Monday, August 26, 2019

CONTOH PERMAINAN SIAGA



CONTOH PERMAINAN SIAGA
PERMAINAN DENGAN BOLA
1.    LATIHAN MENANGKAP DAN MELEMPAR
1)    Anak-anak berderet. Pemimpin melemparkan bola tenis kepada tiap anak yang harus menangkapnya dan dilemparkan kembali oleh mereka. Tiap kali, melemparkan bola kepada seorang anak ia harus berdiri tepat dihadapan anak bersangkutan dalam jarak tertentu.
2)    Anak-anak berderet di depan dinding tembok. Secara bergilir bola tenis itu dilemparkan ke tembok dan ditangkap kembali
3)    Berlingkar. Pemimpin di tengah. Bola tenis dilemparkan lurus keatas dan secara bergilir anak-anak harus menangkapnya.
4)    Berderet pemimpin melempar bola tenis dengan cara No.1, tetapi tidak langsung kepada anaknya. Bola itu harus mengenai tanah dahulu dan baru ditangkap.
5)    Berlingkar jarak antara anak-anak kira-kira 1 meter. Sebuah bola tenis dilemparkan oleh anak pertama ke kiri hingga bola itu akhirnya kembali ke tangannya melalui deretan anak dalam lingkaranitu, sesudah beberapa bola berjalan ke kiri maka gantilah haluannya ke kanan. Bentuk lingkaran ini boleh juga diganti dengan bentuk berderet, jalannya bola menjadi bolak-balik ke kiri dan kekanan.
Sebagai dorongan, maka ada baiknya apabila pada akhir permainan ada pengumuman siapa yang terbanyak menangkap bola yang dilemparkan sebanyak sekian kali itu.
6)    Adakan latihan menangkap dan melempar bola dengan satu dan dua belah tangan. Adakanlah pada waktu bola itu melambung dan kemudian ditangkap setelah dekat misalnya.
a.    menepuk tangan dua kali
b.    menepuk tangan sekali di depan dan sekali di belakang
c.    menepuk tangan diatas kepala sekali dan dibawah sekali
d.    meloncat keatas sambil bertolak pinggang
e.    meloncat ke belakang dan kembali ke depan
f.     berjingklak sambil bertepuk tangan
g.    berlutut dan berdiri
h.    berjongkok dan berdiri, dsb

2.    PERMAINAN
1)    Latihan-latihan seperti diatas dapat dibentuk menjadi bermacam-macam permainan yang bersifat perlombaan. Bentuk selat dapat pula digunakan untuk keperluan ini. Cobalah ciptakan sendiri.
2)    Bola Tipu
A.    Bentuk setengah lingkaran.
Jarak antara anak-anak ± 1 meter. Pemimpin permainan berdiri didepan dengan jari-jari ± 5 meter untuk permainan dengan bola kecil dan ± 3 meter untuk bola besar. Dia melempar bola kearah seorang anak yang harus menangkapnya. Lempaparan itu harus dikerjakan secara tiba-tiba tanpa disangka-sangka oleh anak yang harus menangkapnya. Apabila bola itu tidak tertangkap oleh anak yang bersangkutan, maka anak itu disisihkan, tetapi tetap berdiri di tempatnya dengan tangan dibelakang. Apabila bola itu tertangkap, maka dia harus melemparkan kembali kepada pemimpin.
Setelah beberapa kali diadakan latihan pendahuluan dengan kita sebagai pembina, maka pelemparan bola itu dapat diserahkan kepada anak-anak secara bergilir menurut nomor. Giliran itu dilaksanakan apabila misalnya sudah ada 5 orang anak yang gagal. Kalau jumlah perindukan itu sangat besar maka untuk permainan ini dapat dibagi dua atau tiga
B.    Variasi
a.    Gerak tipu dapat dikerjakan seolah-olah kita akan melemparkan bola kepada seorang anak yang kita tuju. Bila anak yang bersangkutan mengadakan sikap untuk menangkap, maka dia itu jatuh dan harus berdiri ditempat dengan tangan dibelakang
b.    Adakanlah gerakan-gerakan sebelum anak-anak itu menerima lemparan misalnya: bertepuk tangan, menepuk-nepuk paha, berlompat-lompat ditempat, memutar-mutar kedua belah tangan dan sebagainya
c.    Yang dapat menangkap lemparan bola itu harus melemparkan kembali kepada pemimpin serta didahului dengan gerak tipu. Apabila berhasil, ialah bila pemimpin itu mengadakan reaksi sebelum bola itu terlepas dari tangan yang bersangkutan, maka tempat pemimpin itu harus ditukar dengan tempat anak yang melempar.
