review apa yang telah diketahui, melaksanakan percobaan atau eksperimen dengan
menggunakan alat untuk memperoleh data, menganalisis, dan menginterpretasi
data, serta membuat prediksi dan mengkomunikasikan hasilnya.
Tujuan utama pembelajaran berbasis
inkuiri menurut National Research Council
( NRC, dalam Susanto, 2013: 173), sebagai berikut.
1) Mengembangkan
keinginan dan motivasi siswa untuk mempelajari prinsip dan konsep sains.
2) Mengembangkan
keterampilan ilmiah siswa sehingga mampu bekerja seperti layaknya seorang
ilmuan.
3) Membiasakan
siswa bekerja keras untuk memperoleh pengetahuan.
Tujuan di atas dapat dicapai dengan
mengikuti sintaks yang ada dalam pembelajaran inkuiri. Joyce & Well (dalam
Susanto, 2013: 173) mengemukakan
bahwa sintaks inkuiri sains terdiri atas empat fase, yaitu.
1) Fase
investigasi dan pengenalan kepada siswa
2) Pengelompokan
masalah oleh siswa
3) Indentifikasi
masalah dalam penyelidikan
4) Memberikan
kemungkinan mengatasi kesulitan atau masalah.
Namun demikian, pembelajaran inkuiri
dapat dimulai dengan memberikan pertanyaan dan cara bagaimana menjawab
pertanyaan tersebut. Melalui pertanyaan tersebut siswa dilatih melakukan
observasi terbuka, berhipotesis, bereksperimen yang akhirnya dapat menarik
suatu kesimpulan. Kegiatan seperti ini dapat mmelatih siswa membuka pikirannya
sehingga mampu membuat hubungan antara kejadian, objek atau kondisi dengan
kehidupan nyata.
Dalam pembelajaran inkuiri terdapat lima
komponen yang umum, yaitu: bertanya, keterlibatan siswa, kerja sama, unjuk
kerja, dan sumber-sumber yang bervariasi. Metode inkuiri dapat membantu
perkembangan, antara lain : literasi sains dan pemahaman proses-proses ilmiah,
pembendaharaan kata, dan pemahaman konsep, berpikir kritis, dan bersikap
positif. Menurut National Science
Educational Standard 9NRC, 1996 dalam Susanto, 2013: 175), perencanaan
pengajaran inkuiri dapat dilakukan dengan cara, sebagai berikut.
1) Mengembangkan
kerangka kerja jangka panjang (setahun) dan tujuan-tujuan jangka jangka pendek
bagi siswanya.
2) Memilih
konten sains, mengadaptasi dan merancang kurikulum yang mmenuhi minat,
pengetahuan, pemahaman, kemampuan, dan pengalaman siswa.
3) Memilih
strategi mengajar dan penilaian yang mendukung pengembangan pemahaman siswa dan
memberikan dampak ringan terhdadap masyarakat pembelajaran sains.
4) Bekerjasama
sebagai kolega di dalam disiplin, juga lintas disiplin dan jenjang kelas.
Dalam hal ini, inkuiri menjadi
pertanyaan – pertanyaan autentik yang diturunkan dari pengalaman siswa dan
merupakan strategi sentral dalam pembelajaran sains. Dngan demikian, tahapan
pembelajaran inkuiri pada mata pelajaran sains atau IPA di sekolah dasar dapat
dikelompokkan ke dalam lima tahapan, yaitu .
1) Adanya
kegiatan merumuskan pertanyaan yang dapat diteliti melalui percobaan sederhana.
2) Adanya
perumusan hipotesis atau membuat prediksi.
3) Merencanakan
dan melaksanakan suatu percobaan sederhana.
4) Mengkomunikasikan
hasil pengamatan dengan menggunakan data serta peralatan yang digunakan dalam
percobaan sederhana .
5) Menyimpulkan
hasil pengamatan atau eksperimen yang telah dilakukan.
c. Pemecahan
masalah
Pemecahan masalah merupakan pengembangan
kemampuan berpikir analitis-kritis melalui latihan meecahkan masalah dan
didasarkan pada dunia nyata anak.
Ciri-ciri teknik pemecahan masalah
adalah sebagai berikut.
1) Pengajuan
pertanyaan atau masalah
2) Berfokus
pada keterkaitan antar disiplin
3) Penyelidikan
otentik
4) Menghasilkan
produk/karya dan memamerkannya
d. Diskusi
Teknik mengajar diskusi merupakan cara
mengajar dalam pembahasan dan penyajian materinya melalui suatu problema atau
pertanyaan yang harus diselesaikan berdasarkan pendapat atau keputusan secara
bersama.
Tujuan penggunaan teknik diskusi agar
siswa dapat:
1) Mengembalikan
pengetahuannya untuk mengatasi masalah
2) Menyampaikan
pendapatnya dengan bahasa yang baik dan benar
3) Menghargai
pendapat orang lain
4) Berfikir
kreatif dan kritis
Dalam
teknik diskusi, siswa dilatih untuk:
1) Merumuskan
masalah
2) Menetapkan
tema pembicaraan
3) Menyampaikan
pendapat dengan bertanggung jawab
4) Menghargai
pendapat orang lain
5) Menarik
kesimpulan
6) Menyusun
laporan diskusi
e. Tanya-jawab
Tanya-jawab ialah suatu cara untuk memberi
motivasi para murid agar timbul keberaniannya untuk bertanya atau menjawab
pertanyaan guru selama proses pembelajaran berlangsung.
