Saturday, March 28, 2020

Media dan Sumber Belajar dalam Pembelajaran IPA SD




Pendidikan merupakan kunci keberhasilan dan kesuksesan suatu bangsa. Dalam melaksanakan program pendidikan diperlukan peran guru dalam proses pembelajaran agar tercapai tujuan pendidikan. Istilah belajar  sudah terlalu akrab dengan kehidupan kita sehari-hari.  Belajar adalah suatu proses yang kompleks yang terjadi pada diri tiap orang sepanjang hidupnya. Proses belajar itu terjadi karena adanya interaksi antara seseorang dengan lingkungannya. Oleh karena itu, belajar dapat terjadi kapan saja dan dimana saja. Salah satu pertanda bahwa seseorang itu telah belajar adalah adanya perubahan tingkah laku pada diri orang itu yang mungkin disebabkan oleh terjadinya perubahan pada tingkat pengetahuan, ketrampilan, atau sikapnya.
Bila kita ingin mengkaji lebih mendalam mengenai pendidikan dan belajar, hal yang perlu untuk  tidak dilupakan adalah mengenai sumber belajar, semua kegiatan dalam belajar maupun dalam dunia pendidikan perlu adanya sumber belajar untuk mewujudkan tujuan pendidikan.
Pentingnya sumber belajar dalam kegiatan pembelajaran tidak bisa dipungkiri lagi. Salah satu alternatif pemecahan permasalahan dalam masalah pendidikan adalah dengan mendayagunakan sumber-sumber belajar. Akan tetapi, sumber-sumber belajar yang ada di lembaga pendidikan belum digunakan secara maksimal. Padahal, sumber belajar tersebut akan berdaya guna jika sudah dikelola dan difungsikansecara maksimal.
Pembelajaran yang  maksimal akan bermuara pada keberhasilan pencapaian target belajar. Proses pembelajaran akan berjalan maksimal apabila ditunjang oleh motivasi belajar siswa dan kreatifitas pengajar. Pengajar yang memiliki kreatifitas tinggi akan selalu berusaha membuat proses pembelajaran menjadi menarik bagi siswanya dengan menggunakan berbagai cara, salah satunya penggunaan media pembelajaran.
Pemakaian media pembelajaran dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan minat dan keinginan yang baru, motivasi dan rangsangan kegiatan belajar, dan bahkan membawa pengaruh-pengaruh psikologis terhadap siswa. Penggunaan media pembelajaran pada tahap orientasi pengajaran akan sangat membantu keefektifan proses pembelajaran dan penyampaian pesan dan isi pelajaran pada saat itu, sehingga yang menjadi target dari pembelajaran bisa tercapai secara maksimal.
Guru sekurang-kurangnya dapat menggunakan media yang murah dan efisien yang meskipun sederhana, tetapi merupakan suatu keharusan dalam upaya mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan. Untuk itu guru harus memiliki pengetahuan dan pemahaman yang cukup tentang media pembelajaran (Hamalik, 1994:6).

Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan  masalah yang dapat  diuraikan antara lain :
1.         Apa yang dimaksud dengan sumber belajar?
2.         Apa yang dimaksud dengan media pembelajaran?
3.         Apa saja jenis-jenis media pembelajaran?

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini antara lain :
1.         Mengetahui sumber belajar.
2.         Mengetahui media pembelajaran.
3.         Mengetahui jenis-jenis media pembelajaran.




