Pendidikan merupakan kunci
keberhasilan dan kesuksesan suatu bangsa. Dalam melaksanakan program pendidikan
diperlukan peran guru dalam proses pembelajaran agar tercapai tujuan
pendidikan. Istilah belajar sudah terlalu akrab dengan kehidupan kita
sehari-hari. Belajar adalah suatu proses yang kompleks yang terjadi pada diri tiap orang
sepanjang hidupnya. Proses belajar itu terjadi karena adanya interaksi antara
seseorang dengan lingkungannya. Oleh karena itu, belajar dapat terjadi kapan saja dan dimana saja. Salah satu pertanda
bahwa seseorang itu telah belajar adalah adanya perubahan tingkah laku pada
diri orang itu yang mungkin disebabkan oleh terjadinya perubahan pada tingkat
pengetahuan, ketrampilan, atau sikapnya.
Bila kita ingin mengkaji lebih
mendalam mengenai pendidikan dan belajar, hal yang perlu untuk tidak
dilupakan adalah mengenai sumber belajar, semua kegiatan dalam belajar maupun
dalam dunia pendidikan perlu adanya sumber belajar untuk mewujudkan tujuan
pendidikan.
Pentingnya sumber belajar dalam
kegiatan pembelajaran tidak bisa dipungkiri lagi. Salah satu alternatif pemecahan permasalahan dalam masalah pendidikan adalah
dengan mendayagunakan sumber-sumber belajar. Akan tetapi, sumber-sumber belajar
yang ada di lembaga pendidikan belum digunakan secara maksimal. Padahal, sumber
belajar tersebut akan berdaya guna jika sudah dikelola dan
difungsikansecara maksimal.
Pembelajaran yang maksimal akan bermuara pada keberhasilan
pencapaian target belajar. Proses pembelajaran akan berjalan maksimal apabila
ditunjang oleh motivasi belajar siswa dan kreatifitas pengajar. Pengajar yang
memiliki kreatifitas tinggi akan selalu berusaha membuat proses pembelajaran
menjadi menarik bagi siswanya dengan menggunakan berbagai cara, salah satunya
penggunaan media pembelajaran.
Pemakaian media pembelajaran dalam
proses belajar mengajar dapat membangkitkan minat dan keinginan yang baru,
motivasi dan rangsangan kegiatan belajar, dan bahkan membawa pengaruh-pengaruh
psikologis terhadap siswa. Penggunaan media pembelajaran pada tahap orientasi
pengajaran akan sangat membantu keefektifan proses pembelajaran dan penyampaian
pesan dan isi pelajaran pada saat itu, sehingga yang menjadi target dari
pembelajaran bisa tercapai secara maksimal.
Guru sekurang-kurangnya dapat
menggunakan media yang murah dan efisien yang meskipun sederhana, tetapi
merupakan suatu keharusan dalam upaya mencapai tujuan pembelajaran yang
diharapkan. Untuk itu guru harus memiliki pengetahuan dan pemahaman yang cukup
tentang media pembelajaran (Hamalik, 1994:6).
Berdasarkan latar belakang
di atas, maka rumusan masalah yang dapat diuraikan antara lain :
1.
Apa yang dimaksud
dengan sumber belajar?
2.
Apa yang dimaksud
dengan media pembelajaran?
3.
Apa saja jenis-jenis
media pembelajaran?
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini antara lain :
1.
Mengetahui sumber
belajar.
2.
Mengetahui media
pembelajaran.
3.
Mengetahui jenis-jenis
media pembelajaran.
Degeng (dalam Asyhar, 2012), mendefinisikan sumber belajar sebagai
semua sumber yang mungkin dapat digunakan oleh para peserta didik agar terjadi
perilaku belajar. Sedangkan, definisi yang diberikan Depdiknas (2008), sumber
belajar adalah segala sesuatu yang ada di sekitar lingkungan kegiatan belajar
yang secara fungsional dapat digunakan optimalisasi hasil belajar. Optimalisasi
hasil belajar ini dapat dilihat tidak hanya dari hasil belajar (output), namun juga dilihat dari proses
berupa interaksi siswa dengan berbagai macam sumber yang dapat merangsang untuk
belajar dan mempercepat pemahaman dan penguasaan bidang ilmu yang
dipelajarinya. AECT (1997) mengartikan sumber belajar sebagai orang atau bahan
yang digunakan si pembelajar untuk meningkatkan jangkauan dan kualitas
pengalaman belajar. Jadi, sumber belajar adalah semua jenis sumber yang ada di
sekitar kita yang memungkinkan kemudahan terjadinya proses belajar.