3)    Bola Keranjang
A.    Bentuk lingkaran.
Kalau jumlah anak-anak terlalu besar, maka dapat dibentuk beberapa lingkaran. Ditempat lingkaran dipancangkan sebuah tiang yang digantungi keranjang : mula-mula setinggi 1 setengah meter, kemudian digeser keatas sehingga tingginya mencapai maksimum 2 setengah meter.
Lemparan-lemparan itu dilakukan secara bergilir, dengan kedua belah tangan dan sebelah tangan kiri dan kanan.
B.    Variasi
a.    Bentuk roda
Di tempat pemimpin ada tiang dengan keranjangnya dan beberapa pembantu. Diantaranya harus ada pencatat yang mencatat hasil-hasil lemparan hingga diketahui barung mana yang lebih banyak memasukkan bola kedalam keranjang.
Pemimpin melempar bola kepada anak yang terdepan dari sebuah barung yang harus segera melemparkan bola tersebut. Kedalam keranjang dari tempat dia berdiri. Setelah melempar, baik berhasil maupun tidak, dia harus terus lari ke belakang barungnya, sedangkan anak yang kedua dan berikutnya harus melangkah satu langkah kedepan. Semua barung harus mendapat giliran.
b.    Lemparan dari anak-anak dilakukan sambil berlari, tepat menghadapi keranjang, melempar dari samping kiri dan samping kanan sambil membelakangi keranjang, sambil berjongkok dsb. Aturlah bentuk barisan yang sesuai dengan gerakan-gerakan yang dilakukan.
4)    Korban Bola
A.    Bentuk Lingkaran
Seorang anak ditengah lingkaran melemparkan bola tenis lurus lkeatas sambil menyebut nama seorang kawan. Anak yang disebut namanya itu harus cepat masuk ke tengah lingkaran dan menangkap bola tersebut sementara itu anak-anak yang lain harus cepat menjauhkan diri dari anak itu. Karena setelah anak itu mendapat bola ditangannya, ia harus mengejar anak yang lain dan mengetuk seorang anak yang dapat diketuknya dengan bola itu (bolanya tetap dipegang). Anak yang diketuk itu harus minggir dan berdiri di tempat yang sudah ditentukan. Lingkaran dibentuk lagi dan yang mengetuk harus melemparkan bola keatas seperti anak yang pertama. Demikianlah seterusnya dan apabila misalnya sudah ada 5 orang korban yang minggir, maka korban yang keenam harus menggantikan korban yang pertama, sehingga korban yang pertama itu dapat turut lagi bermain, korban yang ketujuh harus menggantikan korban yang kedua dan seterusnya hingga korban-korban itu hidup kembali dan dapat terus bermain lagi. Dengan demikian, maka korban-korban yang minggir dan berderet disuatu tempat itu jumlahnya tetap lima orang.
B.    Variasi
a.    Bentuk berdert menghadap kesebuah dinding tembok
Di depan deretan itu berdiri seorang anak yang harus melemparkan sebuah bola kearah dinding tembok sambil menyebut nama seorang anak.
Anak yang disebut namanya harus menangkap bola yang memantul kembali dari dinding. Selanjutnya seperti permainan diatas.
b.    Bola itu tidak diketukkan, tetapi dilemparkan. Apabila gagal, maka bola itu harus dipungut lagi dan terus berusaha, sehingga ada salah seorang yang menjadi korban dari pengejaran dan lemparannya itu.