Tujuan tanya-jawab adalah sebagai
berikut:
1) Siswa
dapat mengerti dan mengingat kembali materi yang dipelajari, didengar atau
dibaca
2) Siswa
dapat berpikir secara kronologi atau runtut
3) Siswa
dapat mengetahui taraf pengetahuan dan pemahamannya
4) Siswa
dapat memahami bacaan
Dalam tanya jawab siswa berlatih:
1) Merumuskan
pertanyaan
2) Menyebutkan
fakta
3) Menyampaikan
opini atau tanggapan
4) Mengungkapkan
kembali uraian secara runtut
5) Menggunakan
kata tanya
6) Bersikap
kritis
f. Penugasan
Teknik penugasan merupakan tugas atau
pekerjaan yang sengaja diberikan kepada anak yang harus dilaksanakan dengan
baik.Tugas itu diberikan kepada anak untuk memberi kesempatan kepada mereka
untuk menyelesaikan tugas yang didasarkan pada petunjuk langsung dari guru yang
sudah dipersiapkan sehingga anak dapat menjalani secara nyata dan melaksanakan
dari awal sampai tuntas.Tugas yang diberikan kepada anak dapat diberikan secara
perseorangan atau kelompok.
g. Karyawisata
Bagi anak, karyawisata berarti
memperoleh kesempatan untuk mengobservasi, memperoleh informasi, atau mengkaji
segala sesuatu secara langsung.Karyawisata juga berarti membawa anak ke
objek-objek tertentu sebagai pengayaan pengajaran, pemberian pengalaman belajar
yang tidak mungkin diperoleh anak di dalam kelas, dan juga memberi kesempatan
anak untuk mengobservasi dan mengalami sendiri dari dekat.
h. Demontrasi
Demonstrasi merupakan strategi mengajar
yang menyajikan bahan pelajaran dengan mempertunjukkan secara langsung objeknya
atau caranya melakukan sesuatu untuk mempertunjukkan proses tertentu.
Demontrasi dapat digunakan pada semua mata pelajaran. Dalam pelaksanaan
demontrasi, guru harus sudah yakin bahwa seluruh siswa dapat memerhatikan
(mengamati) terhadap objek yang akan didemontrasikan. Selama proses demontrasi
guru sudah mempersiapkan alat-alat yang akan digunakan dalam demontrasi
tersebut.
Penerapan metode inkuiri pada mata
pelajaran IPA di SD adalah sebagai berikut.
Kelas
II Semester 2
Proyek
1
Standar Kompetensi
|
Kompetensi Dasar
|
Energi dan
Perubahannya
|
|
Mengenal berbagai
sumber energy yang sering dijumpai dalam kehidupan sehari-hari dan
kegunaannya
|
Mengidentifikasi
sumber-sumber energi (panas, listrik, cahaya, dan bunyi) yang ada di
lingkungan sekitar
|
Coba amati benda-benda di rumahmu.
Adakah benda-benda yang menggunakan energi listrik?
Apa kegunaan benda-benda tersebut?
Ayo, tanyakan kepada
orang tuamu.
Beri tanda ü pada jawaban yang sesuai.
No.
|
Nama Benda
|
Energi listrik menghasilkan
|
|||
1.
|
Panas
|
Bunyi
|
Cahaya
|
Gambar
|
|
2.
|
|||||
3.
|
|||||
4.
|
|||||
5.
|
Proyek 2
1.
Coba amati alat-alat di sekitarmu.
2.
Ayo, diskusikan perubahan bentuk energi pada
alat-alat itu.
3.
Mari tuliskan hasil pengamatan dan diskusimu pada
tabel berikut.
No.
|
Nama Alat
|
Perubahan Bentuk Energi
|
1.
|
||
2.
|
||
3.
|
3.
Model
yang digunakan dalam pembelajaran IPA SD sebagai berikut:
a. Model Pembelajaran
Interaktif
Model pembelajaran
interaktif sering dikenal dengan nama pendekatan pertanyaan anak. Model ini
dirancang agar siswa akan bertanya dan kemudian menemukan jawaban pertanyaan
mereka sendiri (Faire & Cosgrove dalam Harlen, 1992). Meskipun anak-anak
mengajukan pertanyaan dalam berbagai kegiatan bebas, pertanyaan-pertanyaan
tersebut akan terlalu melebar dan seringkali kabur sehingga kurang terfokus.
Guru perlu mengambil langkah khusus untuk mengumpulkan, memilah dan mengubah
pertanyaan-pertanyaan tersebut ke dalam kegiatan khusus. Pembelajaran
interaktif merinci langkah-langkah ini dan menampilkan suatu struktur untuk
pelajaran IPA yang melibatkan pengumpulan dan pertimbangan terhadap
pertanyaan-pertanyaan siswa sebagai pusatnya (Harlen, 1992:48-50).
Langkah-langkah Model Pembelajaran Interaktif
1)
Persiapan: guru dan kelas memilih topic dan
menemukan informasi yang melatarbelakanginya.
2)
Kegiatan penjelajah: lebih melibatkan siswa pada
topik yang sedang dibahas
3)
Pertanyaan anak: saat kelas mengundang siswa
untuk mengajukan pertanyaan tentang topik yang dibahas.
4)
Penyelidikan: guru dan siswa memilih pertanyaan
untuk dieksplorasi, selama 1-3 hari, dalam selang 3-4 hari
5)
Refleksi: melakukan evaluasi untuk memantapkan
hal-hal yang terbukti dan memisahkan hal-hal yang masih perlu diperbaikai.
Contoh-contoh Model Pembelajaran Interaktif
1)
Persiapan:
Sebelum pembelajaran
dimulai, guru menugasi siswa kelas 3 SD untuk membawa hewan peliharaannnya dan
mempersiapkan diri untuk menceritakan tentang hewan peliharaan masing-masing.
2)
Kegiatan penjelajahan:
Pada saat pembelajaran
di kelas siswa lain boleh mengamati hewan-hewan peliharaan teman-temannya dari
dekat (meraba, mengelus, menggendong) dan mereka boleh mengajukan pertanyaan
3)
Pertanyaan anak:
Selanjutnya pertanyaan
siswa diarahkan guru sekitar proses pemeliharaannya
4)
Penyelidikan:
Guru dan siswa memilih
pertanyaan untuk dieksplorasi lebih jauh. Umpamanya siswa diminta mengamati
keadaan hewan-hewan yang tidak dipelihara, seperti dari mana mereka memperoleh
makanannya, dimana mereka tidur, punya nama atau tidak, bbagaimana
kebersihannya.