Degeng (dalam Asyhar, 2012), mendefinisikan sumber belajar sebagai semua sumber yang mungkin dapat digunakan oleh para peserta didik agar terjadi perilaku belajar. Sedangkan, definisi yang diberikan Depdiknas (2008), sumber belajar adalah segala sesuatu yang ada di sekitar lingkungan kegiatan belajar yang secara fungsional dapat digunakan optimalisasi hasil belajar. Optimalisasi hasil belajar ini dapat dilihat tidak hanya dari hasil belajar (output), namun juga dilihat dari proses berupa interaksi siswa dengan berbagai macam sumber yang dapat merangsang untuk belajar dan mempercepat pemahaman dan penguasaan bidang ilmu yang dipelajarinya. AECT (1997) mengartikan sumber belajar sebagai orang atau bahan yang digunakan si pembelajar untuk meningkatkan jangkauan dan kualitas pengalaman belajar. Jadi, sumber belajar adalah semua jenis sumber yang ada di sekitar kita yang memungkinkan kemudahan terjadinya proses belajar.
Sumber-sumber belajar yang dapat digunakan guru untuk mendapatkan bahan belajar, antara lain:
a.         Sumber bahan belajar yang tercetak, seperti:
1)        Buku Teks
Buku teks sebagai sumber bahan belajar utama dalam penyusunan silabus, sebaiknya tidak satu jenis atau dari satu orang pengarang. Buku teks yang digunakan hendaknya bervariasi agar mendapatkan materi pembelajaran yang luas.
2)        Buku Kurikulum
Buku kurikulum bagi guru merupakan sumber bahan belajar utama dalam penyusunan silabus, selain buku teks. Buku kurikulum sangan penting sebagai pedoman untuk menentukan standar kompetensi, kompetensi dasar, dan materi pembelajaran. Materi pembelajaran pada buku kurikulum hanya pokok-pokok materi pembelajaran, sehingga tugas gurulah untuk aktif dan kreatif mengembangkan materi pembelajaran tersebut.


3)        Penerbitan Berkala
Penerbitan berkala seperti koran yang terbit harian atau majalah yang terbit mingguan atau bulanan. Namun tidak semua penerbitan dijadikan materi pembelajaran, karena yang dipilih adalah yang berkaitan dengan bahan belajar suatu mata pelajaran.
4)        Laporan Hasil Penelitian
Laporan hasil penelitian biasanya diterbitkan oleh perguruan tinggi, lembaga penelitian, para peneliti. Manfaatnya adalah mendapatkan bahan belajar yang aktual dan mutakhir.
5)        Jurnal
Jurnal merupakan penerbitan hasil penelitian atau pemikiran ilmiah. Manfaatnya adalah mendapatkan bahan belajar yang kebenarannya telah dikaji dan diuji.
b.         Sumber bahan belajar berupa media elektronik hasil rekayasa teknologi
Media elektronik adalah komputer (seperti internet), televisi, VCD/ DVD, radio, kaset dan sebagainya. Media elektronik ini yang dimanfaatkan adalah program-programnya yang berkaitan dengan bahan belajar suatu mata pelajaran.
c.         Narasumber
Narasumber, yaitu orang-orang yang mempunyai keahlian (pakar) pada suatu bidang. Pemanfaatan narasumber ini bisa dihadirkan di kelas untuk menyampaikan keahliannya sesuai dengan materi pembelajaran yang sedang dipelajari. Bisa pula dengan cara siswa dibawa ke tempat narasumber tersebut. Narasumber itu antara lain:
1)        Pakar mata pelajaran yang diminta untuk memberikan pendapat atau nasihatnya tentang kebenaran materi pembelajaran dari segi ruang lingkup, urutan atau kedalamannya.
2)        Narasumber profesional, yaitu orang-orang yang bekerja pada suatu bidang pekerjaan. Misalnya, materi pembelajaran tentang disiplin bisa diajarkan dengan memanfaatkan jasa polisi untuk menjelaskannya, terutama tentang disiplin berlalu lintas. Jika materi pembelajaran tentang menabung maka dapat memanfaatkan jasa pegawai perbankan.
d.        Lingkungan
Lingkungan ini seperti lingkungan alam, ekonomi, sosial, seni, budaya, teknologi atau industri. Misalnya, mempelajari materi pembelajaran ekosistem air, maka siswa dibawa ke lingkungan sekitar sungai, kolam, danau atau laut. Siswa dibawa ke lingkungan perekonomian seperti pasar untuk mempelajari materi pembelajaran tentang pasar.
Sumber belajar memiliki makna yang sangat berdekatan dengan media pembelajaran. Demikian dekatnya, kedua istilah tersebut sulit dibedakan. Sumber belajar bisa dipakai sebagai media belajar dan sebaliknya media pembelajaran dapat pula berfungsi sebagai sumber belajar. Apabila kita ingin mencari celah untuk memberikan perbedaan antara keduanya, maka barangkali yang paling mungkin hanya terletak pada luas cakupannya (ruang lingkup). Sumber belajar memiliki cakupan yang lebih luas dibandingkan media pembelajaran. Apabila media pembelajaran kita pahami dalam arti penyalur pesan, maka tidak semua sumber belajar dapat menjadi media belajar. Namun, sejauh media itu dapat dijadikan sumber pesan dan informasi, maka dia juga bisa dijadikan sebagai sumber belajar. Dengan kata lain, setiap sumber belajar adalah merupakan media pembelajaran, akan tetapi tidak semua media pembelajaran dapat berfungsi sebagai sumber belajar. Karena perbedaan yang sangat tipis ini, maka dalam pemakaian kedua istilah ini seringkali dipertukarkan atau digunakan secara bersama-sama (Asyhar, 2012).