c.    Tidak boleh mengejar, tetapi melempar seorang anak dari tempat dia mendapat bola itu. Kalau jarak anak yang akan dijadikan korban olehnya terlalu jauh maka dia dapat mendekatinya dengan melemparkan bola secara tidak langsung untuk kemudian ditangkap lagi dengan cepat dan segera “ditembakkan” kepada anak yang dituju itu dari tempat bola itu ditangkap.
d.    Dalam salah satu permainan semacam ini, pihak pemain yang akan dijadikan korban itu boleh menyepak bola yang meluncur diatas tanah. Tetapi apabila pelempar sudah mulai mengambil bola itu dari tanah, maka bola itu tidak boleh disepak.

5)    Bola keliling
A.    Bentuk Lingkaran
Jarak antara anak-anak ± 1 meter. Anak yang melemparkan bola sepak kepada anak yang kedua; dari yang kedua ini kepada anak yang ketiga dan seterusnya sampai bola itu berkeliling dan kembali kepada anak yang pertama. Kemudian bola itu kelilingkan ke jurusan kanan
B.    Variasi
a.    Sebelum bola dilemparkan kepada tetangganya harus dibawa lari dahulu mengelilingi lingkaran.
b.    Seperti a. tetapi sambil memantul-mantulkan bola. Diatas tanah, sambil berjingkat, sambil maju berjongkok dengan bola ditangan, bola disepak-sepak atau sebagainya. Untuk perlombaan dapat dibentuk dua buah lingkaran atau lebih.
c.    Seperti a tetapi dengan dua buah bola dan anak-anak dalam satu lingkaran itu dibagi menjadi dua kelompok. Anak yang terakhir dari tiap kelompok harus mengacungkan bolanya ke atas setelah dia sampai ditempat asalnya. Yang lebih dahulu selesai merekalah pemenang

PERMAINAN DENGAN BENTUK LINGKARAN

1.    REBUTAN KURSI
A.    Tarik garis melintang ditengah lapang permainan atau ruangan sebagai batas pemisah.
Buatlah lingkaran kecil diatas tanah pada bagian yang satu sebanyak jumlah anak dikurangi satu.
Dibagian lain anak-anak berdiri dalam bentuk lingkaran dan seorang lagi berdiri ditengah-tengahnya. Permainan dimulai dengan sebuah nyanyian misalnya “potong bebek Angsa” sambil bergerak ke kiri dan kekanan. Apabila didengar suara peluit pemimpin maka mereka harus mencari tempat “duduk” melalui garis pemisah. Yang tidak kebagian tempat harus berdiri ditengah lingkaran pada permainan berikutnya. Barung mana diantara anak-anaknya itu yang paling sering tidak kebagian tempat dalam sekian kali permainan itu? Yang telah mendapat tempat adalah pemenang.
B.    Variasi
a.    Pemimpin berdiri di tengah lingkaran. Tiap kali permainan yang semacam itu dimulai maka hendaknya ada sebuah lingkaran yang dihilangkan, sehingga jumlahnya selalu kurang satu dari jumlah anak-anak yang harus terus bermain. Tiap anak yang pada tiap permainan itu tidak kebagian “kursi” maka dia harus minggir. Barung mana yang anak-nya paling namyak minggir?
b.    Tempat “kursi” ditaruh dikiri dan kanannya lingkaran yang dibentuk oleh anak-anak. Masing-masing sebanyak jumlah dua barung dikurangi satu. Tetapkan barung-barung mana yang harus lari ke kiri dan mana yang harus ke kanan. Dengan demikian maka pada satu kali permainan itu, ada dua orang yang harus minggir
c.    Pemimpin-pemimpin Barung tidak turut merebut “kursi” tetapi berdiri dalam satu deretan antara kedua bagian (didaerah anak-anak yang berlingkar). Mereka harus secara bergilir memimpin permainan di tengah lingkaran dan tiap anak yang tidak kebagian “kursi” dalam rebutan itu harus berdiri di belakang P.B nya.
2.    LOMBA LINGKARAN
A.    Bentuk lingkaran
Antara dari satu barung ke lain barung besarnya kira-kira satu depa, antara anak ke anak besarnya satu lengan.
Pada tanda mulai, anak yang pertama dari tiap-tiap barung harus lari mengelilingi barungnya satu kali dan dimulai dari belakang.