5)
Refleksi:
Pada pertemuan
berikutnya di kelas dibahas hasil penyelidikan mereka, dilakukan perbandingan
antara hewan peliharaan dan hewan liar untuk memantapkan hal-hall yang sudah
jelas dan memisahkan hal-hal yang masih perlu diselidiki lebih jauh. Pada akhir
kegiatan guru dapat memberikan tugas kepada siswa untuk mengamati benda-benda
di sekitar mereka seperti buku dan tas sekolahnya.
b.
Model Pembelajaran Terpadu
Model pembelajaran
terpadu merupakan salah satu model yang sedang trend dilakukan dewasa
ini.Berdasarkan sifat keterpaduannya pembelajaran terpadu dapat dibedakan
menjadi tiga, yakni model dalam satu disiplin ilmu, model antar bidang, dan
modell dalam lintas siwa.Salah satu pendekatan pembelajaran terpadu melibatkan
konsep-konsep dalam satu bidang studi atau lintas bidang studi.Suatu pola
belajar mengajar dalam pembelajaran terpadu memadukan beberapa konsep IPA yang
terkait menjadi satu paket pembelajaran sehingga pemisahan antar konsep tidak
begitu jelas. Sifat model pembelajaran terpadu semacam itu termasuk model
connected (Fogarty, 1991:55). Pelaksanaan pendekatan ini bertolak dari suatu
topic atau tema sebagai paying untuk mengaitkan konsep-sonsepnya.Tema sentral
hendaknya diambil dari kehidupan sehari-hari yang menarik dan manatang
kehidupan anak untuk memicu minat anak belajar.
Sedikit terdapat empat
kriteria yang harus dipertimbangkan dalam mengaembangkan model pembelajaran
terpadu berkenaan dengan perkembangan anak (1), kebutuhan anak (2),
karakteristik mata pelajaran (3), dan lingkungan sebagai sarana belajar
(4),.Masing-masing kriteria memberi sumbangan tersendiri.
Kehidupan anak tidak
terlepas dari lingkungan tempat tinggal mereka.Pendekatan lingkungan dapat
digunakan dalam pembelajaran, terutama pembelajran IPA.Melalui model
pembelajaran terrpadu guru dapat mengajar melalui lingkungan, guru dapat
mengajarkan tentang lingkungan, dan guru dapat mengajar untuk kegiatan
lingkungan.Melalui lingkungan yang dijadikan sarana dan sumber belajar
hendaknya siswa lebih mencintai lingkungan sekitarnya.
Langkah-langkah Penyusunan Model Pembelajaran
Terpadu
Terdapat sejumlah langkah untuk menyusun model
pembelajaran terpadu. Langkah-langkah tersebut secara berurutan adalah sebagai berikut.
1)
Mengkaji GBPP IPA untuk menganalisis
konsep-konsep penting yang akan diajarkan.
2)
Membuat bagan konsep yang menghubungkan konsep
satu dengan konsep lainnya
3)
Memilih nama sentral yang dapat menjadi paying
untuk memadaukan konsep-konsep tersebut
4)
Membuat TKP dan deskripsi kegiatan pembelajaran
yang disesuaikan dengan tingkatan perkembangan untuk setiap konsep
5)
Membuat bahan bacaan berupa cerita yang mengacu
pada tema, disertai gambar dan permainan
6)
Menyusun jadwal kegiatan dan alokasi waktu yang
diperlukan secara proporsional
7)
Menyusun kisi-kisi perangkat tes dan soal tes.
Contoh Model Pembelajaran Terpadu
Untuk konsep-konsep IPA catur wulan pertama kelas 3 tentang Makhluk
hidup dan Benda disiapkan tema sentral ‘’Ke Kebun Binatang’’, dan disiapkan
lembar kerja sebagai berikut.
1)
Tujuan : siswa dapaat mengklasifikasi
tumbuhan, hewan dan benda berdasarkan kriteria tertentu
2)
Alat dan bahan yang diperlukan: setiap siswa
bebas membawa tumbuhan, hewan, dan benda untukdikumpulkan menjadi arena kebun
binatang (Guru membagi tugas membawa bahan percobaan agar terorganisir).
3)
Langkah kerja:
1)
Kumpulkan tumbuhan, hewan, benda yang dibawa
pada dua buah meja, dapat dilakukan di halaan sekolah jika memungkinkan’
2)
Susun yang rapi tumbuhan, hewan, dan bebas pada
meja dengan kompisisi yang sama antara satu meja dengan meja yang lain
3)
Tugasi siswa untuk mengisi Lembar Pengamatan
secara berkelompok untuk tiap meja. Suru siswa mengamati seakan-akan sedang
berjalan-jalan di kebun binatang
4)
Diskusikan jawaban siswa. Mantapkan jika benar,
perbaiki jika kurang tepat.
c. Model Pembelajaran
Siklus Belajar (Learning Cycle)
Model siklus belajar pertama kali dikembangkan pada tahun 1970 dalam
SCIS (Science Curriculum Improvenment Study), suatu program pengembangan
pendidikan sains di Amerika Serikat. Dalam pelaksanannya model siklus belajar
terdiri atas tiga fase, yaitu eksplorasi, pengenalan konsep,, dan penerapan
konsep. Siklus di sisni diartikan bahwa tahap-tahap tersebut dapat berulang.
Urutan Pembelajaran Siklus Belajar (Learning Cycle) antara lain:
1)
Eksplorasi
Pada fase ini siswa
diberi kesempatan untuk melakukan penjelajahan atau eksplorasi secara
bebas.Kegiatan ini memberi siswa pengalaman fisik dan interaksi social dengan
teman dan gurunya.Pengalaman ini mendorong terjadinya asimilasi, dan
menyebabkan siswa bertanya tentang konsep tertentu yang tidak sesuai dengan
konsepsi awal mereka. Konflik kognitif ini diakomodasi melalui proses
ekuilibrasi dan kemudian diasimilasikan ke dalam struktur kognitif.