1.         Pengertian Media Pembelajaran
Secara etimologis, media berasal dari Bahasa Latin merupakan bentuk jamak dari kata medium yang berarti “tengah, perantara, atau pengantar”. Istilah perantara atau pengantar ini, menurut Bovee (dalam Asyhar, 2012) digunakan karena fungsi media sebagai perantara atau pengantar suatu pesan dari si pengirim (sender) kepada si penerima (receiver) pesan. Dari sini, berkembang berbagai definisi terminologis mengenai media menurut para ahli. The Association for Educational Communication and Technology (dalam Asyhar, 2012) menyatakan bahwa media adalah apa saja yang digunakan untuk menyalurkan informasi.
Sedangkan pembelajaran merupakan terjemahan dari istilah Bahasa Inggris yaitu “instruction”. Instruction diartikan sebagai proses interaktif antara guru dan siswa yang berlangsung secara dinamis. Ini berbeda dengan istilah “teaching” yang berarti mengajar yang berlangsung satu arah dari guru ke siswa. Dalam hal ini, hanya guru yang berperan aktif megajar, sedangkan siswa bersifat pasif.
Penggunaan istilah “pembelajaran” sebagai pengganti istilah lain “proses belajar-mengajar (PBM)” tidak hanya sekedar merubah istilah melainkan merubah peran guru dalam proses pembelajaran. Guru tidak hanya mengajar melainkan “membelajarkan” siswa agar mau belajar. Tugas guru dalam proses pembelajaran disamping menyampaikan informasi, ia juga bertugas mendiagnosis kesulitan belajar siswa, menyeleksi materi ajar, mensupervisi kegiatan belajar, menstimulasi kegiatan belajar siswa, memberikan bimbingan belajar, mengembangkan dan menggunakan strategi dan metode. Selain itu, guru juga mengembangkan dan menggunakan berbagai jenis media dan sumber belajar dan memberi motivasi agar siswa mau belajar.
Media pembelajaran adalah alat yang dapat membantu proses belajar mengajar dan berfungsi untuk memperjelas makna pesan yang disampaikan, sehingga dapat mencapai tujuan pembelajaran dengan lebih baik. Media pembelajaran adalah sarana untuk meningkatkan kegiatan proses belajar mengajar. Mengingat banyaknya bentuk-bentuk media tersebut, maka guru harus dapat memilihnya dengan cermat, sehingga dapat digunakan dengan tepat. Dalam kegiatan belajar mengajar, sering pula pemaikaian kata media pembelajaran digantikan dengan istilah-istilah, seperti: bahan pembelajaran (instructional material), komunikasi pandang-dengar (audio-visual communication), alat peraga pandang (visual education), alat peraga dan media penjelas.
2.         Ciri-ciri Media Pembelajaran
Gerlach  dan Eli (dalam Kustandi dan Sutjipto, 2011:12-14), mengemukakan tiga ciri media yang merupakan petunjuk mengapa media digunakan dan apa-apa saja yang dapat dilakukan oleh media yang mungkin guru tidak mampu melakukannya.
a.         Ciri fiksatif (fixative Property)
Ciri ini menggambarkan kemampuan media merekam, menyimpan, melestarikan, dan merekonstruksi, suatu peristiwa atau objek. Suatu peristiwa atau objek dapat diurut dan disusun kembali dengan media, seperti fotografi, video tape, audio tape, disket computer, compact disk dan film. Suatu objek yang telah diambil gambarnya  dengan video atau video kamera dengan mudah dapat diproduksi, bisa kapan saja diperlukan. Dengan ciri fiksatif ini, media memungkinkan suatu rekaman kejadian atau objek yang terjadi pada waktu tertentu ditransportasikan tanpa mengenal waktu.
b.        Ciri manipulatif (manipulative property)