Setelah sampai ditempat asal, dia harus menepuk anak yang kedua. Kemudian anak yang kedua ini harus larimelingkari barungnya. Dia dan anak-anak berikutnya tidak boleh menempati tempat asalnya sebelumnya seluruh barungnya terlingkari. Jadi dia tidak boleh masuk dari depan, tetapi harus dari belakang barungnya. Keluar dari dan masuk kedalam deretannya itu harus dari belakang.
B.    Variasi
a.    Tidak lari melingkari barung secara langsung, tetapi lari berliku-liku menyisip diantara deretan anak-anak dalam barungnya
b.    Perindukan dijadikan dua kelompok. Masing-masing membuat bentuk lingkaran besar yang sama jaraknya antara anak-anak itu. Anak no. 1 dari tiap lingkaran harus berdiri berdampingan dalam jarak ± 1 meter
Oada tanda mulai, anak no.1 dari tiap lingkaran harus lari ke tempat anak no.2 dan setelah no.2 ini ditepuk, dia harus lari ke tempat no.3 dan seterusnya hingga anak yang terakhir dapat menempati tempat no.1 yang sementara itu menjadi kosong. Yang lebih dahulu selesai adalah pemenang.
3.    TARI POTONG BEBEK ANGSA
A.    Bentuk lingkaran
Besar dan ditengahnya berdiri seorang yang memimpin tarian.
Menghitung sampai dua. Kemudian bersama-sama menyanyikan lagu potong bebek angsa.
Caranya sbb : dari mulai bernyanyi semua harus bertepuk tangan menurut irama
1.    Pada perkataan “potong bebek angsa” anak-anak yang bernomor ganjil harus melangkah maju menurut irama seperti demikian : kaki kiri melangkah kedepan pada perkataan potong, kaki kanan pada perkataan bebek, kaki kiri lagi pada ang dan kanan disatukan dengan kaki kiri lagi pada ang dan kanan disatukan dengan kaki kiri pada sa.
2.    Kemudian mundur menurut irama lagu seperti demikian: kaki kanan melangkah ke belakang pada masak, kaki kiri pada di kaki kanan lagi pada kua dan kaki kiri disatukan dengan kaki kanan pada li.
3.    Pada nona minta dansa anak-anak yang bernomor genap maju kedepan dan pada dansa empat kali : mundur lagi menurut irama dan cara seperti yang dilakukan oleh anak-anak yang bernomor ganjil.
4.    segera semua anak berpegangan tangan dan melangkahkan kaki kiri ke kiri pada so, kemudian kaki kanan menyusul pada rong, kaki kiri ke kiri pada kaki dan kanan menyusul dari ri
5.    pada kata-kata sorong ke kanan harus melangkah ke kanan menurut irama seperti pada waktu melangkah ke kiri
6.    pada tralalalalla harus berjingkrak-jingkrak terus ke kanan atau kekiri menurut irama nyanyian itu.
7.    ulangan dari nyanyian ini (no. 4 sampai no.7) dikerjakan seperti tadi juga.
B.    Variasi
a.    Anak yang bernomor ganjil maju enam langkah ke depan dan berbalik kanan sehingga berhadapan dengan nomor genap. Cara bergerak seperti terurai pad A1 dan A2 untuk nomor-nomor ganjil dan pada A3 untuk nomor-nomor genap adalah sama hanya jurusannya yang berbeda. Selanjutnya sama juga tetapi jurusan kedua deretan dalam lingkaran-lingkaran itu menjadi berlawanan
b.    Tarian yang kedua ini (B/a) dapat juga diakhiri dengan suatu permainan, misalnya setelah tamat bernyanyi dan menari, maka segera peluit dibunyikan. Anak-anak yang bernomor ganjil harus segera berlari ke belakang anak-anak yang bernomor genap.
Anak yang lambat tentu akan ketinggalan dan tidak mendapat tempat.
Dengan demikian maka dia harus berdiri di tengah lingkaran dan mencari kesempatan pada permainan yang diulangi
c.    Seperti b, tetapi setelah terdengar bunyi peluit, anak-anak yang bernomor ganjil itu harus merangkak dibawahnya, juga anak yang ditengah lingkaran harus mencari kesempatan untuk merangkak dibawah salah seorang anak. Bukan merangkak terus keluar tetapi merangkak diam dibawah sampai tampak ada seorang anak yang tertinggal
d.    Seperti c, tetapi anak-anak yang bernomor ganjil harus merangkak sedangkan anak-anak yang bernomor genap harus segera duduk diatas punggungnya. Juga anak yang ditengah lingkaran harus mencari kesempatan.