2)
Pengenalan konsep
Pada fase pengenalan
konsep guru dengan metode yang seusi menjelaskan konsep dan teori-teori yang
dapat membantu siswa untuk menjawab permasalahan yang muncul dan menyusun
gagasan mereka.
3)
Penerapan konsep
Pada fase ini siwa
mencoba menggunakan konsep yang telah dikuasai untuk memecahkan masalah dalam
situasi yang berbeda.Dalam hal ini guru menyiapkan masalah-masalah yang dapat
dipecahkan berdasarkan konsep yang telah diperoleh siswa pada fase sebelumnya.
Contoh model
pembelajaran Siklus Belajar (Kelas 5 Cawu ke-1).
4)
Tujuan
Tujuan Pembelajaran Umum
(TPU) siswa memahami saling ketergantungan antarmakhluk hidup dengan melakukan
pengamatan dan menafsirkan hasil pengamatan.
TPU Antara
Setelah meneliti jenis
makanan sejumlah hewan, siswa dapat mengelompokkan hewan berdasarkan jenis
makanannya.
Tujuan Pembelajaran
Khusus (TPK)
a.1 setelah meneliti
jenis makanan sejumlah hewan, siswa dapat mengelompokkan hewan yang termasuk
pemakan tumbuhan
a.2 setelah meneliti
jenis makanan sejumlah hewan, siswa dapat mengelompokkan hewan yang temasuk
pemakan daging
a.3 setelah meneliti
jenis makanan sejumlah hewan, siswa dapat mengelompokkan hewan yang termasuk
pemakan daging dan tumbuhan
a.4 setelah berdiskusi
mengenai sumber mengenai sumber makanan hewan, siswa dapat menyimpulkan bahwa
semua hewan memperoleh makanan dengan cara memakan makhluk hidup lain.
5)
Konsep: Hubungan antarmakhluk hidup
Definisi konsep:
b.1 pemakan tumbuhan
(herbivore) menggunakan tumbuhan sebagai makanan
b.2 peakan daging
(karnivora) memakan hewan lain
b.3 pemakan segala
(omnivora) memakan daging dan tumbuhan
b.4 pemakan (konsumen)
memakan makhluk hidup lain sebagi sumber makanan.
Rancangan Alur
Pembelajaran Menurut Model Pembelajaran Siklus Belajar
Pertemuan ke
|
TPK
|
Definisi
Konsep
|
Deskripsi
Pembelajaran
|
Asesmen
|
a.1
|
b.1
|
Eksplorasi
Siswa ditugasi
mengamati jenis makanan hewan tertentu yang ada di rumahnya.
Siswa mencatat hasil pengamatan sesuai LKS dan
melaporkan pada saat pembelajaran di kelas.
|
Hasil pengamatan
Tes tulis No.
|
|
a.2
|
b.2
|
Tes tulis No.
|
||
a.3
|
b.3
|
Tes tulis No.
|
||
a.4
|
b.4
|
Siswa Siswa
mengelompokkan hewan hasil pengamatan seluruh siswa berdasarkan makanannya.
pPengenalan Pengenalan Konsep. Guru siswa dalam
diskusi untuk meluruskan konsep
tentang herbivore, karnivora, omnivore dan konsumen.
pe
Pengen
Pengenalan Konsep
Siswa diberi tugas
rumah
untuk mencatat jenis
konsumen yang ada di
lingkungan tempat
tinggal
siswa.
|
Tes tulis No.
|
d.
Model Pembelajaran Belajar IPA atau CLIS (Children’s Learning In Science)
Model CLIS dikembangkan oleh kelompok Children’s Learning In Science di Inggris yang dipimpin oleh Driver
(1998, Tyler, 1996). Rangkaian fase pembelajaran pada model CLIS oleh Driver (1988) diberi namageneral structure of learning in science.
Urutan Pembelajaran
1)
Orientasi
Merupakan upaya guru
untuk memusatkan upaya untuk memusatkan perhatian sisa, misalnya dengan
menyebutkan dan mempertontonkan suatu fenomena yang sering terjadi dalam
kehidupan sehari-hari, yang berkaitan dengan topik yang dipelajari. Upaya
mengaitkan topic yang akan dipelajari
dengan fenomena lingkungan (misalnya produk teknologi) juga merupakan
salah satu kegiatan dalam penggunaaan pendekatan sains teknologi asyarakat.
2)
Pemunculan gagasan
Merupakan upaya untuk
memunculkan konsepsi awal siswa. Misalnya dengan cara meminta siswa menuliskan
apa saja yang telah diketahui tentang topik pembicaraan, atau dengan menjawab
beberapa pertanyaan uraian terbuka. Bagi guru tahapan ini merupakan upaya
eksplorasi pengetahuan awal siswa.Oleh karena itu, tahapan ini juga dilakukan
melalui wawancara informal.
3)
Penyusunan ulang gagasan
Pengungkapan dan pertukaran
gagasan endahului pembukaan ke situasi konflik. Tahap ini merupakan upaya untuk
memperjelas dan mengungkapkan gagasan awal siswa tentang suatu topik secara
umum, misalnya dengan cara mendiskusikan jawaban siswa pada langkah kedua
(pemunculan gagasan) dalam kelompok kecil, kemudian salah satu anggota kelompok
melaporkan hasil diskusi tersebut kepada seluruh kelas. Guru tidak membenarkan
atau menyalahkan.
Pada tahap pembukaan ke
situasi konflik siswa diberi kesempatan untuk mencari pengertian ilmiah yang
sedang dipelajari di dalam buku teks. Selanjutnya siswa mecari beberapa
perbedaan antara konnsepsi awal mereka dengan konsep ilmiah yang ada dalam buku
teks atau hasil pengamatan terhadap kegiatan yang dilakukan.