Sumber-sumber
belajar yang dapat digunakan guru untuk mendapatkan bahan belajar, antara lain:
a.
Sumber bahan belajar
yang tercetak, seperti:
1)
Buku Teks
Buku teks
sebagai sumber bahan belajar utama dalam penyusunan silabus, sebaiknya tidak
satu jenis atau dari satu orang pengarang. Buku teks yang digunakan hendaknya
bervariasi agar mendapatkan materi pembelajaran yang luas.
2)
Buku Kurikulum
Buku kurikulum
bagi guru merupakan sumber bahan belajar utama dalam penyusunan silabus, selain
buku teks. Buku kurikulum sangan penting sebagai pedoman untuk menentukan
standar kompetensi, kompetensi dasar, dan materi pembelajaran. Materi pembelajaran
pada buku kurikulum hanya pokok-pokok materi pembelajaran, sehingga tugas
gurulah untuk aktif dan kreatif mengembangkan materi pembelajaran tersebut.
3)
Penerbitan Berkala
Penerbitan
berkala seperti koran yang terbit harian atau majalah yang terbit mingguan atau
bulanan. Namun tidak semua penerbitan dijadikan materi pembelajaran, karena
yang dipilih adalah yang berkaitan dengan bahan belajar suatu mata pelajaran.
4)
Laporan Hasil
Penelitian
Laporan hasil
penelitian biasanya diterbitkan oleh perguruan tinggi, lembaga penelitian, para
peneliti. Manfaatnya adalah mendapatkan bahan belajar yang aktual dan mutakhir.
5)
Jurnal
Jurnal
merupakan penerbitan hasil penelitian atau pemikiran ilmiah. Manfaatnya adalah
mendapatkan bahan belajar yang kebenarannya telah dikaji dan diuji.
b.
Sumber bahan belajar
berupa media elektronik hasil rekayasa teknologi
Media elektronik
adalah komputer (seperti internet), televisi, VCD/ DVD, radio, kaset dan
sebagainya. Media elektronik ini yang dimanfaatkan adalah program-programnya
yang berkaitan dengan bahan belajar suatu mata pelajaran.
c.
Narasumber
Narasumber,
yaitu orang-orang yang mempunyai keahlian (pakar) pada suatu bidang.
Pemanfaatan narasumber ini bisa dihadirkan di kelas untuk menyampaikan
keahliannya sesuai dengan materi pembelajaran yang sedang dipelajari. Bisa pula
dengan cara siswa dibawa ke tempat narasumber tersebut. Narasumber itu antara
lain:
1)
Pakar mata pelajaran
yang diminta untuk memberikan pendapat atau nasihatnya tentang kebenaran materi
pembelajaran dari segi ruang lingkup, urutan atau kedalamannya.
2)
Narasumber profesional,
yaitu orang-orang yang bekerja pada suatu bidang pekerjaan. Misalnya, materi
pembelajaran tentang disiplin bisa diajarkan dengan memanfaatkan jasa polisi
untuk menjelaskannya, terutama tentang disiplin berlalu lintas. Jika materi
pembelajaran tentang menabung maka dapat memanfaatkan jasa pegawai perbankan.
d.
Lingkungan
Lingkungan ini seperti lingkungan
alam, ekonomi, sosial, seni, budaya, teknologi atau industri. Misalnya,
mempelajari materi pembelajaran ekosistem air, maka siswa dibawa ke lingkungan
sekitar sungai, kolam, danau atau laut. Siswa dibawa ke lingkungan perekonomian
seperti pasar untuk mempelajari materi pembelajaran tentang pasar.
Sumber
belajar memiliki makna yang sangat berdekatan dengan media pembelajaran.