Transpormasi suatu kejadian atau objek dimungkinkan karena media memiliki  ciri manipulatif. Kejadian yang memakan waktu berhari-hari  dapat disajikan kepada siswa dalam waktu dua atau tiga menit dengan teknik pengambilan gambar (time-lapse recording). Misalnya, bagaimana proses tsunami dapat diamati melaui kemampuan manipulatif dari media.
c.         Ciri distributif (distributive  property)
Ciri distributif dari media memungkinkan suatu objek atau kejadian ditransportasikan melalui ruang, dan secara bersamaan kejadian tersebut disajikan kepada sejumlah besar siswa dengan stimulus pengalaman yang relatif sama mengenai kejadian itu. Dewasa ini, distribusi media tidak terbatas pada suatu kelas atau beberapa kelas  pada sekolah-sekolah di dalam suatu wilayah tertentu, tetapi juga media itu, mialnya rekaman video, file komputer dapat disebar ke penjuru tempat yang diinginkan kapan saja. Sekali informasi direkam dalam format media apa saja, maka ia dapat diproduksi beberapa kalipun dan siap digunakan  secara bersamaan di berbagai tempat atau digunakan secara berulang-ulang di suatu tempat. Konsistensi informasi yang telah direkam akan terjamin atau sama atau hampir sama dengan aslinya.
3.         Fungsi Media Pembelajaran
Levie dan Letz (dalam Kustandi dan Sucipto, 2011: 20), mengemukakan empat fungsi media pembelajaran, khususnya media visual, yaitu :
a.         Fungsi atensi, yaitu menarik dan mengarahkan perhatian siswa untuk berkonsentrasi kepada isi pelajaran yang berkaitan dengan makna visual yang ditampilkan atau menyertai teks materi pelajaran.
b.         Fungsi afektif media visual dapat terlihat dari tingkat kenikmatan siswa ketika belajar (atau membaca) teks yang bergambar. Gambar atau lambang visual dapat menggugah emosi dan sikap siswa, misalnya informas yang menyangkut masalah sosial atau ras.
c.         Fungsi kognitif media visual terlihat dari temuan-temuan penelitian yang mengungkapkan bahwa lambang visual atau gambar memperlancar pencapaian tujuan untuk memahami dan mengingat informasi atau pesan yang terkandung dalam gambar
d.        Fungsi kompensatoris media pembelajaran terlihat dari hasil penelitian bahwa media visual yang memberikan konteks untuk memahami teks membantu siswa yang lemah dalam membaca untuk mengorganisasikan informasi dalam teks dan mengingatnya kembali. Dengan kata lain, media pemebelajran berfungsi untuk mengakomodasikan siswa yang lemah dan lambat menerima seta memahami isi pelajaran yang disajikan dengan teks atau disajikan secara verbal.
4.         Manfaat Media Pembelajaran
a.         Manfaat media pembelajaran bagi pengajar sebagai berikut :
1)        Memberikan pedoman arah untuk mencpai tujuan.
2)        Menjelaskan struktur dan urutan pengajaran dengan baik.
3)        Memberikan kerangka yang sistematis.
4)        Memudahkan kembali pengajar terhadap materi pembelajaran.
5)        Meningkatkan kualitas pembelajaran.
6)        Membangkitkan rasa percaya diri seorang pengajar.
b.        Manfaat media pembelajaran bagi siswa sebagai berikut :
1)        Meningkatkan motivasi belajar siswa.
2)        Memberikan dan meningkatkan variasi belajar bagi siswa.
3)        Memberikan struktur materi pelajaran.
4)        Memberikan inti informasi pelajaran.
5)        Merangsang siswa untuk berpikir dan beranalisis.
6)        Menciptakan kondisi dan situasi belajar tanpa tekanan.
7)        Siswa dapat memahai materipelajaran dengan sistematis yang disajikan pengajar.