Tahap konstruksi gagasan
baru dan evaluasi dilakukan untuk mencocokkan gagasan yang sesuai dengan
fenomena yang dipelajari guna mengkonstruksi gagasan baru. Siswa diberi
kesempatan untuk melakukan percobaan dan observasi, kemudian mendiskusikannya
dengan kelompoknya.
4)
Penerapan gagasan
Pada tahap ini siswa
diminta menjawab pertanyaan yang disusun untuk menerapkan konsep ilmiah yang
telah dikembangkan siswa melalui percobaan atau observasi ke dalam situasi
baru. Gagasan yang sudah direkonstruksi ini dalam aplikasinya dapat digunakan
untuk menganalisis isu dan memecahkan masalah yang ada di lingkungan, misalnya
isu yang berkaitan dengan topik pernafasan adalah mewabahnya influenza, isu
kanker paru-paru sebagai penyakit yang menimbulkan kemmatian, dan adanya orang
yang meninggal karena enggali sumur.
5)
Pemantapan gagasan
Konsepsi yang telah
diperoleh siswa perlu diberi umpan balik oleh guru untuk memperkuat konsep
ilmiah tersebut. Dengan demikian, diharapkan siswa yang konsepsi awalnya tidak
konnsisten dengan konsep ilmiah sadar akan mengubah konsepsi awalnya menjadi
konsepsi ilmiah. Pada kesempatan ini dapat juga diberi kesempatan membandingkan
konsep ilmiah yang sudah disusun dengan konsep awal pada tahap b.
Contoh Model
Pembelajaran CLIS
Contoh Model CLIS untuk
Konsep Pernafasan di Kelas IV Caturwulan ke-2
Subkonsep: Mahkluk Hidup
memerlukan udara dan pernapasan
No.
|
Tahap
|
Kegiatan Guru
|
Kegiatan Siswa
|
Keterangan
|
1
|
Orientasi
|
Menunjukkan kantung
kresek warna hitam dan mengajukan pertanyaan: ‘’jika kantung ini dipasang ke
kepala ibu/pak guru, apa yang akan terjadi?’’
|
Siswa menjawab
bergantian, antara lain: “napas menjadi sesak, gelap, tidak bisa bernapas”
|
Guru meminta siswa
memperagakan
|
2
|
Pemunculan gagasan
|
Menginstruksi siswa
untuk menjawab pertanyaan No. 1-4 dalam LKS
|
Masing-masing siswa
mengerjakan pertanyaan 1-4 di LKS
|
Siswa ingin mengetahui
alat pernapasan pada manusia, hewan dan tumbuhan
|
3
|
Pertukaran gagasan
|
Memberikan aba-aba
untuk mendiskusikan jawaban pertanyaan di atas dalam kelompok masing-masing
|
Diskusi kelompok untuk
menentukan jawaban kelompok
|
Jawaban kelompok
ditulis di kertas tersendiri
|
4
|
Situasi konflik
|
Membimbing kegiatan
percobaan 1 & 2 di LKS 1
|
Mengerjakan kegiatan 1
& 2 secara berkelompok
|
Semua anggota kelompok aktif berpartisipasi
|
5
|
Kontruksi gagasan baru
|
Membimbing siswa yang
kurang mengerti dengan teknik bertanya “probing”
|
Diskusi kelompok
menjawab pertanyaan pada kegiatan 1 & 2
|
Beberapa siswa
memerlukan bimbingan
|
Penerapan gagasan
|
Mengamati dan
membimbing kegiatan siswa
|
Diskusi menjawab
pertanyaan no. 5-7 di LKS 1
|
Periksa jawaban yang
belum konsisten dengan kosep ilmiah
|
|
6
|
Pemantapan gagasan
|
Mengungkapan salah
satu konsepsi awal siswa kemudian dibandingkan dengan hasil percobaan
|
Mengemukakan
argumentasi
|
Siswa dibimbing untuk
membedakan oksigen dan udara
|
4.
Metode
yang digunakan dalam pembelajaran IPA SD sebagai berikut:
a. Metode
Diskusi-Presentasi
Metode diskusi-presentasi merupakan cara
pencapaian tujuan pembelajaran IPA dengan komunikasi interaktif dalam
menyampaikan ide atau pendapat dalam suatu forum ilmiah untuk membahas suatu
permasalahan IPA. Masalah yang dibahas dalam suatu diskusi merupakan
kontroversial, masalah yang berhubungan dengan fenomena yang dihadapi peserta
didik dalam kehidupan sehari-hari, masalah yang membutuhkan solusi pemecahannya
(problem solving). Masalah-masalah yang dapat diajukan dalam proses
pembelajaran IPA tematik integratif merupakan penghubung (bridging ) antara
teori yang dipelajari dengan aplikasi secara kontekstual.
Kumpulan peserta didik dalam bentuk
kelompok diskusi (group discussion) merupakan elemen pokok melaksanakan
diskusi. Belajar bersama dalam bentuk keompok akan dapat meningkatkan resitasi
bersama (socialized recitation). Peningkatan resitasi bersama dalam mempelajari
IPA akan lebih optimal dengan menggunakan metode diskusi. Hal ini disebabkan
produk IPA yang meliputi konsep, prinsip, hukum, dan teori IPA perlu penalaran
lebih dalam memahaminya sehingga memerlukan bertukar pendapat atau
sharingdengan guru dan orang lain.
Metode diskusi-presentasi diaplikasikan
dalam proses pembelajaran IPA untuk :
1) Mendorong
peserta didik bepikir kritis.
2) Mendorong
peserta didik mengekspresikan pendapatnya secara bebas
3) Mendoorong
peserta didik menyumbangkan buah pikirnya untuk memecahkan masalah bersama.
4) Mengambil
satu alternatif jawaban atau beberapa alternatif jawaban untuk memecahkan
masalah berdasarkan pertimbamgan yang seksama.
Kelebihan dari metode diskusi-presentasi
diantaranya :
1) Menyadarkan
peserta didik bahwa masalah dapat dipecahkan dengan berbagai jalan.