Catatan :
C dan d  hanya berlaku untuk anak laki-laki
4.    DAERAH TERLARANG
A.    Buat garis segi empat diatas tanah dengan garis sisi sepanjang 8 meter, sebagai batas lapang permainan.
Buatlah lingkaran di dalam nya dengan garis tengah sepanjang 4 meter. Tariklah sebuah garis melintang yang menghubungkan lingkaran itu dengan batas lapang permainan (lihat gambar)
Seorang anak penjaga daerah harus berlari-lari diatas batas lingkaran sambil berusaha menepuk anak-anak yang berjalan-jalan disekitar lapangan itu, tetapi tidak boleh melewati garis penghubung.
Anak-anak yang harus ditepuk tidak boleh masuk kedalam lingkaran. Apabila penjaga itu berhasil menepuk lima orang, maka dia itu menjadi bebas dan diganti oleh anak yang terdahulu dapat ditepuk.
Anak-anak yang tertepuk harus “ditawan” ditengah lingkaran dan akan bebas apabila penjaga yang kedua itu dapat menepuk lima orang lagi untuk gantinya.
B.    Variasi
a.    Penjaga dan anak-anak yang harus ditangkap bergerak diluar lingkaran. Sebelum permainan dimulai dapat diadakan dahulu suatu perjanjian bagi si penjaga, misalnya dia hanya dapat berusaha menangkap sekian kali. Tiap kali dia melampaui batas penghubung dalam mengejar anak-anak itu, maka jumlah usahanya itu dikurangi dengan satu. Bila usahanya dalam sekian kali itu tidak dapat memenuhi banyaknya jumlah yang harus ditangkap, maka dia itu menjadi tawanan dalam lingkaran dan anak yang terdahulu ditepuk olehnya harus mengganti dia sebagai penjaga.
Penjaga itu boleh memberanikan diri melampaui batas penghubung, apabila dia menurut perhitungannya sekali pukul dapat menangkap lebih dari satu atau dua orang. Selanjutnya syarat-syarat untuk hukuman yang tertangkap itu sama seperti permainan diatas.
b.    Lingkaran dibagi dengan batas-batas jalan seperti gambar B
Caranya :
1.    Yang mengjar dan yang dikejar boleh melampaui jalan-jalan itu
2.    yang dikejar tidak boleh sedangkan yang mengejar diperoleh melalui jalan-jalan itu atau
3.    sebaliknya dari no 2
Batas penghubung tetap tidak boleh dilampau oleh penjaga
5.    PENJAGA KEKAYAAN
A.        Bentuk roda disekitar sebuah lingkaran yang garis tengahnya ± 1 meter dan jarak dari tiap barung ke batas lingkaran itu besarnya ± 5 meter. Tiap barung mempunyai sebuah lingkaran besar itu tersimpan sejumlah kekayaan (benda-benda seperti batu bola, sepatu dsb)
Yang sama banyaknya dengan jumlah anak-anak pemain dan dijaga oleh empat orang ditempat madhab. Penjaga-penjaga itu diambil dari barung seorang dan harus menghalang-halangi anak dari barung lain-nya yang hendak mencuri kekayaan dalam lingkaran itu.
Tiap anak dari tiap barung haruis dapat mengambil sebuah benda dari lingkaran besar dan dipindahkan ke dalam lingkaran barungnya dan dilakukan secara berurut.
Apabila si pencuri itu dapat ditepuk oleh seorang penjaga baik sebelum maupun sesudah mendapat sebuah benda, maka dia itu mati dan harus berdiri disuatu tempat.
Yang paling banyak mendapatkan benda itu, ialah sebanyak jumlah anak dalam barung yang masih hidup, adalah pemenang.