Menurut Dra. Sumiati dan Asra (2008 :160), aneka ragam media pembelajaran dapat diklasifikasikan berdasarkan ciri-ciri tertentu, antara lain:


1.         Berdasarkan kemampuan indera, jenis media pembelajaran terdiri atas:
a.         Media audio, yaitu jenis media pembelajaran yang mengunakan kemampuan indera telinga atau pendengaran (audio).  jenis media pembelajaran ini menghasilkan peran berupa bunyi atau suara.  Contoh: radio, tape recorder, telepon.
Contoh media audio, dalam pembelajaran IPA SD bisa dapat diterapkan dalam ruang lingkup IPA Energi dan Sifatnya. Yaitu pada materi bunyi dapat menggunakan bel, speaker, terompet, radio dan lain sebagainya.
b.         Media visual, yaitu jenis media pembelajaran yang mengunakan kemampuan indra mata atau penglihatan (visual).  jenis media pembelajaran ini menghasilkan pesan berupa bentuk atau rupa yang dapat dilihat.  Contoh: gambar, grafik, poster.
Contoh media visual, dalam pembelajaran IPA SD bisa dapat diterapkan dalam ruang lingkup IPA Bumi dan Alam Semesta. Yaitu pada materi benda-benda langit dapat menggunakan gambar, tata surya dapat menggunakan globe, dan lain sebagainya
c.         Media audio visual,yaitu jenis media pembelajaran yang mengunakan kemampuan indera telinga atau pendengaran dan Indra mata atau penglihatan ( audio- visual). jenis media pembelajaran ini menghasilkan pesan berupa suara dan bentuk atau rupa. Contoh: televisi, film, video. Media audio visual yang dapat digunakan dalam pembelajaran banyak ragamnya setiap jenis alat memiliki tingkat keefektifan sendiri-sendiri pengunaanya untuk meningkatkan keaktifan dan kefektifan belajar tergantung pada jenisnya, ketersediaannya dan kemampuan menggunakanya. Konsep tentang pemanfatan alat bantu pandang dengar didasarkan atas konsep tentang perolehan pengalaman seseorang melalui media pembelajaran ( perantara yang digunakan, makin konkrit suatu media pembelajaran digunakan makin tingi nilai pengalaman yang diperoleh).       
2.         Berdasarkan daya atau kemampuan liputanya, jenis media pembelajaran terdiri atas:
a.         Media pembelajaran dengan daya atau kemampuan liputanya luas dia itu dapat menjangkau tempat yang luas dengan jumlah orang atau siwa yang banyak. Contoh: televisi, radio.
b.        Media pembelajaran dengan daya atau kemampuan liputanya terbatas. Yaitu hanya dapat menjangkau tempat atau ruang tertentu dan terbatas dengan jumlah orang atau siswa yang tidak banyak. Contoh: papan tulis, slide, overhead projector (OHP).
3.         Berdasarkan penguna atau pemakai yang memanfatkan media pembelajaran. jenis media pembelajaran terdiri atas:
a.         Media pembelajaran yang digunakan untuk pembelajaran secara masal atau banyak orang. contoh: belajar melalui televisi atau radio.
b.        Media pembelajaran yang digunakan untuk pembelajaran secara individual atau perorangan. Contoh: belajar melalui modul atau buku.
4.         Berdasarkan kerumitan (kekomplekan) dan biayanya, jenis media pembelajaran, terdiri atas:
a.         Big media, yyaitu media pembelajaran yang rumit (kompleks) ddan biayanya ma serta pengunanya relatif usah membutuhkan tenaga yang terlatih. Contoh: film, video, komputer.
b.        Little media, yait media pembelajaran yang sederhana atau tidak rumit dan biayanya tidak mahal relatif murah, serta pengunanya relatif mudah tidak perlu tenaga terlatih. Contoh: papan tulis, gambar.