2) Menyadarkan
peserta didk bahwa dengan berdiskusi mereka saling mengemukakan pendapat secara
konstruktif sehingga dapat diperoleh keputusan yang lebih baik.
3) Membiasakan
peserta didik untuk mendengarkan pendapat orang lain sekalipun berbeda dengan
pendapatnya dan membiasakan bersikap toleransi.
4) Menanamkan
karakter kooperatif atau mau bekerja sama dengan orang lain.
Kelemahan dari metode diskusi-presentasi
sebagai berikut :
1) Metode
diskusi tidak dapat dipakai dalam kelompok yang besar atau kelas dengan jumlah
yang besar.
2) Peserta
diskusi mendapat informasi yang terbatas.
3) Dapat
dikuasai oleh orang-orang yang suka berbicara/agresif sehingga peserta didik
yang cenderung pendiam/nonassertivemempunyai kesempatan yang terbatas dalam
menyampaikan ide/gagasan.
Pelaksanaan metode diskusi dapat didahului
dengan suatu presentasi peserta didik dalam menyampaikan ide/gagasan.
Penyampaian ide atau gagasan tersebut mampu mengoptimalkan keterampilan mereka
dalam komunikasi di depan umum yang akan meningkatkan karakter dan percaya diri
mereka.
b. Metode
Simulasi dan Role Playing
Metode Simulasi atau role
playingmerupakan suatu cara yang ditempuh dalam mempelajari IPA dengan
mengabstraksi kenyataan yang ada dalam bentuk pemeranan atau dihadirkan hal
nyata yang ada dalam bentuk peran. Menurut Greenblat (1982) dalam Suparno
(2007), simulasi adalah model dinamika yang menggambarkan atau mengungkapkan
sistem fisik (nonmanusia) atau sosial (manusia) yang diabstraksi dari kenyataan
dan disederhanakan untuk proses belajar. Metode simulasi atau role playing
merupakan metode belajar yang menyenangkan (joyful learning). Metode ini mampu
membuat pembelajaran IPA yang cenderung sulit menjadi menyenangkan sehingga
peserta didk termotivasi dalam belajar. Motivasi yang diciptakan dari metoe ini
adalah motivasi ekstrinsik.
Menurut Suparno (2007), sebagai metode
pembelajaran, simulasi termasuk yang sesuai dengan teori konstruktivisme.
Metode simulasi merangsang peserta didik untuk menemukandan menyusun sendiri
suatu konsep IPA yang dipengaruhi oleh pengetahuan yang telah dimiliki peserta
didik.
Ada beberapa langkah yang perlu
diperhatikan dalam melaksanakan metode simulasi baik memerankan manusia maupun
nonmanusia (Kindsvatter,dkk.,1996 dalam Suparno ,2007)
1) Orientasi,
guru dan peserta didik mendiskusikan arti penting simulasi, menjelaskan tujuan
yang ingin dicapai dari simulasi, dan persoalan yang ingin dipecahkan dalam
simulasi.
2)
Persiapan peserta, guru dan peserta
didik bersama-sama mempersiapkan skenario dan persoalan yang akan digunakan
dalam simulasi, menentukan prosedur yang dilaksanakan peserta didik, memilih
pesrta didik yang akan memerankan, mengatur tata letak, dan menentukan
pengarah.
3)
Perjalanan simulas, peserta didik
diberikan kebebasan dalam melaksanakan simulasi dan guru berperan memfasilitasi
agar simulasi berjalan lancar.
4)
Diskusi, pada akhir proses pembelajaran
sebaiknya guru dan pesrta didik bersama-sama mendiskusikan tentang simulasi
yang telah dilaksanakan.
Metode simulasi merupakanmetode yang
menyenangkan dalam melaksanakan proses pembelajaran IPA. Hal yang perlu dalam
melaksanakan metode ini adalah seorang guru harus dapat melakukan refleksi
terhadap keseluruhan simulasi yang telah dilaksanakanoleh peserta didik dengan
membuat kesimpulan dan pemaknaan. Hal tersebut penting dilakukan untuk
mengatasi proses yang menyenangkan tetapi peserta tidak paham apa yang
dilakukan dan larut dalam kegembiraan semata.
Metode simulasi bermanfaat untuk
meningkatkan motivasi peserta didik dalam belajar IPA, proses pembelajaran
menjadi menyenangkan. Jika peserta didik benar-benar menghayati peran maka
peserta didik akan terus teringat materi IPA, meningkatkan kemampuan berpikir
peserta didik ,meningkatkan kreativitas, dan partisipatif dalam pembelajarn
IPA. Metode simulasi merupakan metode yang tepat dalam melaksanakan kurikuum
2013 yang cenderung konstruktif.
c. Metode
Eksperimen
Eksperimen dapat didefinisikan sebagai
kegiatan terinci yang direncanakan untuk menghasilkan data untuk menjawab suatu
masalah atau menguji suatu hipotesis. Suatu eksperimen akan berhasil jika
variabel yang dimanipulasi dan jenis respon yang diharapkan dinyatakan secara
jelas dalam suatu hipotesis, juga penentuan kondisi-kondisi yang akan dikontrol
sudah tepat. Untuk keberhasilan ini, maka setiap eksperimen harus dirancang
dulu kemudian diuji coba.
Melatihkan merencanakan eksperimen tidak
harus selalu dalam bentuk penelititan yang rumit, tetapi cukup dilatihkan
dengan menguji hipotesis-hipotesis yang berhubungan dengan konsep-konsep di
dalam Sandar Kompetensi mata pelajaran, kecuali untuk melatih khusus siswa-siswa
dalam kelompok tertentu, contohnya Kelompok Ilmiah Remaja.
Metode eksperimen dipilih sebagai metode
pembelajaran IPA jika konsep IPA harus dipelajari melalui fakta-fakta yang
dapat ditemukan oleh siswa. Melalui eksperimen pengembangan inkuiri lebih
banyak, siswa lebih banyak menggunakan ketrampilan proses, terlatih kemampuan
psikomotoriknya melalui teknik-teknik penggunaan alat-alat dan alat pada suatu
percobaan.