B.        Variasi
a.    Lamanya waktu permainan dibatasi dan dalam jangka waktu itu, tiap barung harus sudah memiliki benda-benda curiannya sebanyak jumlah anak dalam barung-barung itu, meskipun diantaranya ada yang mati. Dengan demikian maka seorang anak boleh mencuri dua atau tiga kali (tidak boleh mengambil lebih dari satu benda dalam satu kali mencuri)
b.    Yang bertepuk oleh penjaga dari barung lainnya, harus berdiri di belakang barung dimana penjaga itu menjadi anggotanya, sebagai tawanan.
Pada akhir permainan, tawanan itu dapat ditebus oleh barung yang bersangkutan dengan kelebihan benda curiannya
Yang tidak mempunyai kelebihan, tentu tidak dapat menebus, dan apabila baik benda-benda curian maupun anggotanya lebih kurang daripada barung-barung lainnya, maka barung itu adalah yang terkalah.

PERMAINAN DENGAN BENTUK PERLOMBAAN

Permainan ini ada yang dilakukan tetap di tempat anak-anak itu berdiri dan ada yang bergerak maju dengan memerlukan batas titik tolak dan batas titik terakhir, ada yang disertai dengan alat-alat dan ada yang tidak.
Contoh-contoh dibawah ini hendaknya merupakan suatu dasar untuk mendapatkan bagaimana menciptakan permainan-permainan semacam itu.



1.    LOMBA MENEROBOS RINTANGAN
Lihat gambar no.1 sampai no.2 gambar-gambar itu dapat dihubungkan menjadi satu permainan yang bersifat perlombaan atau bersifat latihan bergerak. Fikirlah supaya permainan-permainan dengan gerakan-gerakan tersebut, dapat menyenangkan anak-anak.
2.    LOMBA BERJINGKAT
Lihat gambar no.2. anaka terdepan lari berjingkat dari garis titik terakhir dan kembali berjingkat sampai berdiri dibelakang barungnya lalu menepuk bahu anak yang sekarang berada didepannya.
Tepukannya itu diteruskan kedepan dan anak yang kedua setelah mendapat tepukan dari anak yang ketiga harus segera lari berjingkat seperti anak yang pertama tadi itu. Sebelum ditepuk tidak boleh berangkat.
Demikian seterusnya sehingga anak yang pertama tadi itu menjadi lagi anak yang terdepan, setelah dia menerima tepukan dari anak dibelakangnya (no.2) maka dia harus mengacungkan tanganya sebagai tanda sudah selesai. Cara menepuk dalam perlombaan ini menjadi syarat untuk semua permainan yang semacam dengan permainan ini.
3.    LOMBA RANGKAK PUNGGUNG
Gambar no. 3. caranya sama dengan permainan  no.2 sebagai variasi, maka rangkak punggung itu dapat dilakukan dibawah kaki anak-anak yang berdiri dengan kaki direnggangkan.
4.    LOMBA MASUK TEROWONGAN
Dari titik tolak sampai garis terakhir barung-barung harus bergerak maju sebagai berikut:
Anak-anak berbungkuk seperti gb. No.4. anak yang paling akhir harus bertiarap dibawahnya dan sampai pada anak yang pertama dia harus membungkuk seperti kawan-kawannya. Sesudah dia membungkuk maka anak yang tadi ada disanpingnya itu harus masuk terowongan seperti dia. Demikan seterusnya sehingga barung itu bergerak sampai dibatas terakhir. Sebelum seorang keluar dari terowongan dan membungkuk, maka yang harus mendapat gilirannya itu tidak boleh masuk dulu.

PERMAINAN KECEPATAN

1.    MEMINDAHKAN SILANG
A.    Bentuk perlombaan.
Di depan tiap barung dibuat sebuah lingkaran kecil dan taruhlah di dalamnya dua batang ranting secara bersilang. Antara 10 meter dari lingkaran-lingkaran itu dibuat lagi lingkaran-lingkaran seperti tadi. Pada tanda mulai, anak yang terdepan harus membawa lari sebatang ranting dari lingkaran pertama ke lingkaran kedua dan ditaruh dengan rapi sehingga apabila ranting yang kedua itu ditaruh diatasnya akan merupakan silang seperti pada lingkaran yang pertama. Setelah kedua ranting itu ditaruh secara bersilang dengan rapi, maka dia harus lari ke belakang. Anak ini harus menepuk bahu anak yang berdiri di depannya dan anak yang ditepuk itu menepuk lagi bahu kawan yang didepan dia, singga dengan cara demikian, anak yang kedua dari barung itu, yang sekarang berdiri paling depan tertepuk juga bahunya. Setelah bahunya ditepuk, dia harus mengambil ranting-ranting itu, sebatang-demi sebatang dari lingkaran yang kedua dan disusun seperti tadi dalam lingkaran yang pertama, lalu lari dibelakang barungnya dan berbuat seperti anak pertama. Demikianlah seterusnya, sehingga ranting-ranting itu ganti berganti tempat dan barung yang paling dahulu selesai adalah pemenang.