5.         Berdasarkan pembuatan dan pemanfatanya, jjenis media pembelajaran terdiri atas:
a.         Media by design, yaitu media pembelajaran yang dirancang, dipersiapkan, dan dibuat sendiri oleh guru lalu digunakan untuk proses pembelajaran. Contohnya semua media pembelajaran yang dirancang, dipersiapkan dan dibuat sendiri oleh guru.
b.        Media by utilization atau media pembelajaran yang dimanfatkan  itu media pembelajaran yang dibuat oleh orang lain atau suatu lembaga/ institusedangkan guru hanya tingal mengunakan atau memanfatkannya. Contohnya semua media pembelajaran yang hanya digunakan atau dimanfatkan dan tidak membuat sendiri.
6.         Berdasarkan dimensinya, jenis media pembelajaran terdiri atas:
a.         Media 2 dimensi, yaitu jenis media pembelajaran yang hanya mempunyai dua ukuran yaitu panjang dan lebar. Contoh: poster, bagan, gambar.
b.        Media tiga dimensi, yaitu jenis media pembelajaran yang mempunyai minimal tiga ukuran yaitu panjang, lebar, dan isi/tinggi. Contoh: model( benda yang menyerupai aslinya), realia (benda asli).
7.         Berdasarkan proyeksinya, yaitu jenis media pembelajaran terdiri atas:
a.         Media proyeksi, iaitu jenis media pembelajaran yang bisa diproyeksikan atau dipancarkadengan mengunakan alat proyektor,sehinga gambarnya akan nampak pada layar.  Contoh: film, film strips, slide, OHP, in focus.
b.        Media tidak diproyeksikan, yaitu jenis media pembelajaran yang tidak bisa diproyeksikan atau dipancarkan. Contoh: buku, papan flanel.





Sumber belajar adalah segala sesuatu yang ada di sekitar lingkungan kegiatan belajar yang secara fungsional dapat digunakan optimalisasi hasil belajar. Optimalisasi hasil belajar ini dapat dilihat tidak hanya dari hasil belajar (output), namun juga dilihat dari proses berupa interaksi siswa dengan berbagai macam sumber yang dapat merangsang untuk belajar dan mempercepat pemahaman dan penguasaan bidang ilmu yang dipelajarinya.
Media pembelajaran adalah alat yang dapat membantu proses belajar mengajar dan berfungsi untuk memperjelas makna pesan yang disampaikan, sehingga dapat mencapai tujuan pembelajaran dengan lebih baik. Media pembelajaran adalah sarana untuk meningkatkan kegiatan proses belajar mengajar. Mengingat banyaknya bentuk-bentuk media tersebut, maka guru harus dapat memilihnya dengan cermat, sehingga dapat digunakan dengan tepat.

Hendaknya guru dapat memanfaatkan segala sumber belajar untuk menunjang pembelajaran bagi siswa. Selain itu guru harus memahami dan mengetahui media-media yang cocok digunakan dalam proses pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan dan tujuan pembelajaran, sehingga penggunaan media akan mempercepat dan mempermudah pencapaian tujuan pembelajaran.



Arsyad, Ashar. (2014). Media Pembelajaran. Jakarta: Rajagrafindo Persada.
Asyhar, Rayandra. (2012). Kreatif Mengembangkan Media Pembelajaran. Jakarta: Referensi Jakarta.
Hamalik, Oemar. (1994). Media Pendidikan. Bandung: Cipta Aditya Bakti.
Komalasari, Kokom. (2013). Pembelajaran Kontekstual Konsep dan Aplikasi. Bandung: Refika Aditama.
Kustandi, Cecep dan Bambang Sutjipto. (2011). Media Pembelajaran Manual Dan Digital. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Sadiman, Arif. (2003). Media Pendidikan: Pengertian, Pengembangan dan Pemanfaatanya. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Sumiati & Asra. 2008. Metode Pembelajaran. Bandung: CV Wacana Prima.