Keunggulan-keunggulan metode eksperimen
1) Fakta
atau data yang diperoleh siswa secara langsung mudah diingat.
2) Guru
dapat berkeliling kelas sambil melakukan penilaian terhadap sikap dan
psikomotorik siswa.
3) Melatik
kerja sama pada diri siswa karena metode eksperimen di sekolah biasanya
dilakukan secara berkelompok.
Kelemahan-kelemahan
metode eksperimen
1) Memerlukan
alat dan bahan praktik yang banyak
2) Kalau
siswa tidak diawasi dengan baik kadang-kadang ada yang main-main di kelompoknya
3) Memerlukan
waktu belajar yang lebih lama dari pada metode demonstrasi.
Untuk
menerapkan metode eksperimen pada pembelajaran IPA, ada beberapa persyaratan
yang harus dilakukan, diantaranya:
1) Peralatan
dan bahan yang tersedia dilaboraturium harus memadai untuk eksperimen
2) Menggunakan
bahan praktikum yang tidak berbahaya
3) Menggunakan
peralatan yang aman bagi keselamatan dan mudah digunakannya.
d. Metode
Ceramah
Metode ceramah dalam pembelajaran IPA
merupakan metode yang sampai saat ini sering digunakan oleh guru IPA. Metode ceramah merupakan metode
yang diaanggap banyak orang merupakan metode yang dianggap banyak orang merupakan
metode yng praktis, tidak memerlukan banyak waktu, biaya, dan persiapan.
Metode ceramah mempunyai kelebihan dan
juga kekurangan. Kelebihan dari metode ini diantaranya :
1) Metode
ceramah sangat baik untuk materi yang belum tersedia dalam bentuk hard copy
sehingga dapat dilaksankan di sekolah-sekolah yang memiliki keterbatasan
buku-buku ajar.
2) Guru
mampu mengontrol materi yang akan diberikan
3) Guru
dapat merencanakan waktu penyampaian materi sesuai dengan waktu yang telah
ditetapkan dalam kurikulum.
4) Guru
dapat menyampaikan materi dalam waktu singkat
5) Dapat
digunakan dalam kelas besar
6) Metode
ceramah dapat digunakan dengan baik untuk tingkat kognisi dan atau afeksi
rendah
7) Metode
ceramah lebih praktis, ekonomis dan efisien
Kekurangan
pembelajaran dengan metode ceramah adalah :
1) Metode
ceramah memaksa peserta didik menjaga konsentrasinyadengan menggunakan indera
telinga terbatas.
2) Metode
ceramah membuat siswa terganggu oleh hal-hal visual.
3) Metode
ceramah membuat peserta didik sulit menentukan gagasan guru yang bersifat analisis,
sintesis, kritis, dan evaluatif.
4) Metode
ceramah membuat peserta didik cenderung
diperlakukan sama rata oleh guru.
5) Metode
ceramah membuat guru cenderung otoriter.
6) Metode
ceramah membuat kelas monoton.
7) Metode
ceramah membuat kelas doktriner.
8) Metode
ceramah yang disampaikan oleh guru yang
tidak pandai bertutur kata akan membuat kelas menjadi membosankan.
Metode ceramah dipersiapkan sebaik
mungkin akan mampu menciptakan proses pembelajaran IPA yang menarik. Cara yang dapat digunakan oleh
guru IPA dalam melaksanakan metode ceramah yang baik adalah :
1) Proses
perencanaan dengan metode ceramah, guru IPA harus dapat merumuskan tujuan dalam
proses pembelajaran yang akan dilaksanakan, media, dan sumber belajar yang akan
digunakan.
2) Proses
pelaksanaan proses pembelajaran IPA dengan metode ceramah, guru IPA harus mampu
bertutur kata yang dapat menarik perhatian peserta didik, berbahasa yang
komunikatif dan mudah dicerna, menjaga penampilan yang sesuai, menanggapi
respon, mengoptimalkan teknik bertanya dengan peserta didik.
3) Kegiatan
penutupan proses pembelajaran dengan metode ceramah sebaiknya guru memberikan
suatu penguatan/reinforcement tentang
arti penting materi yang telah disampaikan untuk kehidupan peserta didik.
e. Metode
Demonstrasi
Metode demonstrasi merupakan cara
penyampaian tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan dengan cara memperagakan
barang, kejadian, aturan, dan urutan dengan menggunakan media atau alat peraga
yang sesuai materi yang disajikan. Menurut Cole & Chan (1998), a demonstration
was defined as a physical display of object or even. Metode demonstrasi
berhubungan dengan tiga komponen . Pertama, materi pembelajaran yang meliputi
fakta,hukum,teori,generalisasi, aturan dan prinsip. Kedua, contoh yang
digunakan untuk mengilustrasikan materi pembelajaran. Ketiga, kerangka yang
digunakan oleh guru dalam mengintegrasikan materi pembelajaran dengan
contoh-contoh yang relevan. ( Cole & Chan,1998 )
Metode demonstrasi dalam pembelajaran
IPA dapat dilakukan dengan menghadirkan objek nyata ke kelas,pemodelan,urutan
suatu kegiatan eksperimen, grafik atau histogram suatu data, software komputer
dan skema atau penampang lintang dua dimensi atau tiga dimensi.
Manfaat psikologis pedagogis dari metode
demonstrasi dalam proses pembelajaran IPA adalah :
a. Peserta
didik dapat memusatkan perhatian pada objek IPA yang didemonstrasikan.
b. Proses
pembelajaran akan lebih terarah pada materi yang dipelajari.
c. Pengalaman
dan kesan akibat dari demonstrasi yang dilakukan akan lebih melekat pada
peserta didik.
d. Proses
belajar peserta didik lebih terarah pada materi IPA yang sedang dipelajari.