B.    Variasi
a.    Silang dalam lingkaran-lingkaran itu dibuat oleh dua orang anak secara ganti berganti dengan cara seperti tadi
b.    Lari diganti dengan berjingkat, lompat kelinci atau lompat katak
c.    Ranting-ranting itu diganti dengan benda lain, misalnya buku dan dibawa diatas kepala dari lingkaran pertama ke lingkaran kedua atau sebaliknya.
2.    MENGISI TEMPAT
A.    Bentuk perlombaan
Didepan tiap barung ada sebuah lingkaran berisi 5 buah batu atau benda apa saja. Lurus dengan lingkaran itu buatlah  5 buah garis silang diatas tanah dengan jarak 2 meter dari tiap-tiap silang. Batu-batu itu harus ditaruh sebuah demi sebuah di tengah-tengah garis silang. Setelah selesai dan berdiri dibelakang barung, maka anak berikutnya harus memungut batu-batu itu dan disimpan lagi di dalam lingkarannya. Demikian seterusnya ganti-berganti hingga selesai.
B.    Variasi
a.    Batu itu diambil secara berangsur-angsur setelah yang satu dan lainnya ditaruh ditempat yang semestinya.
b.    Seperti permainan no.1, ialah tiap anak memindahkan sebuah batu
3.    PAMA – PAMI
A.        Bentuk selat.
Dua barung jadikan satu, sehingga perindukan terdiri dari dua kelompok (A dan B). Jarak antara kedua kelompok itu adalah satu meter dan ditandai dengan sebuah garis pembatas didepan masing-masing kelompok. Dibelakang masing-masing kelompok sejauh tujuh meter buatlah sebuah garis lagi sebagai tanda batas daerah bebas.
Kalau pemimpin permainan mengatakan Pama, maka kelompok A harus mengejar kelompok B sampai ada yang disentuh. Yang dapat disentuh sebelum masuk kedaerah bebas adalah mati dan harus minggir.
Kalau yang dikatakan itu adalah Pami, maka kelompok B harus mengjar kelompok A.
Kalau pemimpin sedang mengatakan paaa, maka kedua kelompok itu harus bersiap-siap dan memperhatikan apa yang akan dikatakan selanjutnya, mungkin ma dan mungkin pula mi
Kelompok yang mempunyai paling banyak tawanan pada waktu permainan dihentikan, adalah pemenang.
B.    Variasi
a.    Tidak dengan kata-kata, tetapi dengan tanda-tanda misalnya dengan tanda-tanda misalnya dengan kotak korek api. Kalau kotak itu jatuh ke tanah dengan gambar yang tampak diatasnya, maka kelompok A harus mengejar kelompok B atau sebaliknya
b.    Kedua belah lengan pemimpin diayun-ayunkan ke depan dan ke belakang. Kalau tangan kanan yang diacungkan ke atas, maka kelompok yang disebelah kiri pemimpin harus mengejar kelompok yang disebelah kanan, atau sebaliknya.
4.    PENJAGA DAN RAMPOK
A.    Lapang permainan sepanjang 25 meter dibatasi dengan garis pada kedua ujungnya. Dibelakang tiap garis berdiri dua barung siaga ialah kelompok perampok (R) dan kelompok penjaga (P)
Di depan tiap barung dari kelompok R, kira-kira sepertiga dari lapangan ditaruhi sebuah benda (bola dsb).Pada tanda peluit pertama dari pemimpin, maka anak pertama dari barung-barung kelompok P harus mengejarnya. Apabila R dapat kembali ke tempatnya dengan benda yang diambilnya itu tanpa dapat ditepuk oleh anak-anak kelompok P, maka barung dari kelompok R mendapat nilai dua atau swatu apabila salah seorang dari R tertepuk. Sebaiknya kelompok P mendapat nilai apabila R tertepuk. Setelah itu benda tadi harus ditaruh lagi ke tempatnya dan permainan ini dilangsungkan oleh anak kedua dari masing-masing barung pada peluit yang kedua
Demikian seterusnya berturut-turut hingga selesai. Kemudian tempat dan tugasnya pada permainan ulangan ditukarkan.