Demikian dekatnya, kedua istilah tersebut sulit dibedakan. Sumber belajar bisa
dipakai sebagai media belajar dan sebaliknya media pembelajaran dapat pula
berfungsi sebagai sumber belajar. Apabila kita ingin mencari celah untuk
memberikan perbedaan antara keduanya, maka barangkali yang paling mungkin hanya
terletak pada luas cakupannya (ruang lingkup). Sumber belajar memiliki cakupan
yang lebih luas dibandingkan media pembelajaran. Apabila media pembelajaran
kita pahami dalam arti penyalur pesan, maka tidak semua sumber belajar dapat
menjadi media belajar. Namun, sejauh media itu dapat dijadikan sumber pesan dan
informasi, maka dia juga bisa dijadikan sebagai sumber belajar. Dengan kata
lain, setiap sumber belajar adalah merupakan media pembelajaran, akan tetapi
tidak semua media pembelajaran dapat berfungsi sebagai sumber belajar. Karena
perbedaan yang sangat tipis ini, maka dalam pemakaian kedua istilah ini
seringkali dipertukarkan atau digunakan secara bersama-sama (Asyhar, 2012).
1.
Pengertian Media
Pembelajaran
Secara
etimologis, media berasal dari Bahasa Latin merupakan bentuk jamak dari kata medium yang berarti “tengah, perantara,
atau pengantar”. Istilah perantara atau pengantar ini, menurut Bovee (dalam
Asyhar, 2012) digunakan karena fungsi media sebagai perantara atau pengantar
suatu pesan dari si pengirim (sender)
kepada si penerima (receiver) pesan.
Dari sini, berkembang berbagai definisi terminologis mengenai media menurut
para ahli. The Association for
Educational Communication and Technology (dalam Asyhar, 2012) menyatakan
bahwa media adalah apa saja yang digunakan untuk menyalurkan informasi.
Sedangkan
pembelajaran merupakan terjemahan dari istilah Bahasa Inggris yaitu “instruction”. Instruction diartikan sebagai proses interaktif antara guru dan
siswa yang berlangsung secara dinamis. Ini berbeda dengan istilah “teaching” yang berarti mengajar yang
berlangsung satu arah dari guru ke siswa. Dalam hal ini, hanya guru yang
berperan aktif megajar, sedangkan siswa bersifat pasif.
Penggunaan
istilah “pembelajaran” sebagai pengganti istilah lain “proses belajar-mengajar
(PBM)” tidak hanya sekedar merubah istilah melainkan merubah peran guru dalam
proses pembelajaran. Guru tidak hanya mengajar melainkan “membelajarkan” siswa
agar mau belajar. Tugas guru dalam proses pembelajaran disamping menyampaikan
informasi, ia juga bertugas mendiagnosis kesulitan belajar siswa, menyeleksi
materi ajar, mensupervisi kegiatan belajar, menstimulasi kegiatan belajar
siswa, memberikan bimbingan belajar, mengembangkan dan menggunakan strategi dan
metode. Selain itu, guru juga mengembangkan dan menggunakan berbagai jenis media
dan sumber belajar dan memberi motivasi agar siswa mau belajar.
Media
pembelajaran adalah alat yang dapat membantu proses belajar mengajar dan
berfungsi untuk memperjelas makna pesan yang disampaikan, sehingga dapat
mencapai tujuan pembelajaran dengan lebih baik. Media pembelajaran adalah
sarana untuk meningkatkan kegiatan proses belajar mengajar. Mengingat banyaknya
bentuk-bentuk media tersebut, maka guru harus dapat memilihnya dengan cermat,
sehingga dapat digunakan dengan tepat. Dalam kegiatan belajar mengajar, sering
pula pemaikaian kata media pembelajaran digantikan dengan istilah-istilah,
seperti: bahan pembelajaran (instructional
material), komunikasi pandang-dengar (audio-visual
communication), alat peraga pandang (visual
education), alat peraga dan media penjelas.
2.
Ciri-ciri Media
Pembelajaran
Gerlach dan Eli (dalam Kustandi dan Sutjipto,
2011:12-14), mengemukakan tiga ciri media yang merupakan petunjuk mengapa media
digunakan dan apa-apa saja yang dapat dilakukan oleh media yang mungkin guru tidak
mampu melakukannya.
a.