Pemetaan
penerapan metode pembelajaran sesuai dengan karakteristik materi IPA
No
|
Kelas
|
Topik
|
SK/KD
|
Metode
|
Catatan
|
1
|
1
|
Gerak
Benda
|
4. mengenal berbagai bentuk energi dan
manfaatnya dalam kehidupan sehari-hari
4.1
Membedakan gerak benda yang mudah
bergerak dengan yang sulit bergerak melalui percobaan
4.2
Mengidentidikasi penyebab benda
bergerak (baterai, per/pegas, dorongan tangan, dan magnet)
|
Eksperimen
|
Dipilih
metode eksperimen karena pada KD tertera bahwa kompetensi ini harus dicapai
siswa melalui percobaan.
|
2
|
3
|
Sifat
Benda
|
4)
Memahami sifat-sifat, perubahan
sifat benda dan kegunaannya dalam kehidupan sehari-hari
3.2
Mendeskripsikan perubahan sifat benda
(ukuran, bentuk, warna, atau rasa) yang dapat diamati akibat dari pembakaran,
pemanasan, dan diletakkan di udara terbuka
|
Demonstrasi
|
Untuk
topik ini harus dilihat faktor keselamatan sehingga sebaiknya guru cukup
mendemonstrasikan percobaan dan siswa mengamatinya.
|
3
|
4
|
Jenis
Makanan Hewan
|
3.
Menggolongkan hewan berdasarkan
jenis makanannya
3.1
Mengidentifikasi jenis makanan
hewan
3.2
Menggolongkan hewan berdasarkan
jenis makanannya
|
Diskusi-Presentasi
|
Hewan
sangat beragam sehingga tak mungkin sihadirkan ke kelas. Guru dapat
menyajikan materi dengan memperlihatkan gambar dan siswa mendiskusikannya.
|
4
|
5
|
Struktur
Bumi
|
7.
Memahami perubahan yang terjadi
di alam dan hubungannya dengan penggunaan sumber daya alam
7.3
Mendeskripsikan struktur bumi
|
Ceramah
|
Struktur
bumi hanya dapat diperlihatkan dalam bentuk gambar atau modelnya. Oleh
kar3ena itu penyajiannya dapat menggunakan metode ceramah dengan bantuan
poster atau model.
|
5
|
6
|
4.
Gerhana Bulan dan Gerhana Matahari
|
1.
Memahami matahari sebagai pusat
tata surya dan interaksi bumi dalam tata surya
1.3
Menjelaskan terjadinya gerhana
bulan dan gerhana matahari
|
Simulasi-
Role Playing
|
Pada
topik ini siswa dapat bermain memerankan bulan, matahari, dan bumi
|
BAB III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Pendekatan
dalam pembelajaran IPA akan mempunyai ciri khas yang membedakan dengan
pendekatan dalam pembelajaran materi yang lain. Karakteristik materi IPA yang
khas juga memerlukan pendekatan-pendekatan pembelajaran yang lebih spesifik. Karakter
materi IPA yang berupa pengetahuan faktual akan berbeda dengan pengetahuan
konseptual, prosedural, dan metakognitif. Strategi pembelajaran IPA adalah
suatu kegiatan pembelajaran yang dilakukan guru dengan tujuan proses
pembelajaran yang berlangsung di kelas dapat mencapai tujuannya secara efektif
dan efisien. Model pembelajaran IPA merupakan kerangka konseptual yang
melukiskan prosedur secara sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman
belajar untuk mencapai tujuan pembelajaran. Model pembelajaran adalah
pembungkus proses pembelajaran yang di dalamnya terdapat pendekatan, strategi,
metode, dan teknik pembelajaran. Metode pembelajaran merupakan suatu cara yang
dilakukan dalam mencapai tujuan pembelajaran yang ditentukan
Jenis
dari pendekatan IPA meliputi pendekatan student centered approach dan teacher
centered approach.
Jenis
dari strategi IPA meliputi; SETS, Pemecahan Masalah, Diskusi, Tanya jawab,
Penugasan, Karyawisata dan Berbasis Inkuiri.
Jenis
dari Model IPA meliputi; Interaktif, Terpadu, Siklus Belajar, dan CLIS
Jenis
dari Metode IPA meliputi; Diskusi-presentasi, Simulasi/Role-Playing, Ceramah,
Demonstrasi dan Eksperimen.
B.
SARAN
Setelah
mempelajari materi ini, diharapkan bagi calon pengajar (guru) dapat menerapkan
berbagai macam pendekatan, strategi, model, dan metode dalam melaksanakan
proses belajar mengajar IPA di Sekolah Dasar sehingga dapat meningkatkan
kualitas siswa.
DAFTAR PUSTAKA
BSNP, (2006). Standar
Kompetensi Mata Pelajaran IPA SD/MI. Jakarta: Depdiknas
Hardini, Isriani dan Desi Puspitasari. (2012). Strategi Pembelajaran Terpadu (Teori,
Konsep, &Implementasi. Yogyakarta : Familia (Group Relasi Inti Media).
Nasution,
Noehi, dkk. (2007). Pendidikan IPA di SD.
Jakarta: Universitas Terbuka
Samatowa, Usman.
(2011). Pembelajaran IPA di
Sekolah Dasar. Jakarta Barat: Permata Puri Media.
Sunarti dan Subana. (2011). Strategi belajar mengajar Bahasa Indonesia. Bandung: Pustaka Setia.
Susanto, Ahmad. (2013). Teori Belajar Pembelajaran Di Sekolah Dasar. Jakarta: Prenadamedia
Group.
Widi, Asih dan Eka Sulistyowati. (2014). Metodologi Pembelajaran IPA. Jakarta:
Bumi Aksara.
Jurnal Model Pembelajaran IPA https://www.google.co.id/webhp?sourceid=chrome-instant&ion=1&espv=2&ie=UTF8#q=jurnal+pengertian+model+pembelajaraIPA+SD
FULL MAKALAH ------->