B.    Variasi
Cara berlari dirobah dengan cara lain
5.    AWAS BUAYA
A.    Tarik dua buah garis yang menggambarkan batas-batas sungai (pantai). Di tengah sungai berdiri seorang anak lainnya dan yang disebut namanya oleh buaya harus menyeberangi sungai itu. Yang menyeberang itu harus menjadi buaya apabila tertepuk oleh buaya.
B.    Variasi
a.    Anak-anak semua serentak menyerang setelah ada tantangan dari buaya dengan kata-kata “siapa yang tidak takut padaku?” Yang kena tepukan buaya, mati
b.    Buaya berada dipulau.
Buat batas pulau itu diatas tanah, di sekeliling pulau itu ada air (buatlah batasnya). Anak-anak berdiri disekitar pantai menurut barungnya. Mereka harus memanggil buaya itu lalu melompati air ke pulau buaya dan lompat kembali apabila dia dapat ditepuk oleh buaya dan apabila waktu melompat dia menginjak air, yang mati harus minggir dan berdiri disatu tempat. Pada akhir permainan yang waktunya dibatasi sampai misalnya 3 menit, hitunglah beberapa orang yang mati dari tiap barung. Yang paling dahulu mati harus menggantikan buaya itu dan permainan dilanjutkan.
Didalam lingkaran besar membuat lagi lingkaran yang diibaratkan peti besi dengan benda-benda kekayaannya, penjaga-penjaga berdiri diatas garis lingkaran besar dan selalu bergerak diatasnya pada waktu menghalang-halangi pencuri itu tidak dapat menerobos batas penjagaannya, baik waktu masuk kedalam maupun keluar dari lingkaran, aetelah dia berhasil mendapatkan sebuah benda. Kalau pada waktu keluar mati karena tepukan penjaga maka benda itu harus dikembalikan ke tempatnya.

PERMAINAN TANPA FORMASI

MENJALA IKAN
A.    Semua anak diberi nomor misalnya dari no.1 – 30.
Nomor 1 sampai no 3 menjadi jala dengan berpegangan tangan. Nomor 4 sampai 10 menjadi ikan dan harus berkeliaran di dalam lingkaran yang dibentuk oleh anak-anak lainnya.
Jala itu harus menangkap ikan dengan tidak melepaskan pegangan tangannya (ditangkap melalui kepalanya). Ikan-ikan yang keluar dari lingkaran dianggap sebagai tertangkap. Apabila sudah ada 3 orang atau lebih yang tertangkap jala itu, maka giliran untuk menjadi jala diberikan kepada no. 11 sampai 13, dan no. 14 sampai no. 20 menjadi ikan, sedangkan anak-anak no.1 – 10 harus berdiri di batas lingkaran.
B.    Variasi
  1. Jalannya ada dua, ialah no. 1 – 3 dan 4-6, sedangkan no. 7 sampai 10 menjadi ikan. Apabilan ikan-ikan itu tertangkap maka untuk permainan selanjutnya harus diberikan gilirannya kepada no.11 – 20 dan seterusnya.
  2. Lapang permainan atau ruangan dibagi menurut contoh pada gambar. Jala dibentuk oleh enam anak dan ikan-ikan berkeliaran di dalam ruang C. ikan-ikan yang masuk ruang A dan B dianggap naik ke daratan dan tertangkap. Ikan-ikan yang tertangkap itu harus “disimpan” didaratan sampai permainan dimulai lagi. Setelah beberapa ikan yang banyaknya sudah dipastikan oleh pemimpin dapat ditangkap, maka jala itu diganti oleh anak-anak lainnya. Dalam permainan ini dapat juga diadakan dua jala.