Ciri fiksatif (fixative Property)
Ciri
ini menggambarkan kemampuan media merekam, menyimpan, melestarikan, dan
merekonstruksi, suatu peristiwa atau objek. Suatu peristiwa atau objek dapat
diurut dan disusun kembali dengan media, seperti fotografi, video tape, audio tape, disket computer, compact
disk dan film. Suatu objek yang telah diambil gambarnya dengan video atau video kamera dengan mudah
dapat diproduksi, bisa kapan saja diperlukan. Dengan ciri fiksatif ini, media
memungkinkan suatu rekaman kejadian atau objek yang terjadi pada waktu tertentu
ditransportasikan tanpa mengenal waktu.
b.
Ciri manipulatif (manipulative property)
Transpormasi
suatu kejadian atau objek dimungkinkan karena media memiliki ciri manipulatif. Kejadian yang memakan waktu
berhari-hari dapat disajikan kepada
siswa dalam waktu dua atau tiga menit dengan teknik pengambilan gambar (time-lapse recording). Misalnya,
bagaimana proses tsunami dapat diamati melaui kemampuan manipulatif dari media.
c.
Ciri distributif (distributive property)
Ciri
distributif dari media memungkinkan suatu objek atau kejadian ditransportasikan
melalui ruang, dan secara bersamaan kejadian tersebut disajikan kepada sejumlah
besar siswa dengan stimulus pengalaman yang relatif sama mengenai kejadian itu.
Dewasa ini, distribusi media tidak terbatas pada suatu kelas atau beberapa
kelas pada sekolah-sekolah di dalam
suatu wilayah tertentu, tetapi juga media itu, mialnya rekaman video, file komputer dapat disebar ke penjuru
tempat yang diinginkan kapan saja. Sekali informasi direkam dalam format media
apa saja, maka ia dapat diproduksi beberapa kalipun dan siap digunakan secara bersamaan di berbagai tempat atau
digunakan secara berulang-ulang di suatu tempat. Konsistensi informasi yang
telah direkam akan terjamin atau sama atau hampir sama dengan aslinya.
3.
Fungsi Media
Pembelajaran
Levie dan Letz (dalam
Kustandi dan Sucipto, 2011: 20), mengemukakan empat fungsi media pembelajaran,
khususnya media visual, yaitu :
a.
Fungsi atensi,
yaitu menarik dan mengarahkan perhatian siswa untuk berkonsentrasi kepada isi
pelajaran yang berkaitan dengan makna visual yang ditampilkan atau menyertai
teks materi pelajaran.
b.
Fungsi afektif
media visual dapat terlihat dari tingkat kenikmatan siswa ketika belajar (atau
membaca) teks yang bergambar. Gambar atau lambang visual dapat menggugah emosi
dan sikap siswa, misalnya informas yang menyangkut masalah sosial atau ras.
c.
Fungsi kognitif
media visual terlihat dari temuan-temuan penelitian yang mengungkapkan bahwa
lambang visual atau gambar memperlancar pencapaian tujuan untuk memahami dan
mengingat informasi atau pesan yang terkandung dalam gambar
d.
Fungsi kompensatoris
media pembelajaran terlihat dari hasil penelitian bahwa media visual yang
memberikan konteks untuk memahami teks membantu siswa yang lemah dalam membaca
untuk mengorganisasikan informasi dalam teks dan mengingatnya kembali. Dengan kata
lain, media pemebelajran berfungsi untuk mengakomodasikan siswa yang lemah dan
lambat menerima seta memahami isi pelajaran yang disajikan dengan teks atau
disajikan secara verbal.
4.
Manfaat Media Pembelajaran
a.
Manfaat media
pembelajaran bagi pengajar sebagai berikut :
1)
Memberikan pedoman
arah untuk mencpai tujuan.
2)
Menjelaskan
struktur dan urutan pengajaran dengan baik.
3)
Memberikan kerangka
yang sistematis.
4)
Memudahkan kembali
pengajar terhadap materi pembelajaran.
5)
Meningkatkan
kualitas pembelajaran.
6)
Membangkitkan rasa
percaya diri seorang pengajar.
b.
Manfaat media
pembelajaran bagi siswa sebagai berikut :
1)
Meningkatkan
motivasi belajar siswa.
2)
Memberikan dan
meningkatkan variasi belajar bagi siswa.
3)
Memberikan struktur
materi pelajaran.
4)
Memberikan inti
informasi pelajaran.
5)
Merangsang siswa
untuk berpikir dan beranalisis.
6)
Menciptakan kondisi
dan situasi belajar tanpa tekanan.
7)
Siswa dapat memahai
materipelajaran dengan sistematis yang disajikan pengajar.
Menurut Dra. Sumiati dan Asra (2008 :160), aneka
ragam media pembelajaran dapat diklasifikasikan berdasarkan ciri-ciri tertentu,
antara lain:
1.
Berdasarkan kemampuan
indera, jenis media pembelajaran terdiri atas:
a.
Media audio, yaitu
jenis media pembelajaran yang mengunakan kemampuan indera telinga atau pendengaran
(audio). jenis media pembelajaran ini
menghasilkan peran berupa bunyi atau suara.
Contoh: radio, tape recorder, telepon.
Contoh media
audio, dalam pembelajaran IPA SD bisa dapat diterapkan dalam ruang lingkup IPA
Energi dan Sifatnya. Yaitu pada materi bunyi dapat menggunakan bel, speaker,
terompet, radio dan lain sebagainya.
b.
Media visual, yaitu
jenis media pembelajaran yang mengunakan kemampuan indra mata atau penglihatan
(visual). jenis media pembelajaran ini
menghasilkan pesan berupa bentuk atau rupa yang dapat dilihat. Contoh: gambar, grafik, poster.
Contoh media
visual, dalam pembelajaran IPA SD bisa dapat diterapkan dalam ruang lingkup IPA
Bumi dan Alam Semesta. Yaitu pada materi benda-benda langit dapat menggunakan
gambar, tata surya dapat menggunakan globe, dan lain sebagainya
c.
Media audio
visual,yaitu jenis media pembelajaran yang mengunakan kemampuan indera telinga
atau pendengaran dan Indra mata atau penglihatan ( audio- visual). jenis media
pembelajaran ini menghasilkan pesan berupa suara dan bentuk atau rupa. Contoh:
televisi, film, video. Media audio visual yang dapat digunakan dalam
pembelajaran banyak ragamnya setiap jenis alat memiliki tingkat keefektifan
sendiri-sendiri pengunaanya untuk meningkatkan keaktifan dan kefektifan belajar
tergantung pada jenisnya, ketersediaannya dan kemampuan menggunakanya. Konsep
tentang pemanfatan alat bantu pandang dengar didasarkan atas konsep tentang
perolehan pengalaman seseorang melalui media pembelajaran ( perantara yang
digunakan, makin konkrit suatu media pembelajaran digunakan makin tingi nilai
pengalaman yang diperoleh).
2.
Berdasarkan daya atau
kemampuan liputanya, jenis media pembelajaran terdiri atas:
a.
Media pembelajaran
dengan daya atau kemampuan liputanya luas dia itu dapat menjangkau tempat yang
luas dengan jumlah orang atau siwa yang banyak. Contoh: televisi, radio.
b.
Media pembelajaran
dengan daya atau kemampuan liputanya terbatas. Yaitu hanya dapat menjangkau
tempat atau ruang tertentu dan terbatas dengan jumlah orang atau siswa yang tidak
banyak. Contoh: papan tulis, slide, overhead projector (OHP).
3.
Berdasarkan penguna
atau pemakai yang memanfatkan media pembelajaran. jenis media pembelajaran
terdiri atas:
a.
Media pembelajaran yang
digunakan untuk pembelajaran secara masal atau banyak orang. contoh: belajar
melalui televisi atau radio.
b.
Media pembelajaran yang
digunakan untuk pembelajaran secara individual atau perorangan. Contoh: belajar
melalui modul atau buku.
4.
Berdasarkan kerumitan
(kekomplekan) dan biayanya, jenis media pembelajaran, terdiri atas:
a.
Big
media, yyaitu media pembelajaran yang rumit
(kompleks) ddan biayanya ma serta pengunanya relatif usah membutuhkan tenaga
yang terlatih. Contoh: film, video, komputer.
b.
Little
media, yait media pembelajaran yang sederhana
atau tidak rumit dan biayanya tidak mahal relatif murah, serta pengunanya
relatif mudah tidak perlu tenaga terlatih. Contoh: papan tulis, gambar.
5.
Berdasarkan pembuatan
dan pemanfatanya, jjenis media pembelajaran terdiri atas:
a.
Media
by design, yaitu media pembelajaran yang dirancang,
dipersiapkan, dan dibuat sendiri oleh guru lalu digunakan untuk proses
pembelajaran. Contohnya semua media pembelajaran yang dirancang, dipersiapkan
dan dibuat sendiri oleh guru.
b.
Media
by utilization atau media pembelajaran yang
dimanfatkan itu media pembelajaran yang
dibuat oleh orang lain atau suatu lembaga/ institusedangkan guru hanya tingal
mengunakan atau memanfatkannya. Contohnya semua media pembelajaran yang hanya
digunakan atau dimanfatkan dan tidak membuat sendiri.
6.
Berdasarkan dimensinya,
jenis media pembelajaran terdiri atas:
a.
Media 2 dimensi, yaitu
jenis media pembelajaran yang hanya mempunyai dua ukuran yaitu panjang dan
lebar. Contoh: poster, bagan, gambar.
b.
Media tiga dimensi,
yaitu jenis media pembelajaran yang mempunyai minimal tiga ukuran yaitu
panjang, lebar, dan isi/tinggi. Contoh: model( benda yang menyerupai aslinya),
realia (benda asli).
7.
Berdasarkan
proyeksinya, yaitu jenis media pembelajaran terdiri atas:
a.
Media proyeksi, iaitu
jenis media pembelajaran yang bisa diproyeksikan atau dipancarkadengan
mengunakan alat proyektor,sehinga gambarnya akan nampak pada layar. Contoh: film, film strips, slide, OHP, in
focus.
b.
Media tidak
diproyeksikan, yaitu jenis media pembelajaran yang tidak bisa diproyeksikan
atau dipancarkan. Contoh: buku, papan flanel.
Sumber belajar adalah segala sesuatu yang ada
di sekitar lingkungan kegiatan belajar yang secara fungsional dapat digunakan
optimalisasi hasil belajar. Optimalisasi hasil belajar ini dapat dilihat tidak
hanya dari hasil belajar (output),
namun juga dilihat dari proses berupa interaksi siswa dengan berbagai macam
sumber yang dapat merangsang untuk belajar dan mempercepat pemahaman dan
penguasaan bidang ilmu yang dipelajarinya.
Media
pembelajaran adalah alat yang dapat membantu proses belajar mengajar dan berfungsi
untuk memperjelas makna pesan yang disampaikan, sehingga dapat mencapai tujuan
pembelajaran dengan lebih baik. Media pembelajaran adalah sarana untuk
meningkatkan kegiatan proses belajar mengajar. Mengingat banyaknya
bentuk-bentuk media tersebut, maka guru harus dapat memilihnya dengan cermat,
sehingga dapat digunakan dengan tepat.
Hendaknya guru dapat
memanfaatkan segala sumber belajar untuk menunjang pembelajaran bagi siswa.
Selain itu guru harus memahami dan mengetahui media-media yang cocok digunakan
dalam proses pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan dan tujuan pembelajaran,
sehingga penggunaan media akan mempercepat dan mempermudah pencapaian tujuan
pembelajaran.
Arsyad, Ashar. (2014). Media Pembelajaran. Jakarta: Rajagrafindo Persada.
Asyhar, Rayandra. (2012). Kreatif Mengembangkan Media Pembelajaran. Jakarta: Referensi
Jakarta.
Hamalik, Oemar. (1994). Media Pendidikan. Bandung: Cipta Aditya
Bakti.
Komalasari, Kokom. (2013). Pembelajaran
Kontekstual Konsep dan Aplikasi. Bandung: Refika Aditama.
Kustandi, Cecep dan Bambang Sutjipto. (2011). Media Pembelajaran Manual Dan Digital.
Jakarta: Ghalia Indonesia.
Sadiman, Arif. (2003). Media Pendidikan: Pengertian, Pengembangan
dan Pemanfaatanya. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Sumiati & Asra.
2008. Metode Pembelajaran. Bandung:
CV Wacana Prima.